Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja, Seorang Wanita dan Kisah Ini (7)

16 Mei 2016   23:50 Diperbarui: 17 Mei 2016   00:28 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hening ...

Aku mencoba merangkai kata kata agar Dia tidak tersinggung dengan Jawaban Ku.

" Ya Bapak mau jujur sama Kamu, Santi..". Ujar Ku, di sambut anggukan kepala nya.

" Bapak .. "

" Bapak sebenarnya sering memandangi Bunga Mawar Merah yang sangat Menarik Hati Bapak. Bunga Mawar yang telah di Hisap oleh Kumbang nya. Bunga Mawar Itu Tetap Menawan, Menarik dan Menggoda Hati Bapak Untuk Memetik nya. Tapi Tak Pernah Bapak berani Untuk Memetik nya Karena Bagi Bapak Mawar Merah itu Terlalu Anggun Untuk Di petik Dengan Memandang nya Bapak Sudah Cukup Senang." Aku menjelaskan Kepada Santi tentang Semua nya, dan pandangan Ku arahkan ke Langit Seakan Mengharapkan Senja Datang Menolong.

Sejenak Hening tak ada Suara Santi Menyahut atau Membalas penjelasan Ku, dan Sekilas Ketika melirik ke Arah Samping Ku mengecek apa yang Santi Lakukan Mata Ku tak Sengaja tertuju pada Sebuah Gundukan Gunung Kembar yang menurut Ku sangat Sempurna Tidak Terlalu Besar atau Kecil namun Padat menggantung dengan Indah nya di Tubuh Sang Mawar Merah. Ku rubah yang tadi hanya melirik, kini sudah memandangi Gundukan tersebut.

Aku baru Sadar Ketika Santi Mengeluarkan suara nya " Ehem..Ehemm".

" Apa Memang yang sedang Bapak pandangi ? Kayak nya Serius Benar LIhat nya? " Santi bertanya setengah Meledek dan Menjulurkan Lidah nya sedikit di barengi tawa kecil.

Tentu saja Aku Malu karena Kepergok Oleh Sang Empu yang Punya,

" Tidak ada apa-apa Kok San, Bapak Sedang Melihat Gundukan Gunung Kembar yang Indah yang terselimuti oleh Kaca Mata Kuda." Jawab Ku sembari tawa Kecil membalas nya.

Kemudian Kami tertawa bersama,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun