Mohon tunggu...
Tsara AmaiaPuti
Tsara AmaiaPuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Tari Universitas Pendidikan Indonesia

Halo guys! welcome to my Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Edukasi Sosialisasi IVA Test pada Perempuan

21 Agustus 2022   14:25 Diperbarui: 21 Agustus 2022   14:27 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Indonesia berupaya keras untuk memastikan terpenuhinya hak perempuan untuk hidup sehat juga bebas dari penyakit. Maka dari itu kelompok 10 dari KKN Tematik UPI bekerja sama dengan ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) kelurahan Gegerkalong untuk melaksanakan seminar  tentang IVA Test dan Program BKR. Seminar ini dilaksanakan di Aula kelurahan Gegerkalong pada hari Jum'at 4 Agustus 2022. 

Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan perwakilan dari setiap RT nya yang berjumlah 24 orang serta mahasiswa peserta KKN Tematik UPI yang sebanyak 28 orang turut serta dalam kegiatan ini. Pelaksanaan sosialisasi kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dibantu oleh Bidan serta mahasiswa KKN. 

Salah satu penyakit seputar organ reproduksi yang sangat ditakuti banyak wanita adalah kanker serviks. Risiko yang paling fatal akibat penyebab penyakit ini adalah kematian. Maka dari itu, jika seorang terdeteksi penyakit ini, penanganan yang tepat harus segera dilakukan.  Tahukah kamu? 

Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling banyak diderita wanita dari seluruh dunia, kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Virus ini seringkali ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Jenis infeksi HPV ini tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga banyak wanita yang tidak menyadari bahwa mereka positif terinfeksi. 

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang sangat umum ditemui di seluruh dunia. Menurut catatan World Health Organization atau WHO, kanker leher rahim merupakan jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang wanita. Lebih jauh, WHO juga mengamati bahwa angka kejadian dari kanker leher rahim ini lebih besar di negara-negara berkembang daripada negara-negara maju.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan bahkan mencatat bahwa kanker ini menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara. Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada perempuan Indonesia. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun. Namun, semakin bertambah usia, risiko seseorang mengalami kanker leher rahim ini semakin besar.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Apa itu IVA Test

Terdapat berbagai macam jenis pemeriksaan untuk kanker serviks. Selain pap smear yang paling populer untuk kanker serviks, maka IVA test adalah salah satu cara lain yang juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks. IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, IVA test adalah suatu cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat. Hasil pemeriksaan tes IVA yang muncul dapat melihat apakah terdapat pertumbuhan sel prakanker di dalam serviks alias leher rahim atau tidak.

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, data Globocan 2018 menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker baru di Indonesia, yakni sekitar 348.809. Peringkat tertinggi dari jumlah kasus penyakit kanker tersebut diduduki oleh kanker payudara, dan diikuti oleh kanker serviks di urutan kedua. Angka kasus kejadian kanker serviks diperkirakan sekitar 23 orang per 100.000 penduduk. Atas dasar inilah, para wanita disarankan untuk melakukan deteksi dini. 

Tes IVA adalah salah satu pilihan untuk deteksi dini kanker serviks. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan IVA? Salah satu kelebihan tes IVA ketimbang pemeriksaan lainnya adalah aman dilakukan kapan pun. Sebelum, saat, dan sesudah menstruasi tak jadi masalah.

Tambahan sumber dari Dinas Kesehatan mengenai IVA Test

Jadwal Pemeriksaan IVA adalah :

Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun

Kalau fasilitas memungkinkan lakukan setiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun

Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25 -- 60 tahun

Di Indonesia anjuran untuk melakukan pemeriksaan  IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun sekali dan, bila hasil negative (-) adalah 5 tahun sekali.

 Syarat Mengikuti Test IVA

Sudah pernah melakukan hubungan seksual

Tidak sedang datang bulan / haid

Tidak sedang hamil

Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan

Tempat Pelayanan

IVA bisa dilakukan di temapt-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya : Dokter Obgyn, Dokter Umum, Bidan,  Perawat terlatih.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dengan terlaksananya seminar Sosialisasi IVA Test di Kelurahan Gegerkalong diharapkan masyarakat khususnya perempuan dapat teredukasi mengenai Kanker Serviks dan IVA Test.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun