Mohon tunggu...
Tsani Lutvia
Tsani Lutvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sains Psikologi

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Project Based Learning dalam Meningkatkan Perkembangan Kognitif Siswa SMP/SMA

17 Juni 2023   00:19 Diperbarui: 17 Juni 2023   00:37 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan kognitif pada anak SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas) melibatkan kemampuan kognitif yang semakin kompleks dan abstrak. Beberapa tahapan perkembangan kognitif pada periode ini dapat dikaitkan dengan beberapa teori yang terkait antara lain :

1. Tahap operasi formal (Usia 11-15 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu berpikir secara abstrak dan logis, mampu melakukan pemecahan masalah yang kompleks, berpikir tentang konsep-konsep hipotetis dan mampu membuat inferensi.

  • Teori Piaget tentang perkembangan kognitif: Piaget mengemukakan bahwa pada tahap ini, anak-anak memasuki tahap operasi formal, di mana mereka mampu berpikir abstrak dan logis. Mereka dapat melakukan pemikiran deduktif dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

2. Tahap pemikiran abstrak (Usia 15-18 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan pemikiran abstrak yang lebih kompleks. Mereka dapat mempertimbangkan konsep-konsep filosofis, ilmiah, dan sosial yang lebih rumit.

  • Teori perkembangan kognitif Piaget: Piaget juga mengemukakan bahwa pada tahap ini, anak-anak memasuki tahap operasi formal yang mencakup kemampuan untuk melakukan pemikiran abstrak. Mereka dapat menghasilkan gagasan-gagasan hipotetis dan mempertimbangkan alternatif-alternatif yang berbeda.
  • Teori perkembangan kognitif oleh Lev Vygotsky: Vygotsky mengakui pentingnya faktor sosial dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini, anak-anak dapat memanfaatkan interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya untuk mengembangkan pemikiran abstrak mereka.

3.Pemikiran kritis dan reflektif (Usia 15-18 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu secara kritis mengevaluasi informasi, mengenali bias berpikir, dan mengembangkan pemikiran reflektif yang lebih matang.

  • Teori pendekatan berpikir kritis oleh Richard Paul: Paul mengemukakan bahwa tahap ini melibatkan kemampuan anak-anak untuk secara kritis menganalisis informasi, mengenali bias, dan mengajukan pertanyaan yang mendalam.
  • Teori pendekatan reflektif oleh John Dewey: Dewey menekankan pentingnya refleksi dan evaluasi diri dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan reflektif untuk memahami dan mempertanyakan pemikiran mereka sendiri.

Berdasarkan teori yang dikemukan diatas, kita dapat menganalisis metod pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia SMP hingga SMA. Salah satu metode pembelajaran yang kini diterapkan di sekolah adalar pembelajaran berbasis proyek (PjBL).

Project Based Learning ( PjBL)

Project-Based Learning (PjBL) dalam lingkup pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran di mana siswa terlibat dalam proyek atau tugas yang melibatkan penyelidikan, desain, dan pemecahan masalah nyata. Dalam pembelajaran ini, siswa belajar melalui pengalaman praktis, bekerja dalam kelompok atau individu, dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam konteks yang relevan. PjBL mendorong pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan tanggung jawab sosial siswa. memiliki peranan penting dalam meningkatkan perkembangan kognitif siswa usia SMP-SMA. 

PjBL memiliki beberapa peranan dalam meningkatkan perkembangan kognitif siswa, seperti :


1.Peningkatan keterampilan pemecahan masalah
2.Pengembangan pemikiran abstrak dan logis
3.Peningkatan kemampuan berpikir kritis
4.Stimulasi kreativitas
5.Peningkatan kolaborasi dan komunikasi
6.Peningkatan pengetahuan domain spesifik

Penerapan Project Based Learning di Sekolah

Dalam menerapkan metode PjBL, peran serta guru sangat berperan besar mengoptimalkan perkembangan kognitif siswa SMP hingga SMA. Adanya pengetahuan dan keahlian serta kreativitas masing- masing gurudalam menjalankan proses pembelajaran yang berbasis proyek, dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, baik yang tampak ataupun belum tergali dari diri masinh- masing individu. Berikut beberapa contoh penerapan Project Based Learning (PjBL) di sekolah yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif siswa usia SMP dan SMA:


1.Proyek Penelitian Ilmiah: Siswa diberikan tugas melakukan penelitian ilmiah tentang topik tertentu yang terkait dengan mata pelajaran sains atau alam. 


2.Proyek Desain Teknologi: Siswa diberikan tugas merancang dan membangun produk atau prototipe teknologi yang dapat memecahkan masalah nyata. 


3.Proyek Kewirausahaan: Siswa diberikan tugas untuk mengembangkan rencana bisnis atau proyek kewirausahaan. Mereka akan belajar tentang konsep-konsep bisnis, merancang strategi pemasaran, menghitung keuangan, dan membuat presentasi. 


4.Proyek Seni dan Kreativitas: Siswa diberikan tugas untuk membuat karya seni atau kreatif yang mengeksplorasi konsep dan teknik tertentu. 


5.Proyek Penulisan dan Jurnalisme: Siswa diberikan tugas melakukan penelitian, melaksanakan wawancara, dan menulis artikel jurnalisme tentang topik yang relevan dengan mata pelajaran bahasa atau sosial.


6.Proyek Layanan Masyarakat: Siswa diberikan tugas merencanakan dan melaksanakan proyek yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar mereka.


Dengan penerapan proyek-proyek seperti yang dijabarkan diatas, siswa SMP hingga SMA diharapkan dapat terlibat langsung dalam pembelajaran yang aktif dan relevan, sehingga meningkatkan perkembangan kognitif mereka. Mereka diajarkan untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang diperlukan dalam kehidupan nyata.

Referensi

Barus, A. M., Sari, W. W., Stephanie, L., & Rahayu, I. P. Panduan dan Praktik Baik Project-Based Learning: Menginspirasi, Mencipta, dan Mendedikasikan Karya. PT Kanisius.

Hapsari, Indirani I.(2020). Psikologi Perkembangan Anak Edisi 2. Jakarta : Campustaka

Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H. (2017). Pengaruh project based learning terhadap motivasi belajar, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran biologi. Jurnal pendidikan biologi, 7(1), 9-21.

Nuraini, N. L. S., Cholifah, P. S., Mahanani, P., & Meidina, A. M. (2020). Critical Thinking and Reflective Thinking Skills in Elementary School Learning. In 2nd Early Childhood and Primary Childhood Education (ECPE 2020) (pp. 1-5). Atlantis Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun