Aku terlahir dengan keadaan yang berbeda dengan yang lain, aku lahir dengan kondiri yang special dari yang lain, aku terlahir dengan kemampuan yang berbeda dengan yang lain, namun aku mempunyai kasih-sayang yang tidak semua orang mampu miliki. Ini semua karena ,,,,,
"TUHAN MEMPUNYAI MAKSUD DAN RENCANA YANG LAIN UNTUKKU"..
Inilah aku gadis kecil ynag berusia 7 tahun. Aku merupakan anak sorang petani dan ibu penjual sayuran. Aku mempunyai 5 saudara dan aku merupakan anak ynag paling bungsu. Sedikit kisah kehidupanku bahwa memang kenyataanya aku merupakan anak yang terlahir berbeda dari ke-empat kakak-kakakku.
KE-EMPAT kakakku memang lahir dengan kondisi atau keadaaan yang normal, sehat dan pintar hingga mendapat juara atau penghargaan dari sekolah. Lain denganku, aku terlahir dengan kekurangan yang cukup dibilang sangat memperihatinkan, aku mempunyai kekurangan dalam tubuhkan sehingga aku menjadi salah satu anak berkebutuhan khusus yakni membutuhkan perhatian, perawatan, dan pendidikan khusus.
Semua saudaraku mempunyai preastasi dan mempunyai bakat tersendiri dalam diri mereka. Namun aku lain, aku mengalami kesulitan dalam belajarku, aku tidak membawakan prastasi yang membagakan kepada kedua orang tuaku. Mengepa demikian?
Inilah kisahku, AKU, KEMAMPUANKU DAN RENCANA TUHAN UNTUKKU...
Penderita DISLEKSIA dan ASPERGER DISORDER.
Cukup jelas bagi teman-teman kan, bahwa mengapa aku kurang mampu dalam berprestasi di dalam sekolah maupun di kelas. Aku merupakan salah satu anak yang mendertita disleksia yakni kesulitan dalam belajar. Ketika kita mengalami kesulitan dalam belajar, kita hanya mampu menampung sedikit pelajaran yang kita dapatkan disekolah. Pemahaman kita dalam memahamai semua mata pelajaran tidak cukup kuta dan kita pun tidak mampu mengingat.
 "ibarat sebuah handphone memorinya full dan sekarang error.. cukup mengerikan jika kita disamakan dengan sebuah handphone yang kini telah dikenal dengan kecanggihanya. Namun secanggir apapun handphone jika sudah error maka sulit juga untuk dikembalikan. Tapi, perlu diketahui bahwa di balik handphone yang error jika ada orang selalu komitemn dan mempunyai usahan yang baik dan sabar dalam memperbaiknya maka handphone tersebut akan kembali menjadi bagus dan canggih lagi".
Begitupun kita yang menjadi anak dengan kelainan disleksia yakni berbeda dengan anak-anak yang lain. anak normal pada umumnya akan mudah dalam menampung berbagai pelajaran yang telah didapatkan, namun lain dengan kita yang susah dalam menagkap sebuah pelajaran di dalam kelas. Untuk itu, kita memerlukan pendidikan khusus, penanganan khusus dan perawatan khusus. Baik itu dari sosok seorang keluagra di rumah maupun di guru disekolah.Â
Selain itu aku juga menderita kelainan Asperger Disorder yakni gangguan dalam berkomunikasi. Kelainan ini lebih parah dari pada kelainan Disleksia. Jika terpikir oleh kita bahwa ketika mendapati seseorang yang kesulitan dalam belajar kita akan dengan senantiasa membantu teman kita dalam belajar. Bisa dilakukan dengan cara privat di rumah, bermain sambil belajar dan kegiatan yang lain yang mampu memicu minat anak dalam belajar, sehingga dengan mudah anak akan menerima pelajaran dengan baik.
Namun, berbeda dengan realita, bahwa selain disleksia yang dideritanya ada kelainan lain yang telah diderita oleh teman kita yakni Asperger Disorder, gangguan ini akan mempersulit anak dalam membantu kesulitan belajarnya. Sudah diketahui juga bahwa kesulitan dalam belajar membutuhkan bantuan dari orang lain, baik itu temannya maupun guru di sekolahnya. Namun dengan adanya kelainan Asperger Disorder menjadikan anak tersebut susah dalam berkomunikasi  dan bersosialisasi.
Untuk itu, sebisa mungkin kita sebagai orang terdekat anak yang mempunyai kelainan. Salah satunya kelainan di atas. Cara menghadapi kelainan di atas ialah, sebisa mungkin kita untuk membantu anak dalam mengatasi gangguan berkomunikasinya kemudian kita dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajarnya.
"Memang tidaklah mudah. Namun, jika terdapat usaha dan ikhtiar di sanalah jalan terbuka lebar. Karena, Rencana Tuhan tidaklah keliru, setiap manusia di takdirkan dengan jalan kehidupannya masing-masing. Dan aku menjadi salah satunya."
Baik. Sampai di sini semoga bisa memberi manfaat bagi para pembaca dan saya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H