Mohon tunggu...
tsamarooh
tsamarooh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kepribadian gak ganda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temaram

18 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan sok dekat" dengus Maki

"'Hufftt' aku kan cuma manggil, kok marah" Rika memajukan bibirnya, alisnya pun ikut menukik tajam merasa kesal. Hal itu membuat Maki berdecih sambil berkata, "sok imut"

"Suuuutt. Jangan kasar begitu dong Maki-chan" sahut Yuuta. Ia merasa tidak enak hati dengan Rika akan ucapan sahabatnya itu.

Rika tetap merajuk. Ia menyilangkan tangannya di depan dada. Yuuta juga bersih keras membujuk Maki agar mau meminta maaf. Namun hasilnya nihil, yang ia lihat hanya bola mata Maki yang memutar malas. Yuuta kebingungan, di kanan dan kirinya terdapat dua gadis yang sama-sama merajuk dengan cara yang berbeda. Lagi-lagi Yuuta hanya menghela nafasnya. Ia tak dapat mengerti bagaimana cara meredakan amarah gadis seperti mereka, lagipula Yuuta bukan perempuan. Keheningan pun menerpa mereka bertiga, yang terdengar hanya suara gemercik hujan yang tak kunjung reda. Suhu yang menurun membuat pembuluh darah menyempit. Hal ini menyebabkan aliran darah tertuju pada organ vital yang dapat menyebabkan seseorang ingin ginjal seseorang memproduksi urin dalam jumlah banyak. Begitu pula dengan Rika, gadis itu meminta izin pada tuan rumah untuk pergi ke kamar kecil.

Setelah selesai dengan urusannya, Rika membuang tisu yang ia gunakan tadi. Matanya mengerjap beberapa kali. Pupil matanya dapat menangkap hal janggal yang ada di tumpukan sampah itu.

"AAAAAAAAAAA"

Yuuta dan Maki bergegas menuju kamar kecil apartemen mereka setelah mendengar teriakan. Di sana Rika sudah terduduk lemas dengan tangan dan mata yang gemetar. Ia merengek ketakutan, memanggil ayah dan ibundanya beberapa kali sebagai pelampiasan rasa takutnya. Yuuta dengan segera berjongkok di hadapan Rika untuk memeriksa keadaannya. Rika hanya menggeleng, ia menghamburkan tubuhnya ke pelukan Yuuta. Dengan terbata-bata ia menjawab, "A-ada jari di dalam situ, b-berdarah banyak" Lantas Yuuta dan Maki membelalakkan matanya. Maki yang tidak percaya langsung memeriksa kebenaran dari perkataan Rika.

Maki melangkah mundur. Rika berkata jujur, bukan sekata-kata hanya ingin mendapatkan perhatian dari sahabatnya.

"Kenapa ada di sini?" Ucapnya dalam hati. Wajah kebingungan Maki menarik Yuuta untuk angkat bicara, "Benar ada?"

Mulut Maki terasa kaku untuk digerakkan, anggukan kepala ia layangkan sebagai jawaban. Yuuta berdiri, hendak mengantar Rika kembali ke rumahnya agar tenang. Namun tangannya ditahan oleh Maki, "Kamu kan yang lakuin ini?" Tanya Maki.

"Hah? Kamu jangan ngelantur, aku mau antar Rika-chan ke rumahnya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun