Panggil seseorang dari balik pintu apartemennya. Yuuta pun mendengus sebal "Siapa sih malem malem begini?"
Dilihat teman sekelasnya sedang berdiri tegak dengan senyum lebar sambil membawa kantong belanja yang diduga berisi jajanan dari supermarket.
"TARAAAAAAA" Kejutnya.
"Rika-chan, tolong jangan teriak. Kamar sebelah bisa komplain nanti"
"Hihihi, gomen gomen, aku masuk ya"
"Hei! Kamu ini main nyelonong masuk aja"
Alis Yuuta meruncing kala tubuhnya sedikit terhuyung karena temannya yang tiba-tiba masuk. Tanpa memusingkannya Yuuta ikut masuk ke ruang tamu di mana temannya, Rika sudah duduk bersantai seperti tuan rumah. Tak berselang lama, Maki kembali dari ruang laundry. Bagaikan buku yang terciprat air, senyum indah di wajah Maki luntur seketika melihat seorang perempuan yang memandangi sahabatnya dalam jarak dekat.
Cemburu? Selama ini Maki tak pernah mengakui akan hatinya yang memanas saat tahu bahwa sahabatnya itu dekat dengan perempuan lain. Bahkan ia hanya mendengus, mengoceh, dan mengomeli Yuuta tanpa Yuuta tahu apa penyebabnya. Yang ia tahu akhir-akhir ini muncul kabar bahwa Maki telah menyakiti siapa saja yang sudah melewati batas kedekatan dengan dirinya dari orang lain. Bahkan Yuuta telah memperingatkan Maki perkara semua masalah yang Maki buat. Bukan hanya dirinya yang kena imbas, namun juga nama baik Maki akan tercoreng jika ia terus melakukan kebiasaan buruknya itu.
Kali ini Yuuta pun melihat lirikan tajam yang Maki layangkan pada Rika. "Ki, sini gabung" panggil Yuuta memecah keheningan.
Kemudian Maki duduk di sisi Yuuta yang lain. Dilihatnya Rika tersenyum manis pada Yuuta juga padanya. Terlintas dipikirannya kalau Rika hanya melakukan pencitraan di sini. Jahat sekali memang, tapi apa yang dapat diharapkan dari seorang gadis seperti Maki? Bahkan ia sering kali berpikiran buruk pada dirinya sendiri.
"Hai Maki-chan, mukamu galak sekali sih"