Mohon tunggu...
Tsamara Amany
Tsamara Amany Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Universitas Paramadina | @TsamaraDKI on Twitter

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sistem Khilafah di Indonesia, Bisakah?

14 Mei 2016   20:09 Diperbarui: 4 April 2017   16:12 8298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marilah kita kembali mengingat era Orde Baru. Di era tersebut, sistem Indonesia memang bukan Khilafah, namun Soeharto memegang kekuasaan absolut karena memimpin langsung lembaga eksekutif dan memiliki kekuataan untuk mengatur lembaga legislatif dan yudikatif. Akibatnya yang terjadi adalah kediktatoran. Lupakan saja izin untuk melawan pemerintahan seperti yang diberikan Ali, mengkritik rezimnya saja berpotensi kehilangan nyawa.

Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan absolut tidak bisa diberi ke sembarang orang. Tidak ada satu orang pun yang mampu memegang kekuasaan absolut di era saat ini. Sebab kekuasaan semacam ini justru akan menjerumuskan seorang pemimpin dan membuatnya memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan dirinya sendiri, hal ini justru akan makin menjauhkan kita dari syariat Islam yang menjunjung tinggi keadilan.

Sesungguhnya sistem yang kini dianut oleh Indonesia jauh lebih baik untuk era saat ini. Pemimpin merupakan orang biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, rakyat yang memilihnya memiliki hak untuk mengkritik pemimpin tersebut tanpa takut kehilangan apapun. Kekuasaan pemimpin di Indonesia setelah reformasi tidak absolut sehingga ketika sang pemimpin melakukan kesalahan dan merugikan rakyat Indonesia, bukan tidak mungkin pemimpin tersebut dijatuhkan melalui mekanisme hukum yang ada.Dengan sistem ini, pemimpin dipaksa menjalankan kehendak rakyat dan nilai-nilai keadilan yang sesuai dengan syariat Islam lebih memungkinkan untuk terealisasi.  

Tsamara Amany

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun