Mohon tunggu...
Tsamara Amany
Tsamara Amany Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Universitas Paramadina | @TsamaraDKI on Twitter

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menilai Menteri Baru Jokowi

12 Agustus 2015   17:57 Diperbarui: 12 Agustus 2015   17:57 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Perdagangan

Rahmat Gobel akhirnya kandas juga di tengah jalan. Mungkin dari semua menteri yang direshuffle, Rahmat Gobel memiliki nasib paling menyedihkan. Ia dicopot di tengah-tengah kenaikan harga daging sapi yang fantastis. Bukan hanya itu, Gobel juga merupakan menteri yang dianggap paling bertanggung jawab atas kasus dwelling time yang membuat Presiden Jokowi marah di Tanjung Priok. Hal itu diperkuat dengan penetapan tersangka Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri oleh Polda Metro Jaya. 

Presiden Jokowi di Tanjung Priok mengancam akan mencopot menteri yang menyebabkan hal ini. "Jika sudah susah seperti ini, bisa saja orang di lapangannya saya copot, bisa saja Dirjennya saya copot, atau bisa juga menterinya yang saya copot," kata Jokowi mengungkapkan kekesalannya. Apakah ini bukti bahwa Gobel merupakan menteri yang dicopot Jokowi sebagai imbas dari kasus dwelling time? Hanya Presiden Jokowi yang bisa menjawabnya.

Thomas Lembong atau Tom Lembong menggantikan Rahmat Gobel. Namanya jarang terdengar oleh publik. Apalagi nama Tom Lembong tidak masuk dalam daftar dari nama-nama yang beredar. Ia dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses dan mendapat penghargaan Young Global Leader dari World Economic Forum (Davos) pada 2008. Latar belakang pendidikannya sama sekali tidak terkait jabatan yang didudukinya sekarang ini, Tom Lembong merupakan sarjana seni dari Harvard University. Meski begitu latar belakang pendidikan bukan segalanya, yang terpenting Tom Lembong dapat menyelesaikan persoalan riil di masyarakat. Kita dapat belajar Susi Pudjiastuti yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang baik, tapi justru menjadi menteri terbaik kabinet kerja. 

Kepala Badan Percepatan Pembangunan Nasional

Andrinof Chaniago merupakan bukti bahwa pengamat belum tentu dapat mengimplementasikan apa yang sering diucapkan di media. Selama sembilan bulan menjadi menteri, Andrinof hanya mengumbar optimisme tanpa menjelaskan langkah konkrit apa yang sudah dilakukan pemerintah sehingga publik dapat optimis. 

Sofyan Djalil digeser dan kini menempati posisi Kepala Bappenas. Secara obyektif, Sofyan Djalil tidak lebih baik dari Andrinof Chaniago. Pergeseran ini lebih bernuansa politis, bukan karena inkompentensi Andrinof Chaniago. Sayang sekali. 

Sekretaris Kabinet

Andi Widjajanto yang dituduh sebagai salah satu dalang menjauhnya Presiden Jokowi dari partainya sendiri, kini harus mengemasi barangnya. Posisinya digantikan oleh salah seorang terdekat Megawati, Pramono Anung. Meski begitu, Andi memang layak untuk direshuffle. Berkali-kali Istana melakukan kesalahan kecil yang tak seharusnya dilakukan. Hal ini menunjukkan buruknya administrasi pemerintah. 

Andi yang harusnya menjadi benteng terakhir sebelum Presiden menandatangani segala surat masuk, justru menjadi malapetaka bagi Presiden sendiri. Dimulai dari kasus kenaikan DP mobil pejabat, salah memberi informasi ke Presiden terkait hutang IMF, dan lain sebagainya. Di sisi lain, Pramono Anung dikenal sebagai administrator yang bagus. Bisa saja dengan keberadaan politisi di inner circle Istana, membuat stabilitas politik dapat tercapai. Apapun itu hubungan baik Presiden dan partai politik penting. Tanpa itu, tidak akan ada pembangunan yang tercapai. 

Reshuffle kali ini lebih terkesan mendadak karena melihat pasar yang mulai kehilangan kesabaran. Reshuffle tentunya harus disertai langkah konkrit. Tanpa itu, tidak akan ada perbaikan ekonomi Indonesia. Inilah kesempatan kedua Presiden Jokowi untuk memulihkan kepercayaan rakyat. There's no third chance. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun