Saat lagi main sama bayiku, si kecil iseng jambak rambutku. Daaan prull, segenggam rambut dia dapatkan. Yups. Rambutku rontok parah. Sampai takut untuk menyisir rambut. Eh, maaf. bukan sekadar rontok, melainkan habis. Gundul polos. Aku mengalami alopecia aerata.
Bukan hanya rambutku yang rontok, melainkan semua bulu yang ada di tubuhku. Aku nggak punya bulu hidung, alis, bulu mata, bulu ketiak, dan bulu-bulu yang lain. Habis semuanya, bahkan kuku ini juga copot. Aku nggak punya kuku. Hehehehe ....
Kehilangan Pengelihatan
Kisah Perjuangan Penderita Lupus - Pagi itu pas bangun tidur. Aku menyuruh suami untuk menyalakan lampu karena pasti sudah pagi, sambil berkata, "Mas, pean di mana?"
Suami langsung mengeraskan suara,"Jangan becanda!"Â
Apanya yang becanda. Ini gelap dan aku serius. Suami mengguncangkan tubuhku. Aku menangis menyadari mataku yang sudah tidak berfungsi. Ya. Aku buta. Aku langsung teriak. Sepertinya ini adalah punya kesedihanku bersama Lupus. Aku tidak bisa melihat suamiku. Aku tidak bisa melihat wajah mungil anakku. Aku nggak bisa melihat dunia ini.
Seketika itu suami langsung membawaku ke Rumah Sakit. Dokter mata bilang, aku mengalami pengelupasan sel syaraf retina atau retinal detachment. Lemas tak berdaya. Hidupku serasa hancur. Dokter memberiku opsi operasi mata. Jika berhasil kemungkinan aku kembali melihat hanya sebatas jarak lima jari, jika gagal aku harus buta permanen.
Aku konsul ke penyakit dalam. Di sana diberitahu jika kebutaanku diakibatkan karena Lupus yang berulah. Jika Lupusnya terkendali, Insyaallah matanya pun bisa kembali melihat. Dan benar, entah beberapa bulan setelah itu, perlahan aku kembali menemukan pengelihatanku. Alhamdulillah.
Berdamai dengan Lupus
Aku tahu akan hidup bersama Lupus selamanya, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku bisa hidup dengan Lupus. Aku punya Lupus, tapi Lupus tidak akan bisa memilikiku. Aku bersepakat untuk berdamai dengan Lupus dan menjadikannya sahabatku.
Aku penyandang Lupus, tapi aku akan tetap berjuang untuk hidupku, anakku, keluargaku, dan orang yang merasa membutuhkanku. Semangat untuk diriku. Kisah Perjuangan Penderita Lupus By Shalys Chan (Tsalits Faizah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H