Mohon tunggu...
Tsalits Faizah
Tsalits Faizah Mohon Tunggu... Freelancer - Bukan siapa-siapa

Mau nulis aja.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ucapan adalah Doa - Bagaimana Bisa?

7 Juni 2023   10:38 Diperbarui: 7 Juni 2023   13:47 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan adalah doa - Pict by: dream.co.id

Kemarin aku membaca postingan member salah satu grup Facebook. Kurang lebih tulisannya seperti ini:

Sungguh bodoh yg mengatakan setiap ucapan adalah Doa. Benar-benar tak habis fikir. Kok ada yg percaya.

Aku sempat tergelitik membacanya, apalagi baca komentar-komentarnya. Kata netizen, membaca komentar adalah hiburan baru dan gratis. Hehehe

Kembali ke 'ucapan adalah doa'. Benarkah sesuatu yang kita ucapkan diartikan Tuhan sebagai wujud doa kita?

Bagaimana logikanya?

Sesuatu yang tidak logis, bukan berarti tidak ada. Bisa saja logika dan pengetahuan kitalah yang belum sampai untuk ke sana.

Tapi bukan pula 'ucapan adalah doa' merupakan  kalimat yang tidak bisa diterima logila. Sangat logis kok, jika ucapan adalah bentuk lain dari doa kita.

Pendekatan dengan Ilmu Hypnosis

Sudah sering aku bahas, sesuatu yang kita ucapkan, apalagi jika diucapkan berulang-ulang itu akan menjadi belief system baru di otak kita.

Apa yang kita ucapkan, apa yang kita hayati, apa yang kita yakini, akan terekam di pikiran bawah sadar kita.

Pikiran bawah sadar sangatlah powerful. Dalam sebuah teori mengatakan jika hampir 90% kehidupan kita dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar.

Hebat, bukan? Pikiran bawah sadar ini kerjanya autopilot, sesuai dengan apa yang kita setting, sesuai dengan apa yang kita sugestikan.

Sayangnya, pikiran bawah sadar sulit untuk bisa mengenal mana kenyataan dan mana ucapan settingan. Dia akan mempercayai yang kita ucapkan. Dia akan membentuk kita sesuai apa yang dia percayai.

Apalagi ketika kita berada di gelombang otak theta, di mana sugesti akan lebih cepat masuk dan ditangkap oleh pikiran bawah sadar.

Ucapan Adalah Doa Hanya Bohong Belaka?

Kita ambil contoh, Si A selalu berkata, "Semua lelaki sama saja."

Kata-kata itu terus dia ulang, mau tidur (masuk gelombang theta) sampa terbawa mimpi dia selalu mengulang itu.

Apa yang terjadi? Pikiran bawah sadar menangkap itu sebagai keyakinan baru. Dan dari keyakinan itulah terbentuklah kenyataan jika 'semua laki-laki sama saja'.

Ia akan mulai menemukan bukti-bukti dari apa yang dia yakini. Hubungan retak terus, ditinggal cowoknya selingkuh, ada orang ke tiga dan sebagainya.

Jika kita mau berpikir sebentar, banyak sekali kok, contohnya. Tinggal kita mau mengakui atau tidak. Dan dari sini jugalah konsep hukum tarik menarik (LoA) sedikit terjabarkan. Kita akan menarik apa yang kita pikirkan.

Jika sudah begini, yakin masih belum menganggap jika pikiran adalah doa?

"Tapi ketika aku berpikir makan enak, kok nggak kunjung dapat makanan enak?"

Yang namanya doa, pasti ada yang terkabul sekarang, nanti, atau bahkan tidak terkabul. Kita sebagai hamba yang wajib tahu diri.

Kita siapa, sampai bisa ngatur-ngatur Tuhan untuk mengabulkan apa yang kita inginkan? Kita sudah melakukan amal baik apa, sampai mau mendikte Tuhan?

Ada hal yang bisa kita kendalikan, ada pula hal yang tidak bisa kita kendalikan. Fokus saja pada hal yang bisa kita atur. Untuk yang tidak bisa kita atur, serahkan saja sama Tuhan.

Kita cukup mempunyai pikiran baik pada Tuhan, mengendalikan apa yang kita pikirkan. Karena kita adalah produk dari pikiran kita.

Jika ingin mengubah kehidupan, ubah dulu rasamu, ubah dulu getaranmu, ubah dulu pikiranmu. Dan Tuhan akan mengubah hidupmu.

Tsalits FZ, C.Ht.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun