Mohon tunggu...
Tsabita Sulistyorini
Tsabita Sulistyorini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inferiority Complex dalam Berbangsa

24 Desember 2023   17:52 Diperbarui: 24 Desember 2023   17:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam inferiority complex semua perasaan ditunjukkan melalui kompensasi atau reaksi berlebihan (Heidbreder E.F., 1927) yang didorong dari alam bawah sadar terhadap suatu hal.

Reaksi berlebihan atau yang lebih sering disebut overreaction ini bisa dilihat dari sikap masyarakat yang terlalu menghargai karya asing berdasarkan "Indonesian Reference".

Overreaction ini juga terlihat sebagai bentuk adanya masyarakat yang ingin diakui oleh bangsa asing yang bagi mereka lebih tinggi derajatnya. Misalnya memberikan tanggapan positif---kadang lebih kearah membual---terhadap kreator asing yang membuat konten dengan mengangkat nama Indonesia.

Apasih penyebab bangsa Indonesia terjangkit inferiority complex?

Singkatnya, hal ini karena bangsa Indonesia pernah dijajah selama ratusan tahun oleh bangsa asing. Dulu, saat bangsa barat menjajah, mereka menerapkan penggolongan kasta individu dan menempatkan golongan pribumi di paling bawah. Hal tersebut pastinya berpengaruh banget pada pemahaman rakyat Indonesia, mereka merasa bahwa dirinya lebih inferior dibanding masyarakat barat dan perlahan meyakini bahwa segala standar mengenai hal-hal baik berpusat kepada bangsa barat.

Keadaan tersebut melahirkan kondisi dimana kepatuhan masyarakat lokal berkiblat pada apa yang mereka anggap ideal yang kemudian terlihat pada perilaku 'sopan santun' berlebihan pada mereka yang dianggap superior. Meskipun telah lepas dari jajahan, hal tersebut tak serta merta membuat bangsa Indonesia lepas dari perasaan inferior.

Gimana kalau perasaan inferior dibiarin terus menerus?

Perasaan inferior yang terus menerus memungkinkan berubahnya menjadi perasaan superior. Kenapa bisa begitu? Itulah yang disebut sebagai mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan buat apa? Buat nyembunyiin perasaan inferioritas mereka dengan cara kompensasi berlebih. Kompensasi berlebih yang dimanifestasikan dalam bentuk bluffing (seni membuat lawan berpikir bahwa kita memiliki tangan yang kuat walaupun sebenarnya tidak) inilah yang sering dikaitkan dengan superiority complex. Perbedaannya hanyalah, bluffing itu perasaan superior yang palsu dengan tindakan agresif dalam rangka pemenuhan harga diri.

Dalam konteks berbangsa sendiri, perasaan inferior tentu tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Hindari pemikiran bahwa bangsa Indonesia tidak dapat bersaing dengan bangsa asing terlebih dahulu, karena pemikiran tersebut mengurangi keluarnya potensi yang mungkin dimiliki. Lalu, kita juga harus bisa menghindari rasa kagum yang berlebihan terhadap bangsa asing, apresiasi sewajarnya yang memang patut untuk diapresiasi. Kekaguman yang besar terhadap bangsa lain dapat berimbas menjatuhkan bangsa sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun