Mohon tunggu...
Tsabita Sulistyorini
Tsabita Sulistyorini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inferiority Complex dalam Berbangsa

24 Desember 2023   17:52 Diperbarui: 24 Desember 2023   17:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Wow! Amazing, that's my country, thank you for visiting Indonesia."

"Yes, you should visit Raja Ampat or another beach in Indonesia. That's so beautiful!"

"Thank you for trying Indonesia's traditional food, you must try the deliciousness of rendang, it's so good to taste!"

"Obama likes sate bakso from Indonesia! I'm proud to be Indonesian."

Pasti kamu pernah kan menemukan respon-respon semacam itu entah di blog, tweet, postingan instagram atau konten apapun di media sosial? Pernah gak kamu bertanya-tanya kenapa sih harus bangga sampai sebegitunya?

"Itu sekedar apresiasi aja kok ke pihak luar karena udah ngangkat negara kita di konten mereka."
"Sekedar mengekspresikan ke pihak luar kok kalau kita negara yang ramah!"

Mungkin di perspektif kita sepertinya hal itu terlihat luar biasa, tetapi di mata orang asing hal itu hanya sekedar lewat. Lalu kenapa mereka 'mengangkat' nama Indonesia jika bagi mereka itu biasa saja? Inferiority complex lah jawabannya.

Apa itu inferiority complex?

Gampangnya, inferiority complex mirip saat kamu merasa bahwa kamu gak lebih hebat dari orang lain disekitarmu. Iya, mirip juga dengan seseorang yang sedang memiliki kepercayaan diri rendah atau biasa dikenal dengan istilah down. Dampak dari rasa inferior ini bisa menimbulkan banyak perubahan dalam hidup seseorang mulai dari cara bergaul hingga cara pengambilan keputusan penting.

Terus apa hubungannya dengan bangsa Indonesia? 

Inferiority complex gak hanya menjangkit seseorang, tetapi juga suatu bangsa. Nyatanya, kondisi tersebut sudah terjadi pada bangsa kita. Kok bisa begitu, emangnya Indonesia kenapa? Banyak kok gejalanya, mulai dari banyak masyarakat yang menganggap bahwa budaya asing  keliatan lebih keren dari budaya bangsa sendiri. Terus ketika kita lebih memilih produk asing daripada produk lokal dengan alasan produk asing 'katanya' lebih bernilai dari segi kualitas, bahkan bagi sebagian orang membeli produk asing bisa diartikan kaya 'memberi makan' gengsi semata.

Contoh lebih umumnya lagi, pasti kamu pernah menemukan orang Indonesia yang beranggapan kalau foto dengan bule tuh sebuah kebanggaan tersendiri. Padahal kalau dipikir-pikir, misalnya kita ke luar negeri apa mereka akan bangga sebegitunya kalo berhasil foto bareng kita? Faktanya, sih, tidak, hal inilah yang menunjukkan kalau bangsa kita udah akut banget inferiority complex-nya.

Ekspresi dalam inferiority complex 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun