Â
Bukan merupakan rahasia lagi kalau makanan yang kita konsumsi dapat mempengaruhi kesehatan kita termasuk daya tahan tubuh. Kenapa bisa begitu? Karena makanan yang kita konsumsi mengandung zat gizi yang membantu dan bahkan meningkatkan fungsi tubuh kita.
Pada masa pandemi COVID-19 dengan varian-varian virus yang terus berkembang, tentunya zat gizi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat menjadi salah satu cara untuk menangkis varian-varian virus selain dengan menggunakan masker dan menjaga jarak di keramaian.
COVID-19 sendiri adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan inflamasi akibat sistem imun yang bekerja untuk melawan virus SARS-CoV-2 dimana inflamasi adalah bagian dari respon sistem imun terhadap cedera dan infeksi yang biasa disebut dengan peradangan. Oleh karena itu, makanan anti inflamasi dapat menjadi makanan yang sebaiknya dikonsumsi dalam masa pandemi ini.
Bagaimana makanan anti inflamasi bekerja? Kandungan anti inflamasi dalam makanan yang dimaksudkan adalah makanan yang mengandung antioksidan dimana antioksidan berfungsi untuk menurunkan jumlah radikal bebas yang memicu inflamasi di dalam tubuh.
Jadi, apa saja makanan anti inflamasi yang harus dikonsumsi? Makanan anti inflamasi tentunya tidak lepas dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Sayur-sayuran yang disarankan adalah sayuran berdaun hijau seperti bayam, kubis, kol, dan brokoli karena tinggi antioksidan seperti vitamin A, C, dan K juga mineral.
Untuk buah-buahan sendiri, buah-buahan berwarna cerah seperti jeruk, ceri, dan keluarga beri disarankan karena buah-buahan berwarna cerah mengindikasikan mereka tinggi antioksidan seperti vitamin A, C, B, E, dan K.
Selain sayur-sayuran dan buah-buahan, sumber protein rendah lemak seperti ikan salmon, tuna, sarden, ikan kod, dan kembung karena tinggi asam lemak omega 3 dimana asam lemak omega 3 meningkatkan kadar lemak baik atau HDL (high density lipoprotein) yang membantu mengurangi inflamasi.
Teh hijau dan cokelat juga memiliki kandungan anti inflamasi, loh! Senyawa katekin dan epigallocatechin gallate (EGCG) yang terkandung dalam teh hijau memiliki sifat anti inflamasi dan senyawa flavonoid yang terkandung dalam cokelat memiliki sifat anti inflamasi.
Selain itu, minyak zaitun juga tinggi kandungan anti inflamasi karena efek oleocanthalnya yang tinggi dimana efek oleocanthal adalah salah satu antioksidan.