Mohon tunggu...
Tsabit
Tsabit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kadang menulis, kadang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

6 Hal yang Penting untuk Diketahui Sebelum Pergi ke Psikolog

9 November 2023   08:00 Diperbarui: 9 November 2023   08:02 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak alasan seseorang ingin berkonsultasi dengan psikolog. Masalah keluarga, finansial, kehidupan kerja, kehidupan pribadi, dan sebagainya. Meskipun begitu, pergi ke psikolog tidak harus melulu tentang masalah. Seseorang bisa saja pergi ke psikolog untuk mengeksplorasi diri dan meningkatkan kualitas hidup secara umum. 

Sebagaimana pengalaman pertama lainnya, pergi ke psikolog pertama kali bisa jadi membingungkan. Kamu mungkin bertanya-tanya terkait ekspektasi apa yang perlu kamu pasang, atau situasi seperti apa yang akan kamu hadapi nanti. 

Berikut ini adalah 6 hal yang penting untuk diketahui sebelum ke psikolog:

Gugup itu wajar, tapi jangan bohong

Setelah lama menimbang-nimbang, kamu akhirnya memutuskan untuk pergi ke psikolog. Sesampainya di sana, kamu merasa gugup dan cemas. Kamu membayangkan orang yang baru saja kamu temui ini akan mengetahui segala hal tentang kamu.

Keinginan berbohong mulai muncul. Kamu mungkin akan berbohong terkait kebiasaan kamu sehari-hari, atau bagaimana kamu menghadapi stres. Kamu merasa malu akan dirimu.

Akan tetapi, berbohong akan menunda proses perubahan. Psikolog tidak dapat membantu kamu secara optimal jika keadaanmu saat ini tidak tergambar sepenuhnya. 

Ingat bahwa kamu menginvestasikan waktu, biaya dan tenaga yang kamu miliki untuk pergi ke psikolog. Dengan berbohong, kamu akan membuat upayamu sia-sia.

Psikolog bukan cenayang

Psikolog menggunakan 'alat-alat' seperti wawancara, observasi, atau kuesioner untuk menggali kepribadian dan gejala-gejala suatu gangguan yang dimiliki seseorang.

Psikolog tidak akan tahu segala hal tentang dirimu hanya dengan melihat sekilas. Oleh karena itu, terutama di sesi pertama, persiapkan diri untuk mengisi kuesioner dan menjawab berbagai pertanyaan terkait dirimu.

Menemukan psikolog yang cocok membutuhkan waktu

Setiap psikolog memiliki gaya khas dan pendalaman teori yang berbeda-beda.

Psikolog yang memiliki bidang penanganan yang sama pun akan berbeda satu sama lain, karena seorang psikolog adalah seorang manusia. Bagaimanapun juga, penggunaan metode-metode psikoterapi atau konseling akan bergantung pada penggunanya, yaitu psikolog.

Jika kamu merasa belum cocok dengan satu orang psikolog, jangan buat hal itu menghentikan kamu dari mencari pertolongan, ya. Kamu bisa mencari psikolog lain dengan melihat latar belakang, keahlian, dan pendalaman teori yang kira-kira cocok dengan kamu.

Psikolog tidak bisa dijadikan teman

Tujuan dari hubungan antara psikolog-klien adalah pemenuhan kebutuhan klien. Psikolog menggali kepribadian dan kehidupan klien untuk membantu klien dalam menghadapi masalah-masalah yang dimiliki, dengan tujuan untuk memandirikan klien dalam menghadapi masalahnya.

Sedangkan, dalam hubungan pertemanan, dua pihak akan saling mengenal satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam hubungan ini, rasa saling tergantung wajar dimiliki.

Masalah terjadi jika rasa ketergantungan muncul pada diri klien terhadap psikolog. Terdapat batasan yang harus dijaga untuk memastikan profesionalitas penyediaan layanan. Ketika batasan ini dilewati, proses perubahan yang diharapkan oleh klien bisa terhambat.

Agar perubahan terwujud, kamu perlu terlibat

Jika kamu berharap perubahan akan terjadi seketika setelah sesi pertama konseling selesai, kamu salah besar.

Dalam hubungan terapeutik, klien adalah tokoh utama yang memegang kendali terhadap pikiran, perasaan, dan perilaku yang ia miliki. Sedangkan, peran psikolog adalah mengarahkan, memfasilitasi perubahan, dan memberikan timbal balik.

Klien perlu terlibat dalam proses perubahan tersebut. Keterlibatan kamu ditunjukkan melalui kehadiran dalam sesi yang sudah dijadwalkan, kesiapan dalam mengikuti sesi, dan usaha kamu dalam mengerjakan homework yang diberikan oleh psikolog.

Terkadang, kamu perlu mengukur ekspektasi dan kesiapan kamu dalam menghadapi perubahan

Perubahan adalah sesuatu yang kompleks.

Kalau kemarin belum tahu apa yang harus diperbaiki, sekarang sudah sadar. Wawasan kita terhadap diri kita akan selalu meningkat selama kemauan untuk belajar ada. Meskipun belum mencapai tujuanmu, hal itu juga termasuk sebuah perubahan.

Perubahan juga merupakan hal yang sulit dan tidak nyaman. Wajar jika kamu membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri masuk ke 'zona' perubahan tersebut. Dengan mengetahui hal itu, kamu akan bisa menyesuaikan ekspektasi dengan kesiapan yang kamu miliki.

Demikian adalah 6 hal yang penting diketahui sebelum pergi ke psikolog. Semoga artikel ini membantu kamu untuk memasang ekspektasi dan mengukur situasi yang akan kamu hadapi di sesi pertama kamu nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun