Mohon tunggu...
Tsabit
Tsabit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kadang menulis, kadang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

4 Kemampuan Kognitif yang Terganggu Ketika Depresi

1 Agustus 2023   13:00 Diperbarui: 1 Agustus 2023   13:09 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam DSM-V TR, depresi merupakan gangguan mental yang termasuk dalam kelompok mood disorder, atau gangguan suasana hati.

Dua gejala utama dari depresi adalah: 1) hilangnya minat dalam kegiatan sehari-hari, dan 2) munculnya suasana hati yang rendah, seperti perasaan sedih, bersalah dan tidak berharga yang persisten selama dua minggu. 

Diagnosa gangguan depresi hanya dapat diberikan oleh psikolog atau psikiater profesional. Jika kamu merasakan gejala-gejala tersebut, kunjungi psikolog/psikiater terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang kamu butuhkan.

Selain dua gejala utama tersebut, depresi memiliki kriteria-kriteria lain. Salah satu kriteria dari gangguan depresi dalam DSM-V TR adalah hilangnya kemampuan individu untuk berkonsentrasi dan indecisive, atau bimbang dalam membuat keputusan, hampir setiap hari.

Kriteria ini berkaitan dengan kemampuan kognitif seorang individu. Kemampuan kognitif membantu kita dalam merencanakan, membuat keputusan, mempelajari hal baru, dan melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pada orang dengan depresi, kemampuan-kemampuan kognitif ini dapat terganggu, yang menyebabkan seseorang dengan depresi kesulitan dalam menjalani hari-harinya. 

Perlu diketahui bahwa tingkat terganggunya kemampuan-kemampuan kognitif tersebut sangat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Usia, tingkat keparahan depresi, durasi depresi, serta perawatan yang dipilih individu dapat memengaruhi hal tersebut.

Berikut adalah empat kemampuan kognitif yang terganggu ketika depresi dan dampak nyatanya pada kegiatan sehari-hari:

  1. Processing speed (kecepatan pemrosesan)

Processing speed adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk merespon dan mengolah informasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, processing speed dapat terlihat pada proses pembelajaran dan penyelesaian tugas.

Misalkan, untuk menyelesaikan sebuah makalah, kamu perlu membaca berbagai artikel, memilah materi-materi yang relevan dengan topik makalah yang dikerjakan, dan memindahkan informasi-informasi tersebut ke dalam makalah dalam bentuk yang sudah diparafrase.

Kecepatan dari proses-proses tersebut bergantung pada processing speed. 

Pada individu dengan depresi, kemampuan ini seringkali terganggu, sehingga seseorang dengan depresi butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas. Artinya, seseorang dengan depresi juga memiliki beban mental yang lebih banyak ketika menyelesaikan tugas dibandingkan dengan individu yang sehat.

  1. Attention (atensi)

Attention adalah kemampuan individu untuk menyeleksi dan mempertahankan objek perhatian untuk berada dalam pikirannya secara terus menerus dan mengabaikan objek-objek lain yang tidak relevan dari lingkungan sekitarnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, attention berperan dalam kegiatan membaca, menyelesaikan serial televisi, menikmati waktu senggang, hingga belajar dan bekerja.

Ketika kemampuan ini terganggu, seseorang akan kesulitan memilih objek mana yang harus dipertahankan di dalam pikirannya.

Dampaknya, individu dengan depresi dapat memiliki kesulitan dalam menikmati waktu senggang maupun bekerja. 

Misalkan, ketika menonton televisi, alih-alih fokus terhadap apa yang disajikan di televisi, individu dengan depresi mungkin terganggu dengan perasaan-perasaan hampa dan sedih yang mendominasi.

Dengan begitu, kualitas kehidupan seseorang dapat berkurang drastis.

  1. Working memory (memori kerja)

Working memory menandakan kapasitas individu dalam mempertahankan informasi dan memperbaharui aspek-aspek terkait informasi tersebut seiring bertambahnya informasi yang masuk.

Working memory membantu individu untuk melakukan berbagai tugas dan kegiatan tanpa melupakan apa yang sedang dikerjakannya. Kemampuan ini juga bekerja ketika individu mempelajari sesuatu.

Ketika working memory terganggu, individu akan mengalami kesulitan dalam mempelajari hal-hal baru. Individu juga akan kesulitan untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya dengan tangkas. 

Kemampuan seseorang dalam membuat keputusan juga akan terganggu. Dalam membuat keputusan, seseorang perlu mempertimbangkan risiko dan konsekuensi dari berbagai pilihan yang ada.

Terganggunya kemampuan ini pada orang dengan depresi menyebabkan orang tersebut menjadi indecisive, karena beban mental untuk mempertimbangkan pilihan dalam keputusan terasa lebih berat dan menyulitkan.

  1. Executive function (keberfungsian eksekutif)

Executive function merupakan kemampuan individu untuk mampu memonitor dan mengatur proses pikirannya sedemikian rupa sehingga memunculkan perilaku-perilaku yang berorientasi tujuan.

Executive function mencakup tiga fungsi kognitif, yaitu: inhibition, cognitive flexibility, dan working memory.

Inhibition merupakan kemampuan untuk menghambat respon-respon yang 'otomatis' dari diri seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari, inhibition berguna untuk menghambat ruminasi pikiran negatif atau emosi yang menahan kamu dari bekerja. Atau, menghambat keinginan untuk scroll tiktok dan instagram ketika pelajaran di kelas sedang berlangsung.

Kemampuan cognitive flexibility terletak pada bagaimana kamu mengatur dan mengganti prioritas pada hari itu. Misalkan, setelah mengatur prioritas untuk satu hari, satu urusan penting mendadak muncul, yang mengharuskan kamu untuk mengatur ulang prioritasmu.

Seberapa fleksibelkah kamu? Apakah kamu dapat bereaksi dengan tenang, atau malah panik dan cemas? Bagaimana kamu menjalani prioritas yang sudah kamu atur ulang setelah itu?

Pada orang dengan depresi, cognitive flexibility yang menurun akan membuatnya terlihat kaku atau rigid serta cenderung menutup diri dari banyak kesempatan.

Sedangkan, working memory, seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, berfungsi agar kamu tidak melupakan kegiatan apa saja yang sudah kamu lakukan dan apa yang akan kamu kerjakan.

Terganggunya executive function seseorang menyebabkan performa orang tersebut menurun drastis. 

Hal ini dapat membuat individu dengan depresi merasa dirinya tidak berdaya.

Keyakinan individu bahwa dirinya tidak berdaya dalam menjalani kehidupan dapat menjebaknya dalam siklus hilang harapan (hopelessness) dan ketidakberdayaan (helplessness).

Terganggunya kemampuan-kemampuan kognitif pada individu yang depresi dapat menambah frustrasi dan representasi diri yang negatif pada diri seseorang.

Penelitian saat ini masih berkembang terkait sejauh apa dan dengan apa kemampuan kognitif seseorang dengan depresi dapat meningkat.

Proses pemulihan pasti butuh waktu. Terkadang, kamu bisa saja 'gagal' di tengah proses dan merasa bahwa pemulihan adalah sesuatu yang tidak mungkin. 

Namun, perasaan ini hanya akan menambah citra diri negatif dan membuat kamu merasa makin tidak berdaya.

Alih-alih, pahamilah bahwa proses pemulihan sendiri tidaklah mudah. Mengembalikan kemampuan kognitif seperti normal lagi tentunya akan menjadi perjalanan yang membutuhkan waktu tidak sedikit.

Sumber:

American Psychiatric Association. (2022). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed., text rev.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425787

Cotrena, C., Branco, L. D., Kochhann, R., Shansis, F. M., Fonseca, R. P. (2016). Quality of life, functioning and cognition in bipolar disorder and major depression: A latent profile analysis. Psychiatry Research, 241, 289-296. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2016.04.102

Diamond, A. (2013). Executive functions. Annual Review of Psychology, 64(1), 135-168, https://doi.org/10.1146/annurev-psych-113011-143750 

Hammar, ., Ronold, E. H., & Rekkedal, G. . (2022). Cognitive impairment and neurocognitive profiles in major depression---a clinical perspective. Frontiers in Psychiatry, 13. doi: 10.3389/fpsyt.2022.764374

Perini, G., Ramusino, M. C., Sinforiani, E., Bernini, S., Petrachi, R. & Costa, A. (2019). Cognitive impairment in depression: recent advances and novel treatments. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 15, 1249-1258, DOI: 10.2147/NDT.S199746

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun