Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mirna dan Dosa (Emak Ros)

25 Februari 2011   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:17 6736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah, duit pas-pasan kok kesini, gumamku dalam hati. Tapi akhirnya aku mengalah juga, tak tega kulihat raut mukanya yang menahan hasrat.

Didit namanya. Seorang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta kenamaan di Jogja. Awalnya aku heran, mengapa orang seganteng dia datang ke tempat seperti ini, logikanya, dia pasti telah memiliki seorang pacar. Dan memang benar, dia telah memiliki seorang pacar, teman sekampusnya. Ketika ku tanyakan mengapa ia tetap datang ke tempat seperti ini, jawabannya sungguh klasik,

“ pacar saya goyangannya kurang hot mba…” aku tersenyum mendengarnya.

Tapi segera  kutepis jauh-jauh simpatiku terhadap pria muda ini, yang kubutuhkan adalah uangnya, aku tak terlalu perduli  dengan hal lainnya. Namun sejak saat itu, aku menjadi malas melayani pelanggan dari kalangan mahasiswa lagi.

**

Emak terlihat sangat girang, pemandangan yang memang biasa terlihat setiap akhir pekan. Apalagi pada tanggal muda seperti sekarang, dompetnya akan semakin tebal. Dia mendapat bagian 30% dari setiap tamu yang datang. Tapi itu khusus untuk pegawai freelance seperti aku, pegawai yang melayani pijat “plus-plus”. Untuk kapster biasa, emak menerapkan sistem gaji.

Rosalia Dewi, nama yang dia berikan untuk dirinya sendiri. Menurut cerita yang aku dengar, nama aslinya adalah Siti Rohimah. Tidak perlu aku sebutkan alasan mengapa ia mengganti namanya menjadi Rosalia Dewi. Tetapi kami disini memanggilnya dengan sebutan “emak”, di samping sudah agak tua, di salon ini dia memang berperan sebagai ibu dari kami semua. Kalau di tempat prostitusi yang berkelas, sebutannya mungkin mami.Sempat terlintas untuk memanggilnya mami, tapi ia tidak suka, panggil emak saja katanya.

Emak sering bercerita kepadaku, bahwa dulu, sewaktu ia muda, ia sangat di sukai oleh para lelaki hidung belang. Bahkan nona Ros, begitu julukannya dulu, sangat terkenal seantero Jogja. Tidak ada pria yang tidak kenal namanya. Dulu, masih menurut pengakuannya, wajahnya sungguh cantik, tubuhnya begitu indah. Tinggi semampai, proporsional dan montok. Dalam waktu semalam, dia bisa menghasilkan uang jutaan dari melayani para lelaki hidung belang. Duit sejuta pada masa itu sangatlah besar nilainya. Setiap malam, para lelaki hidung belang antri untuk menikmati kenikmatan yang di tawarkan oleh tubuhnya yang elok.

Aku tertunduk diam setiap mendengar dirinya menceritakan masa-masa jayanya dulu sebagai seorang wanita pemuas nafsu. Mengapa dia menceritakan hal itu dengan penuh semangat, sepertinya dia bangga karena dulu tubuhnya sangat ingin di nikmati oleh para lelaki hidung belang. Sangat berbeda jauh dengan diriku, sebisa mungkin aku harus menutup-nutupi pekerjaanku sekarang. Sungguh tak terbayangkan, apabila ibu dan anak-ku yang masih kecil mengetahui profesiku yang sebenarnya. Hati mereka pasti hancur, pun juga hatiku. Ah tapi biarlah, setiap orang memang berbeda-beda dalam menyikapi hidup.

Emak juga pernah cerita, bahwa dulu ia pernah berhenti bekerja sebagai perempuan pemuas nafsu. Hal itu dikarenakan kehadiran seorang pria yang mampu meluluhkan hatinya. Pria itu, dulunya adalah salah seorang pelanggan setia emak. Dalam sebulan, pria itu bisa memakai jasa emak sebanyak 5 kali. Emak jatuh cinta, lalu mau saja ketika pria itu mengajaknya menikah. Pria itu mengaku kepada emak, bahwa dirinya masih bujangan dan berprofesi sebagai seorang pengusaha di bidang tekstil. Pria yang menurut cerita emak berasal dari daerah Kalimantan itu, adalah tipe pria yang di idam-idamkan oleh kebanyakan perempuan. Berparas cakap dan berkulit putih. Apalagi ia mengaku sebagai seorang pengusaha, tentu masa depan akan terjamin.

Mereka-pun akhirnya melangsungkan pernikahan di bawah tangan. Pernikahan siri. Sebenarnya emak menginginkan pernikahan secara resmi, tapi pria itu menjanjikan, suatu saat ia akan menikahi emak secara resmi. Emak-pun percaya. Mereka lalu mengontrak sebuah rumah di pinggiran kota. Sebulan berjalan, pernikahan mereka berlangsung biasa saja, sama seperti pernikahan-pernikahan yang lainnya. Emak berhenti total dari pekerjaannya sebagai seorang perempuan pemuas nafsu. Saat itu, ia hanya fokus untuk memuaskan satu orang pria saja, pria yang telah menjadi suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun