Mohon tunggu...
Try Indah F
Try Indah F Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi:)

Enjoy Everyone:))

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stres karena Bekerja Berujung Burnout, Harus Bagaimana?

5 November 2021   11:24 Diperbarui: 5 November 2021   11:32 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kamu yang sudah masuk ke dunia kerja, pasti pernah merasakan kondisi emosional. Kondisi dimana kamu merasa capek baik jiwa maupun raga. Tetapi, karena bekerja itu wajib jadinya kamu tetap kerja walaupun ada rasa lemas dan kurang semangat bahkan pada saat bekerja rasanya semua kerjaan salah. Pernahkah kamu mengalami hal semacam ini? 

Jika iya mungkin kamu lagi ngalamin yang namanya job burnout. Sebenarnya rasa burnout atau stres kerja itu wajar apalagi melihat waktu yang dipakai untuk kerja saja delapan jam atau sepertiga dari hidup kita. 

Apalagi di masa-masanya kerja dari rumah ini, kerjaan datang tanpa ada hentinya, bukan? Nah, diartikel kali ini akan membahas mengenai stres kerja atau job burnout, mengapa bisa terjadi dan dampaknya apa sampai bagaimana cara kamu bisa mengatasinya.

Apa itu Stres Kerja?

Sinambela, Greenberg & Barton, Luthans (dalam Permatasari & Prasetio, 2018 : 89) menyatakan bahwa stres kerja ialah keadaan ketika seseorang mendapat tekanan dalam pekerjaan dan lingkungan kerjanya sehingga orang tersebut merespon secara negatif dan merasa terbebani dalam menyelesaikan kewajibannya.

Sedangkan job burnout adalah kondisi kelelahan secara fisik atau psikis karena stres yang berkepanjangan atau terjadi secara berulang akibat pekerjaan. Ciri-cirinya tidak beda jauh dengan namanya "burnout" alias habis terbakar. 

Energi kita secara fisik maupun psikis rasanya sudah tidak ada lagi, tetapi masih harus kerja. Ibarat kendaraan, sudah tidak ada bahan bakarnya tetapi masih dipaksa untuk hidup dan jalan. 

Kendaraannya dipaksa setengah hidup dan setengah mati, sama halnya dengan kamu kalau dipaksa kerja dengan kondisi seperti itu antara mau dan tidak. 

Kalau kamu bekerja dengan kondisi seperti itu, dampaknya dibagi dalam dua hal yaitu pertama kamu bekerja secara tidak maksimal dan yang kedua pasti tumbuh perasaan negatif ke pekerjaan sendiri. Yang dulunya senang terhadap pekerjaannya, sekarang justru sebaliknya.

Stres dan burnout bisa dikatakan serupa tetapi tidak sama. Meskipun keduanya sama-sama terjadi karena adanya tekanan. Psikolog Herbert Freundenberger memperkenalkan istilah burnout pada tahun 1970-an. Istilah tersebut menggambarkan seseorang yang sedang mengalami kondisi stres parah hingga memicu kelelahan mental, emosional dan fisik.

Letak perbedaannya yaitu jika seseorang yang mengalami stres biasa atau ringan, pasti masih bisa mencari jalan keluarnya atau solusi. Sementara jika seseorang mengalami burnout, orang tersebut tidak dapat berpikir apapaun karena pikiran dia menjadi kosong, mental terganggu, motivasi menurun bahkan tidak peduli dengan sekitarnya.

Kenapa Sih Seseorang Bisa Mengalami Job Burnout?

Penyebab utama seseorang mengalami Job Burnout yaitu:

1. Terlalu lama bekerja

Penyebab pertama yang obvious banget yaitu kamu terlalu lama bekerja. Hal ini terjadi bisa kerna tuntutan kerjaan yang memang tinggi atau mungkin kantor lagi sibuk misalnya seperti halnya mengurus akreditasi.

2. Kurang Peka dengan Diri Sendiri

Penyebab kedua bisa jadi karena kamu kurang peka sama diri sendiri. Padahal kamu merasa capek tetapi masih berfikir "masih bisa kok ini, sedikit lagi selesai" sampai lama-lama kerjaan semakin banyak. 

Penyebab ini sebenarnya berkaitan dengan jenis pekerjaan yang kamu lakukan. Pekerjaan yang tidak dapat kamu kendalikan akan membuatmu stres berkelanjutan hingga burnout.

Siapa sih yang nggak capek kalau jadwal kerjanya tidak jelas? Atau kamu nggak punya kepastian tentang apa dan seberapa banyak tugas kamu di tempat kerja? Seperti halnya baru mau pulang, tiba-tiba dikasih kerjaan. Atau mungkin lagi asik nonton netflix, tiba-tiba ditelfon buat kerja padahal melihat waktu sekitar jam 11.00 malam.

3. Hubungan sama Rekan Kerja

Untuk penyebab selanjutnya, kamu perlu ingat kalau hubungan sama rekan kerja ternyata bisa memicu terjadinya job burnout juga. 

Mungkin kamu punya pengalaman bagaimana capeknya punya atasan yang tidak memberi kejelasan tentang seberapa besar ekspektasi dia buat pekerjaan kamu. 

Selain itu, juga tidak menjelaskan apa peran kamu dalam pekerjaan itu, kamu bertanggung jawab kepada siapa, bisa mengambil keputusan apa saja dan kerja sama siapa itu tidak jelas. 

Selain sama atasan, rekan kerja sendiri juga tidak jarang membuat kita merasa tertekan. Apalagi tidak punya support system di kantor bisa membuat kamu merasa lelah pada saat kerja. 

Lebih parah lagi kalau jadi korban gosip dikantor atau atasan pilih kasih ke temen. Ternyata memang ya penyebab buat kita merasa burnout itu banyak sekali dan bermacam-macam.

Dampak dari Job Burnout atau Stres Kerja

Mungkin kamu penasaran dampaknya ke kita apa kalau kita mengalami burnout. Terkait dampak psikologisnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa burnout berkaitan dengan depresi, kecemasan sampai penyalahgunaan obat-obatan serta kemungkinan dirawat untuk masalah mental. 

Tidak hanya masalah kondisi psikologisnya, tetapi stres dan kelelahan fisik berlebihan yang dirasakan saat burnout juga bisa mengganggu berbagai kondisi tubuh kita. 

Sistem imun melemah dapat meningkatkan risiko ke berbagai masalah kesehatan lainnya seperti obesitas, penyakit jantung, insomnia bahkan kematian yang lebih awal.

Kemudian yang menjadi ironi, burnout terjadi karena kebanyakan bekerja tetapi ketika burnout terjadi performa kerja seseorang menjadi terganggu. Selain itu, stres kerja tau burnout membuat seseorang jadi ilang-ilangan di tempat kerja dan merasa tidak senang dengan pekerjaannya.

Dari sini, sudah jelas kan mengapa kita bisa stres dalam kerja bahkan berujung atau mengalami job burnout. Jadi, bagaimana cara kita mengatasinya?

Cara Mengatasi Stres Kerja atau Job Burnout

1. Istirahat

Cara pertama mungkin akan membuat kalian berfikir "Jelas iya". Nah, cara pertama ini umum dilakukan oleh semua orang. Jadi, apalagi kalau bukan istirahat?

Kedengarannya memang simple dan obvious banget tetapi berapa banyak dari kita yang melakukan istirahat dengan baik dan cukup? Bagi kebanyakan orang, mungkin mereka tahu kapan waktunya istirahat. Hanya saja ketika mau melakukannya, hal tersebut terasa susah apalagi kalau kita terlalu perfeksionis sama kerjaan bahkan terlalu keras pada diri sendiri.

Jadi, mulai sekarang kamu harus evaluasi diri dan tanyakan pada diri sendiri, apakah tidurnya sudah cukup atau belum. Selain itu, kamu harus sadar bahwa hidup itu tidak hanya tentang kerjaan. Kamu punya teman, keluarga, dan diri kamu sendiri yang harus kamu jaga.

2. Buat Skala Prioritas

Saat kamu burnout atau stres kerja, coba buatlah daftar prioritas tentang urutan aktivitas mana yang perlu kamu kerjain. Misalnya dari yang penting dulu hingga yang kurang penting. Dengan begitu, energi dan pikiran kamu tidak akan banyak terkuras.

3. Bicarakan dengan Orang yang Tepat

Tidak ada salahnya membicarakan semua hal yang lagi kamu rasakan ke pihak yang terkait. Untuk yang kerja bisa cerita ke atasan atau tim HRD. Jadi, ceritain kalau kamu lagi ada dimasa burnout dan tidak semangat untuk beraktivitas. Kalau bisa jelasin kenapa hal itu bisa terjadi, apakah karena beban kerja terlalu berat atau ada masalah lain yang dirasa mengganggu.

4. Jaga Keseimbangan Hidup

Kamu memang tetap harus bertanggung jawab dengan pekerjaanmu. Tetapi sesekali kamu juga perlu bersantai dan luangkan waktu untuk dirimu sendiri. Jadi, setelah selesai beraktivitas tidak ada salahnya hang out sama teman atau melakukan hal yang kamu sukai. Bahkan kalau memang memungkinkan, coba cuti atau izin dulu supaya kamu bisa liburan. Hal ini bisa membuat pikiran kamu kembali jernih, bersemangat dan termotivasi lagi untuk bekerja.

Jika mengalami stres kerja atau burnout, kamu harus fokus pada solusi bukan pada masalah. Meskipun kamu mengalami stres kerja, berilah pengertian pada dirimu sendiri bahwa yang terjadi bukanlah hal yang salah. Jangan biarkan stres kerja menghambat kebahagiaan kamu dan jangan lupa untuk selalu berpikir positif, ya!

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun