Mohon tunggu...
Try Indah F
Try Indah F Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi:)

Enjoy Everyone:))

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Keterkaitan antara Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

14 Oktober 2021   15:08 Diperbarui: 14 Oktober 2021   15:19 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepuasan Kerja (sumber: pexels.com

Keterkaitan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja telah menarik perhatian dan tetap menjadi topik yang terus diperdebatkan hingga saat ini. Seperti yang kalian ketahui bahwa setiap individu dalam organisasi memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Salah satu karakter yang tampak pada seseorang yaitu sikap. Adapun sikap yang banyak dikaji yaitu kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Kepuasan kerja dianggap sebagai kadar kesenangan dalam diri seorang individu atau karyawan atas peran dan pekerjaannya dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja tampak dalam sikap positif atau negatif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Begitupun dengan komitmen organisasi dianggap sebagai sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan dan mencurahkan perhatiannya pada organisasi demi mencapai tujuan organisasi.

Memahami Arti Kepuasan Kerja

Istilah kepuasan kerja dianggap sebagai kadar kesenangan dalam diri seseorang atas peran dan pekerjaannya dalam suatu perusahaan. Menurut Hasibuan (2001: 202), Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan yang dijalaninya. Sikap ini akan terlihat dari moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Menurutnya, kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan bahkan kombinasi antar keduanya.

Senada dengan definisi diatas, Robbins & Judge (2008: 107) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan positif terkait pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristiknya. Jadi, kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya. Hal itu terlihat dalam sikap positif terhadap pekerjaan yang dihadapi dan lingkungannya.

Kepuasan kerja tidak hanya didapat dari gaji maupun tunjangan semata. Namun, juga bisa dari apresiasi, kompensasi hingga budaya kerja. Pada dasarnya, kepuasan yang tinggi tidak hanya berdampak pada performa karyawan, tetapi juga sebagai sarana untuk membranding perusahaan, baik secara internal maupun eksternal. Mengapa demikian?

Kepuasan kerja karyawan kini menjadi pusat perhatian para Human Resource di perusahaan. Seperti yang kalian ketahui bahwa karyawan adalah aset terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga kepuasan kerja karyawan.

Tahukah kalian bahwa kepuasan kerja erat kaitannya dengan komitmen? Dengan kepuasan kerja, sebuah perusahaan dapat lebih menjaga komitmen para karyawannya terhadap organisasi. Dengan begitu, kinerja karyawan dapat terdongkrak, alhasil perusahaan semakin produktif dan sejahtera dari waktu ke waktu.

Memahami Apa itu Komitmen Organisasi

Menurut Mathins dan Jackshon (2000), definisi komitmen organisasi yaitu derajat dimana karyawan mempercayai dan menerima visi dan misi organisasi dan tidak akan meninggalkan organisasi tersebut. Sedangkan menurut Richard M. Steer dalam Sopiah (20088, p.156), definisi komitmen organisasi adalah rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang karyawan terhadap perusahaannya.

Dari adanya definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan kemampuan setiap individu atau karyawan dalam mengidentifikasi dirinya melalui nilai-nilai, aturan yang berlaku, tujuan organisasi/perusahaan yang mencakup unsur loyalitas terhadap perusahaan. Jadi, Komitmen merupakan faktor penting yang harus ada pada diri seseorang karena dapat memengaruhi kinerjanya. Menurut (Mahendra,2019), terdapat hubungan yang positif antara komitmen dengan kinerja karyawan. Pasalnya, semakin tinggi komitmen yang ada pada individu, maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan oleh individu tersebut.

Organisasi sebaiknya membangun affective commitment kepada para karyawannya. Komitmen tersebut memiliki keuntungan seperti halnya karyawan menjadi disiplin dalam bekerja, motivasi kerjanya tinggi bahkan dapat meningkatkan kinerjanya. 

Berdasarkan buku Mcshane & Glinow (2010) yang berjudul Organizational Behavior, terdapat lima hal yang dapat meningkatkan affective commitment menurut McShane dan Von Glinow (2010) yaitu:

1. Justice and support

Kewajiban karyawan dan nilai-nilai kemanusiaan harus dipenuhi oleh sebuah organisasi. Seperti sopan santun, keadilan, integritas moral dan sebagainya. Organisasi harus selalu mendukung kesejahteraan para karyawannya agar loyalitasnya menjadi lebih tinggi.

2. Shared values

Organisasi harus memiliki nilai yang berhubungan dengan nilai karyawan. Artinya karyawan yang menganggap bahwa dirinya memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan perusahaan biasanya  cenderung memiliki komitmen organisasi yang tinggi.

3. Trust (kepercayaan)

Karyawan akan merasa berkewajiban untuk bekerja di sebuah organisasi hanya jika mereka mempercayai pemimpinnya. Trust ini bersifat timbal balik, apabila karyawan di percaya oleh pemimpinnya, maka ia akan mempercayai pemimpinnya juga.

4. Organizational comprehension (Pemahaman Organisasi)

Perusahaan harus memastikan karyawan untuk mengetahui dan paham mengenai organisasi tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk selalu up to date terhadap perkembangan organisasi seperti: acara organisasi, strategi organisasi dan rencana masa depan organisasi.

5. Employee involvement (Keterlibatan Karyawan)

Perusahaan sebaiknya memberikan kesempatan kepada karyawan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan perusahaan maupun dalam pengambilan keputusan. Dengan begitu, karyawan akan merasa bahwa mereka dianggap sebagai bagian dari suatu organisasi.

Hubungan Kepuasan Kerja dan Kinerja Individu

Sesuai dengan teori yang diungkap oleh Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1994), bahwa kepuasan kerja menyebabkan peningkatan atau penurunan kinerja karyawan. Karyawan yang merasa puas akan lebih produktif lagi kinerjanya. Begitupun sebaliknya, apabila karyawan merasakan tidak puas atas pekerjaannya maka kinerjanya akan menurun. Hal ini diperkuat oleh pendapat Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1994) yang menyatakan bahwa hal tersebut menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan.

Menurut Haerani (2004) juga mendukung hal tersebut bahwa kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Herani mengungkapkan bahwa karyawan harus berupaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Mengapa demikian? sebab tingkat pencapaian target ini akan menentukan besarnya gaji maupun karir pada masa yang akan datang. Jadi, hal ini memperkuat bahwa kinerja tidak bergantung pada kepuasan kerja tetapi kepuasan kerja dapat diperbaiki melalui kinerja yang baik pula.

Keterkaitan Komitmen Organisasi dan Kinerja Individu

Karyawan dengan antusias kerja yang tinggi, aktif ditempat kerja, sering memecahkan masalah hingga menyelesaikan tugas dengan baik cenderung memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Semakin tinggi komitmen karyawan pada organisasi maka tingkat kinerjanya akan lebih tinggi pula. Hal ini justru meningkatkan produktivitas, kinerja organisasi, dan efisiensi organisasi. Jadi, karyawaan yang serius dalam menunjukkan komitmen tinggi kepada organisasi memiliki kemungkinan yang jauh lebih tinggi untuk menunjukkan kinerja atau tingkat keikutsertaan yang tinggi dalam sebuah organisasi.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan tadi, membuktikan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempunyai keterkaitan dengan kinerja individu/karyawan. Jadi, jika seorang karyawan memiliki komitmen organisasi yang tinggi maka kepuasan kerja karyawan tersebut akan tinggi juga. Jika seorang karyawan sudah berkomitmen dalam berorganisasi, maka karyawan tersebut sudah memiliki kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap visi maupun misi perusahaan dan juga nilai-nilai yang ada dalam organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Sekian artikel mengenai keterkaitan kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. semoga artikel ini dapat bermanfaat dan bisa manambah wawasan kalian:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun