Mohon tunggu...
Try Gunawan Zebua (Trygu)
Try Gunawan Zebua (Trygu) Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Try Gunawan Zebua dilahirkan di Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara, pada tanggal 11 Juli 1994. Try Gunawan Zebua adalah anak ke-3 dari 3 orang bersaudara, dari pasangan Ayah (Alm) Costantin Theodali Zebua dan Ibu Rosmawati Telaumbanua. Try Gunawan Zebua memiliki nama pena adalah Trygu pada buku solo kedua hingga buku solo kedelapan, sedangkan pada buku solo pertama, kesembilan, kesepuluh, serta pada buku solo kesebelas ini, dan seterusnya memiliki nama pena atau penulis sebagai Try Gunawan Zebua. Riwayat Pendidikan Formal: SD Swasta RK Mutiara Gunungsitoli pada Tahun 2000-2006, SMP Swasta Bunga Mawar Gunungsitoli pada Tahun 2006-2009, Jurusan IPA SMA Swasta Santu Xaverius Gunungsitoli pada Tahun 2009-2012, Jenjang D3 Teknik Mesin Konsentrasi Produksi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Tahun 2012-2015 (A.Md). Pada tahun 2015 sempat kuliah dan diterima di Universitas Negeri Malang (UM) pada Jenjang S1 Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Tapi, karena tidak sanggup membayar uang kuliah, kuliah pada Jenjang S1 Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli pada Tahun 2016-2020 (S.Pd). Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli telah berubah nama sejak tahun 2023 menjadi Universitas Nias, yang masih berkedudukan di Kota Gunungsitoli, Pulau Nias. Pendidikan Nonformal: 1. Taman Kanak-Kanak BNKP Hanna Blindow Gunungsitoli pada tahun 1998-2000 2. Pada tahun 2012 Bimbingan Belajar Medika Setia Budi Medan, dimana pada bimbingan belajar itu bertujuan untuk memasukki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Prestasi Try Gunawan Zebua (Trygu), yaitu: 1. Lolos Seleksi Abstrak (Semifinalist) pada Sayembara Karya Tulis Ilmiah Ganesha 2017, Himpunan Mahasiswa Elektroteknik, Institut Teknologi Bandung. 2. Peserta (Lolos Seleksi Abstrak) pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Orde Literasi 2018, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jember, Universitas Jember. 3. Telah menulis 2 buah Jurnal sebagai penulis lepas (Freelance Writer), yaitu: a. Jurnal Pertama berjudul: Studi Literatur Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa. Vol. 3, No. 1, Edisi Mei 2021, Jurnal Pendidikan Matematika (J-PiMat), Prodi Pendidikan Matematika STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. Jurnal tersebut di atas, telah terbit dalam versi Bahasa Inggris Judul: Literature Study of Problem Based Learning Model Against Students Mathematical Motivation (Based on Indonesian Language Book). Vol. 9, No. 2, May, 2020, Pancaran Pendidikan, FKIP Universitas Jember. b. Jurnal Kedua Berjudul: Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Implikasinya dalam kegiatan Belajar Matematika. Vol. 3, No. 1, 2021, RANGE: Jurnal Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Timor. 4. Telah menulis 11 buah buku solo (termasuk buku ini). 5. Telah Menulis lebih dari 30 buah buku Antologi (Artikel, Quotes, Puisi, dll). 6. Buku ketiga (Studi Literatur Problem Based Learning untuk Masalah Motivasi bagi Siswa dalam Belajar Matematika) telah ada di Google Book dan telah di kutip sebanyak ± 30 kali dengan nama Try Gunawan Zebua atau Trygu yang terlihat di Google dan Google Scholar. 7. Aktif menulis di kompasiana, dengan jumlah tulisan sebanyak 80 buah dan total telah dibaca oleh 22.641 orang, dimana jumlah artikel dengan kategori “pilihan” dari Kompasiana ada 21 buah artikel. 8. Dinyatakan lulus Pelatihan “Mengolah Kata, Data dan Membuat Presentasi bagi Tenaga Administrasi” (melalui Kartu Prakerja) dengan nilai: 85/100. 9. Dinyatakan lulus Pelatihan “Membuat Konten Promosi untuk Profesi Penulis di Era Digital” (melalui Kartu Prakerja) dengan nilai: 65/100. 10. Dinyatakan Lulus Pelatihan “Belajar Mengelola Keuangan untuk Menjadi Perencana Keuangan” (melalui Kartu Prakerja) dengan nilai: 65/100. 11. Juara 1 buku Goresan Tinta Khatulistiwa. 12. Juara Favorit ke-2 buku Rangkai Pena Terucap Makna. 13. Terbaik ke-3 buku Coretan Rasa dalam Kata. 14. Penulis Terunik 3 buku Goresan Tinta Penghubung Rasa. 15. Penulis Terbaik dalam acara lomba Literacy With Muzayyanah Sa’diyah penulisan buku berjudul: “Secanting Aksara”. 16. Best Article Lomba Cipta Artikel Tingkat Nasional dalam buku Antologi Artikel yang berjudul: “Dilema masa Pandemi Covid-19”. Riwayat Organisasi: 1. 2012 : Anggota di PMK UNJ (Persekutuan Mahasiswa Kristen Universitas Negeri Jakarta). 2. 2013 : Pengurus sebagai bidang pembinaan di PMKJ PERKANTAS (Persekutuan Mahasiswa Kristen Jakarta Persekutuan Antar Universitas). 3. 2014 : Pengurus sebagai bidang pembinaan di PMKJ PERKANTAS (Persekutuan Mahasiswa Kristen Jakarta Persekutuan Antar Universitas) 4. 2016 : Anggota Bidang Penalaran dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Matematika IKIP Gunungsitoli. 5. 2017 : Anggota Bidang Penalaran dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Matematika IKIP Gunungsitoli. Penulis aktif dalam mengikuti berbagai seminar atau pelatihan, seperti: Seminar Technopreneur, Seminar Mengembangkan Diri, Seminar Bisnis Rocket Marketing, dan lain-lain sebagainya. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan menulis, baik secara individu maupun bersama-sama. Buku karangan individu pertama berjudul Mencegah dan Mengatasi Stress dalam Belajar Matematika (Arieffka Media, 2020), dimana buku pertama ini telah diterbitkan untuk kedua kalinya oleh Anara Publishing House (2020) akibat dari penerbit pertama yang tidak mau melakukan cetak untuk yang kedua kalinya. Buku kedua berjudul Masalah-Masalah dalam Belajar Matematika (Guepedia, 2020). Buku ketiga berjudul Studi Literatur Problem Based Learning untuk Masalah Motivasi bagi Siswa dalam Belajar Matematika (Guepedia, 2020). Buku keempat berjudul Motivasi dalam Belajar Matematika (Guepedia, 2020). Buku kelima berjudul Menggagas Konsep Minat Belajar Matematika (Guepedia, 2021), Buku keenam berjudul Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Implikasinya dalam Belajar Matematika (Guepedia, 2021), Buku ketujuh berjudul Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan hubungannya dengan Minat Belajar Matematika Siswa (Guepedia, 2021), Buku kedelapan berjudul Menggagas Konsep Prestasi Belajar Matematika (Guepedia, 2021), Buku kesembilan berjudul Permainan Tradisional Nias dan Matematika (Etnomatematika Nias) (Guepedia, 2022), Buku kesepuluh berjudul Menggagas Konsep Kecemasan Belajar Matematika (Guepedia, 2022), sedangkan buku berjudul Sekedar Solusi Prestasi Belajar Matematika Indonesia ini adalah buku kesebelas. Buku keduabelas, ketigabelas, keempatbelas dan seterusnya masih dalam proses pembuatan. Buku Antologi yang terbit ada banyak, baik itu puisi, cerpen, artikel, maupun quotes. Pada tahun 2020: Buku itu berjudul Sepucuk Surat Untuk Imamku #2 (SIP Publishing, 2020), Menua Bersama (Penerbit Kalana, 2020), Dear Masa Lalu (Elsage Publisher, 2020), Filosofi Renjana (Guepedia, 2020), Keniscayaan Sebuah Perubahan (CV Multimedia Edukasi, 2020), Seuntai Kisah Tentangnya (Guepedia, 2020), Catatan Juang Mahasiswa (Teman Nulis Publishing, 2020), 101 Solusi untuk Generasi Milenial (Sekolah Menulis Indonesia, 2020), Serenade Pemeluk Malam (Bookies Indonesia, 2020), Senyum Nabastala (Haura Publishing, 2020), Gagal? Why Not?! (Sekolah Menulis Indonesia, 2020), Coretan Tinta di Atas Kertas (Medaca Aurora Publisher, 2020), Mengedukasi Negeri bukan Sekadar Antologi (CV. Madani Berkah Abadi, 2020), Lembaran Coretan Pena (CV. Pelita Aksara Gemilang, 2020), My Birthday: “Ini Sebingkis Memori Usang yang Terus Terulang (Guepedia, 2020), Secanting Aksara (Semesta Aksara, 2020). Pada tahun 2021: Menjadi Pribadi Positif (Sekolah Menulis Indonesia, 2021), Pulang (Androcenta Publisher, 2021), Sastra Sejuta Makna (Kimbab Publisher, 2021), Untuk apa saja masa mudamu? Jilid 2 (Sekolah Menulis Indonesia, 2021), Healthy Mind, Happy Life (Sekolah Menulis Indonesia, 2021), Pena Suarakan Luka (DJ Mega Production, 2021), Flying to the sky (Androcenta Publisher, 2021), Menjadi Manusia Limited Edition Jilid 1 (Sekolah Menulis Indonesia, 2021), Belajar Tanpa Stres Jilid 2 (Sekolah Menulis Indonesia, 2021), Literacy, Upgrade Your Mind (Sekolah Menulis Indonesia, 2021), Happy in Difficult Times (KMO Indonesia, 2021), Kejora Aksara (CV Safana Media Loka, 2021), Goresan Tinta Khatulistiwa (CV. Cahaya Pelangi Media, 2021), Cinta Senandung Rindu (ND Media Publishing, 2021), Coretan Rasa Dalam Kata (Lisa Publisher, 2021), Rangkai Pena Terucap Makna (CV. Cahaya Pelangi Terucap Makna, 2021). Pada tahun 2022: Heart of Hurt (CV Insan Paripurna, 2022), Pena Tanpa Arah (EH Publisher, 2022), Dilema Masa Pandemi Covid-19 (Semesta Aksara, 2022), Perjalanan Alunan Cinta (Hally Publisher, 2022), Rampaian Sajak Aksara (CV. Safana Media Loka, 2022), Sajak yang Tertulis (Cahaya Smith Pratama, 2022), Aksara dalam Tarian Pena (CV. Safana Media Loka, 2022), Senandika (Lit Publisher, 2022), Goresan Tinta Penghubung Rasa (Gapura Biru, 2022), Menjadi Generasi Tangguh (Sekolah Menulis Indonesia, 2022), Self Love is not Selfish (Sekolah Menulis Indonesia, 2022), Lawan Malasmu! ((Sekolah Menulis Indonesia, 2022), Bangkit dari Titik Terendah Jilid 1 (Sekolah Menulis Indonesia, 2022), Baca Ini Kalau Kamu Takut Mencoba Jilid 2 (Sekolah Menulis Indonesia, 2022), Aku Bangga Jadi Penulis Jilid 2 (Sekolah Menulis Indonesia, 2022), Tinta Pengembara Mimpi (CV. Cahaya Pelangi Media, 2022), Menjadi Jomblo Produktif (Sekolah Menulis Indonesia, 2022). Penulis dapat dihubungi melalui: SMS/Telepon/WA : 081360781116 / 081285742397, Facebook : Try Gunawan Zebua, Instagram : Try Gunawan Zebua, Twitter : Try Gunawan Zebua, Email : trygunawan@rocketmail.com. trygunawan529@gmail.com. trygunawanzebua65@gmail.com. trygunawanzebua75@gmail.com. Akun Kompasiana : Try Gunawan Zebua (Trygu) Catatan: Versi upload: Rabu, 03 Mei 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimanakah Cara Bersatu dengan Tuhan Yesus?

27 Juni 2022   21:44 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:51 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimanakah cara bersatu dengan Tuhan Yesus?

Oleh: Try Gunawan Zebua

Gunungsitoli, 27 Juni 2022

Sebenarnya tulisan ini adalah tulisan yang saya rencanakan untuk tulisan yang diberikan atau dituliskan pada buku antologi yang sedang berlangsung dengan tema: "Bersatu denganmu". 

Namun saat pengumpulan bahan dengan mewawancarai beberapa orang di kontak wa saya, saya pun memutuskan untuk  tidak menulis ini di buku antologi tersebut. 

Hal tersebut lebih-lebih terjadi karena berdasarkan hasil wawancara tersebut ada dikatakan bahwa hal yang saya singgung ini adalah terkait dengan agama dan saya bukan ahli dalam bidang tersebut. 

Sensitif karena terkait dengan agama adalah suatu hal yang wajar saja terjadi, dimana agama dapat membuat terjadi permusuhan maupun perdebatan tertentu antara sang penulis dan pembacanya, bahkan pada kasus yang parahnya dapat terjadi peristiwa pembunuhan hanya gara-gara perbedaan dari segi pendapat atau pandangan tersebut. 

Agama tersebut dipandang sebagai sesuatu yang tergantung dari iman atau kepercayaan seseorang, yang berarti bahwa kemungkinan besar berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Itulah yang menjadi pertimbangan utama saya dalam hal membatalkan untuk tulisan ini disodorkan atau dijadikan buku pada antologi tersebut.

Alasan kedua dan terakhir sebenarnya sempat membuat saya terpancing emosi, dimana dikatakan bahwa saya tidak ahli dengan hal tersebut. 

Seolah-olah jika ingin menulis tentang dokter maka harus menjadi dokter dulu, jika ingin menulis tentang teknik maka harus menjadi Sarjana, Magister, atau bahkan Doktor dan Prof teknik dulu. 

Padahal segala sesuatu itu sebenarnya bisa dipelajari. Bagaimana cara mempelajarinya? Dapat dilakukan dengan membeli buku atau mendownload jurnal, bahkan dengan mengklik tema yang akan kita pelajari melalui mesin pencari yang biasanya dipakai disebut sebagai Google. 

Pernyataan harus ahli dulu ibaratnya bisa dikatakan bahwa harus sampai mati dulu dalam hal mencoba naik sepeda atau memulai bisnis baru, dengan kata lain sekolah dulu pada pendidikan formal, seolah-olah meniadakan istilah belajar otodidak dan belajar di rumah (homeschooling). 

Seolah disuap-suap di sekolah, padahal di sekolah pun pada Kurikulum 2013 ini siswa atau pelajar yang secara mandiri mencari tahu sendiri pelajaran di sekolah.

Judul tulisan ini saya munculkan karena ini merupakan suatu hal yang penting atau wajib untuk diketahui, lebih-lebih oleh para generasi muda kristen sebagai bahan tambahan referensi atau bacaan. 

Hal tersebut terjadi karena Bersatu dan Tuhan Yesus adalah suatu hal yang penting, dimana kita harus bersatu dengan Tuhan Yesus, salah satu manfaat bersatu adalah kita mempelajari seperti apa dan bagaimana Yesus karena adalah satu. 

Memang hal yang saya bahas ini bukan merupakan suatu hal yang baru atau dengan kata lain dari dulu belum pernah ada yang menulis. 

Hal yang saya tulis ini berdasarkan pencarian saya pada mesin pencari google telah dituliskan dan dibahas pada tulisan tahun-tahun sebelumnya. Jadi ini bukan menciptakan teori atau pemikiran baru, tetapi mempelajari dan lalu menuliskannya dengan versi saya sendiri. Dari berbagai pertimbangan di wawancara wa dan mesin pencari google.

Sebelum masuk pada pembahasan tulisan ini alangkah lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu seperti apa dan bagaimana itu satu. Itu terjadi karena kata "bersatu" memiliki kata dasar "satu" kemudian ditambahkan imbuhan di awal kalimat berupa imbuhan "ber-."

Jika kita melihat atau memandang dari segi kalimat yang mengandung kata "satu", misalnya: "saya pesan satu porsi saja ya kak," "kayaknya satu lebih dari cukup deh," "satu saja jangan lebih dari itu," dan berbagai kata lain, dimana dapat kita simpulkan bahwa satu adalah suatu hal yang jumlah atau dari segi kuantitas itu hanya satu saja, bukan dua, tiga, empat, maupun jumlah yang lainnya.

Jika kita melihat atau memandang dari segi matematika, kata "satu" diberikan simbol sebagai "1" dalam wujud atau angka tersebut, dimana yang dipakai atau diterapkan di bangsa kita hingga saat ini, selain angka Romawi I. 

Angka satu dalam penulisannya berada diantara angka "0" atau nol dan "2" atau dua, dimana angka satu bukan merupakan suatu hal yang kosong atau tidak ada sama sekali, tetapi merupakan suatu hal yang ada dalam bentuk tunggal, tetapi tidak banyak atau lebih dari satu (dua).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata satu memiliki arti sebagai: 1). bilangan yang dilambangkan dengan angka 1 (Arab) atau I (Romawi), 2). Nama bagi lambang bilangan asli 1 (angka Arab) atau I (angka Romawi), 3). Urutan pertama sebelum ke-2, 4). bilangan asli terkecil sesudah 0. 

Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa 1 atau satu adalah suatu angka yang dituliskan dalam bentuk 1 (Arab) atau I (Romawi), dimana ada wujud atau bentuknya (bukan nol), dan bahkan tidak lebih atau tidak banyak (dua, dan seterusnya).

Lanjut pada pembahasan selanjutnya setelah kita memahami seperti apa dan bagaimana satu tersebut, yaitu: apakah kita (manusia) dan Tuhan Yesus adalah satu atau bersatu menjadi satu? Menurut St. Cyrilus: "Dia yang menerima Tubuh dan Darah Kristus bersatu dengan Dia sehingga dia ditemukan di dalam Kristus dan Kristus ditemukan di dalam dia" (Hendrikus Jomi, S.Ag., pada website: https://kemenag.go.id/read/bersatu-dengan-kristus-zmo4e, diakses pada 27 Juni 2022). 

Dari pendapat St. Cyrilus dapat disimpulkan bahwa saat kita menerima Tubuh dan Darah Yesus (Tuhan) saat perjamuan kudus, kita telah bersatu dengan Yesus, dimana Yesus ada di dalam kita dan kita ada di dalam Yesus. Menjadi suatu kesatuan atau menjadi bersatu, dari yang tadinya Yesus dan kita (manusia) menjadi satu.

Menurut pendapat Made Teling pada artikelnya di kompasiana (https://www.kompasiana.com/madeteling/550d6ecd813311502cb1e385/cara-mengenal-dan-menyatu-dengan-tuhan, diakses pada 27 Juni 2022), kesatuan dengan Tuhan terjadi Jika anda sudah bisa mencapai alam kesadaran murni, dengan sendirinya anda merasakan bersatu dengan Tuhan ,seluruh alam semesta berada dalam diri anda, tetapi jangan mengatakan diri anda sebagai Tuhan, karena anda hanya satu sel dari milyaran sel dalam tubuh Tuhan. 

Dari pendapat Made Teling itu dapat kita simpulkan bahwa kita (manusia) adalah satu dengan Tuhan saat kita sudah bisa mencapai alam kesadaran murni, dimana kita adalah bagian dari Tuhan tetapi kita bukanlah Tuhan. Kita bukanlah Tuhan adalah suatu hal yang benar, dimana kita (manusia) tidak sama dengan Tuhan karena kita ini hanyalah sebagai suatu ciptaan saja dari Tuhan. Hanya merupakan bagian terkecil dari Tuhan. 

Sama halnya dengan sebuah rumah. Rumah adalah suatu hal dimana terdiri dari pasir, semen, batu, jendela, ventilasi, dan berbagai bagian lagi dari rumah, dimana misalnya jendela itu hanya merupakan bagian terkecil dari sebuah rumah. Rumah baru dikatakan sebagai rumah jika bagian terkecil berupa jendela tersebut ada. 

Begitu juga dalam hal misalnya dadu. Dadu baru dikatakan sebagai sebuah dadu jika berbentuk kubus dan memiliki lubang mulai dari jumlahnya satu, dua, tiga, empat, lima dan bahkan enam. Lantas, apakah jika dadu tersebut lubang lima hilang  apakah dikatakan sebagai suatu dadu? 

Pasti tidak, karena pada umumnya sebuah dadu tersebut harus memiliki lubang satu sampai enam. Begitu juga jika ada dadu berbentuk seperti sebuah segitiga, maka kita tidak akan menyebutkannya sebagai sebuah dadu karena dadu berbentuk kubus dan memiliki enam sisi. 

Teolog Anthony Hoekema berkata, "karena Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita hanya dapat menerima karya penyelamatan kristus ini bagi kita, dan yang karenanya kita dibenarkan, HANYA DALAM CARA YANG PERSONAL MELALUI KESATUAN YANG HIDUP DENGAN-NYA." (https://goodnewsldp.wordpress.com/2019/10/20/bersatu-dengan-tuhan-1-0/, diakses pada 27 Juni 2022). 

Kemudian pada https://goodnewsldp.wordpress.com/2019/10/20/bersatu-dengan-tuhan-1-0/, dikatakan bahwa dari pendapat Teolog Anthony Hoekema, ayat Alkitab yang terbayang kepadanya adalah Yohanes 17:21, yaitu: supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 

Selain Yohanes 17:21, ada lagi yaitu Galatia 2:20 :"namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Masuk kita sekarang pada inti judulnya.  Bagaimanakah cara bersatu dengan Tuhan Yesus? Menurut Nelson Sembiring, S.Pd., (https://www.academia.edu/17388317/BERSATU_DALAM_KRISTUS),  bersatu dengan Yesus itu kita harus rendah hati, perkataan yang lemah lembut, sabar, saling mengasihi, ramah, saling mengampuni, dan tidak ada dusta diantara kita. 

Menurut FX Rickoloes Pricorianto (https://www.sesawi.net/renungan-tetap-bersatu-dalam-tuhan/, diakses pada 27 Juni 2022), dikatakan bahwa cara untuk menjadi satu dengan Yesus adalah saling mengasihi, dimana Yesus itu sendiri adalah kasih. Menurut Yulius Hariyadi (http://www.parokiparung.org/bersatu-dengan-tuhan/, diakses pada 27 Juni 2022), dikatakan bahwa supaya kita bersatu dengan Tuhan, maka kita harus hidup dalam pertobatan. 

Bersatu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: 1). Berkumpul atau bergabung menjadi satu, dan 2). sepakat atau seia sekata. Dari pendapat Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat kita simpulkan bahwa bersatu dengan Yesus itu kita harus berkumpul atau bergabung dengan Yesus, dengan cara ikut ibadah atau persekutuan, komunikasi melalui doa (doa rutin atau teratur), melakukan firman dan meneladani Yesus. 

Kemudian cara bersatu dengan Yesus dengan sepakat atau seia sekata adalah dengan cara kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dimana kita sepakat bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Juruselamat kita yang telah menebus segala dosa kita di atas kayu salib. 

Selain itu, sepakat atau seia sekata adalah saat kita setuju dengan apa pun yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dengan iman yang teguh atau tidak mudah goyah, bukan dengan usaha amal perbuatan baik kita kepada sesama saja. Begitu juga Yesus adalah kudus, maka kita juga harus kudus.

Jadi, dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa cara bersatu dengan Tuhan Yesus adalah dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Pertobatan, Meneladani Yesus, berdoa, mendengarkan dan merenungkan firman, pelaku firman dan bahkan hidup kudus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun