Malam pun tiba, Arya merenung sendiri sambil tiduran di atas rumput taman depan rumahnya sambil menatap kelangit. Dia mulai bingung dan bimbang apa yang harus aku lakukan, haruskah aku melepas orang yang begitu aku sayangi, tapi kalau aku pertahankan aku tahu hatinya bukan untuk ku. Apakah cinta ini salah sasaran? Tanyanya dalam hati.Â
Sepanjang malam hanya menatap kelangit hingga akhirnya di tertidur diatas rumput. Pagi itu Eira lewat depan rumah Arya dan melihat Arya tiduran diatas rumput. dari luar pagar Eira memanggil manggil Arya agar bangun, lama lama suara Eira kedengaran ketelinga Arya sehingga dia terbangun. Astaghfirullah... kata Arya. Jadi ketidur disini. Dia bangun dan melihat Eira di luar pagar. " dek.... ketiduran abang disini sambil tertawa malu dia sebab Eira melihat dia ketiduran disitu. " Masuk dek" ajak Arya. " Lain kali aja bang, udah telat kekampus, Eira pergi kuliah dulu ya", jawab Eira. Dia pun pergi buruh buruh ke kampus.
Beberapa hari kemudian Arya ngajak Eira jumpa kebetulan malam minggu. Mereka janjian jumpa di caf. Mereka pun bertemu disitu, nyantai sambil menikmati makanan dan suasana yang romantis. Tiba tiba Arya mengatakan sesuatu kepada Eira yang sungguh mengejutkan Eira. Arya tiba tiba minta putus. Eira kaget setengah mati dan tanpa sadar airmatanya jatuh. Dia tidak tahu mengapa tiba tiba seperti ini keadaannya, dari tadi baik baik aja, kemaren kemaren juga baik baik aja, ada apa? Tanyanya dalam hati. Hanya satu kata yang terucap lemas dari Eira " Kenapa?" sambil menatap sedih kearah Arya.Â
Arya tak mampu melihat tatapan mata Eira yang penuh kesedihan, dia tidak pernah menyangka akan pernah melihat tatapan sendu itu dari mata gadis yang dia sayangi. Dia hanya terdiam. Eira menunggu jawaban dari Arya sambil terus menatapnya dan air matanya masih berlinang. Hampir 15 menit mereka berdua hanya terdiam dengan suasana itu dan tiba tiba Arya menjawab "bukan abang yang adek cinta, tapi Azam". Ini tidak baik, abang tidak ingin hanya menjadi kekasih bayangan.Â
Pelan nada Eira membalas ucapan Arya , "Benar bang aku memang suka dan cinta kepada Azam, aku begitu terpikat dan tergila gila dengan dia, tapi itu dulu sebelum aku dekat dengan abang, sebelum aku mengerti apa itu cinta dan mencintai, apa itu rasa di hargai. Aku belajar semua dari bang Arya dan memahami apa sebenarnya rasa cinta itu dan siapa yang emang pantas di cintai. Dahulu cinta ini memang salah sasaran, aku salah mencintai orang, aku terluka, aku sakit, aku jatuh dalam perasaanku yang bertepuk sebelah tangan. Abang telah mengembalikan semua semangat hidupku, memperbaiki hatiku yang hancur ini karena di abaikan, abang yang selalu ada dan saat ini aku benar benar mencintai abang. Namun bila saat ini abang memang ingin menghancurkan hatiku ini, kemungkinan hati ini untuk kembali utuh lagi pasti tidak akan ada lagi. Aku pasti benar benar hancur apabila kehilanganmu." Jelas Eira sambil menatap Arya penuh kesedihan dan kemarahan. Tiba tiba Arya memeluk Eira dan meminta maaf atas kesalahpahamannya terhadap perasaan Eira.
"Tidak akan pernah aku akan melukaimu lagi dek, tidak akan aku meninggalkanmu. Maafkan abang ya Eira, maafkan... semua karena aku terlalu mencintaimu, aku terlalu takut terluka atas perasaanku ini. Maafkan abang ya dek..
Keduanya pun menangis. Suasanan malam itu sungguh mengharukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H