Mohon tunggu...
Trustha Yulia N Adinda
Trustha Yulia N Adinda Mohon Tunggu... Penulis - Quotes Creator | Mahasiswi

Blogger | Instagram / Twitter ( trusthaadinda )

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Intip Keseruan Mahasiswa Universitas Hasyim Asy'ari di Padepokan Kopi Organik Sumber Arum Wonosalam

28 Oktober 2020   01:08 Diperbarui: 4 November 2020   10:24 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum wr.wb.

Salam Mahasiswa UNHASY.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya di semester 3 ini. Kami melaksanakan sebuah observasi di daerah Wonosalam Jawa Timur. Tujuan kita kali ini bukan sekedar untuk bersenang-senang alias rekreasi, tapi kami disini akan melaksanakan sebuah tugas yang akhirnya disetorkan kepada Dosen Pengampu kita di kampus nanti, sebagai tugas kelompok dan presentasi.

Disini, kami tertarik sekali untuk observasi di desa yang penuh dengan wisata edukasi. Tepatnya di Padepokan kopi organik Desa Sumber Arum Wonosalam Jawa Timur. Lokasi yang kami tempuh sangatlah jauh. Yah... dari rumah ke lokasi kira-kira memakan waktu sekitar 2 jam hehehe... Gak perlu basa-basi, yuk intip keseruan ini.

Sejarah Berdirinya Padepokan Kopi Organik Sumber Arum Wonosalam

Lokasi proses pengolahan kopi yang telah kami pilih terletak di desa Sumber Arum, Kecamatan Wonosalam, Jombang. Padepokan kopi ini awal berdiri pada tahun 1986 yang didirikan oleh "Kelompok Tani Bahagia Sejahtera".

Pada tahun 1986, tujuan para petani kopi untuk mendirikan kelompok tani tersebut ialah untuk mengumpulkan masyarakat sekitar dan ikut serta bekerja sama untuk kepentingan yang sama. 

Kemudian pada tahun 2000-2001, Bapak Suparno lah yang meneruskan dan beliaulah yang menjadi ketua dalam kelompok tani tersebut. "Saya ini istilahnya sift kedua (turun temurun alias keturuan kedua) dari kelompok tani sebelumnya. Dan saya dulu juga ikut serta dalam kelompok tani yang pertama tahun 1986 itu, dulu waktu usia saja menginjak umur 35 tahun", ujar beliau.

Pada tahun 2009, Kelompok Tani Bahagia Sejahtera ini ada perubahan nama sesuai kehendak Bapak Bupati Suyanto dengan tujuan kalau ada bantuan bisa lebih mempermudah dan agar bisa langsung pada kelompoknya masing-masing. Karena, di Kecamatan Wonosalam ini tidak hanya satu dusun saja yang mempunyai kebun kopi. Maka dari itu, perubahan nama tersebut disesuaikan dengan nama dusun masing-masing. 

Dan kini Kelompok Tani Bahagia Sejahtera telah diganti dengan nama "Kelompok Tani Sumber Arum". Kelompok Tani Sumber Arum ini sampai saat ini di program oleh pemerintah pusat lewat BBPPTP (Balai Besar Proteksi Perbenihan Taman Perkebunan) Surabaya. Kantornya ada yang di daerah Mojoagung. Dan itu telah diresmikan sebagai petani kopi organik sejak tahun 2015 satu Kabupaten cuma kelompok kopi Sumber Arum.

Nama produk dari kopi ini adalah Arum Kopi, sesuai dengan nama dusun tersebut. Yang memproses kopi tersebut ialah Mas Satria anak dari Bapak Suparno sendiri. Pengolahan kopi ini dibangun dalam kompleks rumahnya sendiri yang sangat luas. Di dalam ruang ini proses pengolahan kopi berlangsung secara konstan. 

Didalamnya ruang tersebut terdapat beberapa mesin yang memiliki fungsi masing-masing. Ada mesin yang digunakan untuk mengupas kopi, alat penggiling kopi, dan alat untuk menyangrai kopi. Di dalam ruang tersebut peralatan yang digunakan dapat dibilang sangat canggih dan sudah menggunakan peralatan tradisional seperti jaman dahulu.

Di Sumber Arum ini tidak semua masyarakat ikut dalam anggota kelompok tani. Tetapi yang inti dari kelompok tani ini hanya 20 orang dan lahan yang dimiliki sekitar 26 hektar. 

Jadi di Sumber Arum ini masih banyak para petani yang memiliki lahan sekitar 90 hektar akan tetapi itu ada yang sudah bersertifikat dan ada yang belum bersertifikat. Dan juga ada yang bukan hak milik sendiri. Jadi kalau di hitung-hitung luasnya lebih dari 90 hektar, perkiraan mencapai 150 hektar luasnya.

Di desa Sumber Arum, hanya terdapat dua macam kopi, yakni Kopi Robusta dan Kopi Excelsa. Akan tetapi, yang lebih unggul dan lebih populer dikalangan desa Wonosalam hanyalah kopi excelsa saja. Dan kopi ini bisa bertahan lama, yakni berkisar 1 tahun lebih, tinggal penyimpanannya saja. Karena disini ada sistem cara bagaimana supaya kopi ini kuat dan bertahan lama. Jadi, kalau pengemasan itu harus ditaruh di dalam karung atau plastik agar biji kopi dapat terhindar dari serangan hama dan penyakit.

Alat Pengolahan Kopi

Proses pengolahan kopi di Padepokan ini menggunakan alat yang sangat modern, diantaranya ada (alat penggiling kopi) yang biasa dikenal dengan sebutan coffie grinder, kemudian ada (alat pengupas kopi) bisa dikatakan, pengupas biji kopi ini termasuk dalam langkah awal dalam proses pengolahan kopi. 

Para petani melakukan aktivitas ini setelah kopi dipanen untuk membersihkan kulit luar (ari) dan sebagian daging buahnya dengan bantuan alat pengupas. Pengupasan secara tradisional biasanya menggunakan alu dan lumpang, sedangkan secara modern menggunakan mesin yang disebut coffie pulper machine. (Coffie roaster) alat ini merupakan alat untuk proses pemanggangan (roasted) yang dilengkapi menu untuk mengatur kadar keasaman kopi hingga suhu memanggang.  

Cara Pengolahan Kopi

Di Padepokan ini cara mengolah kopi dibagi menjadi 2 cara, pertama pengolahan dengan cara proses basah, yakni dimulai dari panen, kemudian pengeringan biji kopi, pengupasan kulit tanduk dan kulit ari, sortasi buah kopi, kemudian proses pencucian, sortasi biji kopi, pengupasan kulit buah merah, fermentasi dan yang terakhir pengemasan dan penyimpanan. 

Biasanya untuk cara yang pertama ini dilakukan untuk mengolah biji kopi jenis robusta.  Kedua, pengolahan dengan proses kering, yakni dimulai dari panen, kemudian sortasi buah kopi, proses pengeringan, lalu pengupasan, sortasi biji kopi dan yang terakhir pengemasan dan penyimpanan. Untuk cara kedua ini, biasanya dilakukan untuk mengolah biji kopi jenis robusta.

Cara Pemasaran Dan Beberapa Kendala

Dalam pemasaran produk Arum Kopi ini, Bapak Suparno memasarkan produknya di sekitar daerah Jombang saja. Beberapa kota lainnya bahkan ke luar pulau Jawa dan sekaligus ke mancanegara seperti Thailand dan Eropa, bahkan sudah diterima dan sudah bersertifikat Internasional SNI. 

Dan untuk kendala dalam pemasaran, beliau hanya bisa menjawab bahwa kendala pemasarannya hanyalah modal dan cuaca saja. Untuk kendala modal tidak bisa ditargetkan. Beliau hanya menjawab seperti itu kemudian tersenyum. Kalau kendala cuaca, itu beresiko terhadap penjemuran dan pemanasan pada kopi. jika musim hujan tiba dampak yang dihasilkan adalah sebuah penurunan kadar keasaman pada kopi.

Sekian dari kami, Mahasiswa-Mahasiswi UNHASY (Universitas Hasyim Ary'ari Tebuireng Jombang).

Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun