Biarkan aku sejenak untuk diam, dengan sebatang rokok di ujung tangan kiriku
Biarkanlah lamunanku terbang, bersama asap-asap rokok yang mengepul
Biarkan kutatap wajahmu, seolah lukisan Monalisa di atas dinding
Biarkan....biarkanlah sejenak aku untuk melamun
Lamunanku tentang masa-masa silam bersamamu
Sungguh indah, seindah kepulan asap rokok ini yang semakin naik ke atas
Hingga tak terasa, bayangmu telah sampai di ubun-ubun ini
Tak sadar batang rokok ini terjatuh
Lalu kuambil lagi dan kuhisap .....
Aroma wangi tubuhmu telah bercampur dengan aroma tembakau
Tapi aku tetap suka, walau tatapan matamu tetap sendu tak bergeming
Parasmu masih lugu, selugu lukisan Monalisa di hadapanku
Ah, biarkanlah kuhisap satu batang lagi
Asal kau tetap di sisiku
Hingga lamunanku sirna ditelan gelapnya malam
Hingga batang sigaret ini punah ke dalam asbak
Dan untuk kesekian kalinya ....
Korek apiku menyala lagi
Dan entah kapan sigaret ini akan habis
Asap masih tetap mengepul
Dan aku pun masih tetap terbuai oleh pesonamu
Monalisa .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H