Tokoh pewayangan paling kontroversial di dalam dunia pewayangan adalah Adipati Karna. Alkisah di Kerajaan Astina terdapat sekolah keprajuritan, di mana Durna adalah sang mahaguru yang dipilih untuk mendidik para ksatria di kerajaan. Para murid yang belajar adalah keturunan yang masih bersaudara yaitu Pandawa dan Kurawa. Namun siapakah Adipati Karna ? Menurut kisah Mahabharata dia adalah keturunan seorang kusir kereta. Apa benar ?
Menurut sumber yang lain, Adipati Karna sebenarnya keturunan Dewi Kunti. Karena malu sebab Adipati Karna terlahir oleh mantra yang diucapkan oleh Dewi Kunti dan sebagai dampaknya ia terlahir lewat telinga Dewi Kunti. Mantra itu konon diucapkan dan memanggil Batara Surya seorang dewa dari kayangan. Maka terkabullah apa yang terjadi dari mantra itu.
Adipati Karna lahir, namun Dewi Kunti menjadi bingung sebab ia masih gadis. Si jabang bayi dihanyutkan ke sungai dan ditemukan oleh seorang kusir kereta. Singkat cerita dengan bantuan Duryudana, Adipati Karna menjadi raja di kerjaan Anga. Dan sebenarnya dia adalah kakak tertua dari Pandawa. Adipati Karna gugur membela Kurawa di perang Bharatayudha.
Adipati Karna rela mati dibunuh oleh adiknya sendiri Arjuna. Sebenarnya kesaktian dua ksatria ini sama. Namun kisah berakhir tragis, dengan panah Pasopati dia gugur di tangan Arjuna. Hmmmm.....jagat dewa bhatara. Lakon apalagi yang akan terjadi setelah Adipati Karna gugur di medan perang. Ki Dalang mendadak kehabisan cerita. Para penonton wayang pun menjadi melongo.
"Piye iki Ki Dalang ?" tanya penonton.
"Mengko dhisik !" jawab Ki Dalang.
"Aku meh udud dhisik."
"Lha wong wis bengi, iku wayahe goro-goro, punakawan kudu methu ben dadi lucu."
"Wooo....Ki Dalang meh ndagel thoo?" teriak para penonton.
"Lha iyo...tugase dalang iku ngudal piwulang. Yen ora ndagel yo pagelaran wayangku ora laris."
Begitulah sekilas pertunjukkan wayang kulit tiap malam Jumat Kliwon yang digelar di Taman Budaya.
Seorang anak kecil bernama Tejo menjadi penasaran dan bertanya kepada ayahnya. "Yah, kok Adipati Karna dibikin gugur oleh Ki Dalang ?"
"Lha wong dari dulu yo cerita pakemnya begitu kok Le..," jawab ayah Tejo.
Si Tejo seorang anak yang kritis tidak bisa tidur. Dia melamun sampai subuh. Walau pagelaran goro-goro sungguh mengocok perut penonton wayang. Tejo berfikir sungguh jahat Dewi Kunti membuang Adipati Karna ke sungai. Apa karena malu, ia hasil dari mantra yang terucap dan bathara Surya mengamini hingga terlahir jabang bayi laki-laki ? Di mana tanggung jawabmu Dewi Kunti ?
Dewi Kunti, Adipati Karna dan wayang yang lain sudah masuk kotak wayang. Tergantung Ki Dalang, mau melanjutkan kisahnya lagi atau tidak. Wong namanya pementasan wayang iku mahal harganya. Konon pementasan wayang kulit itu senilai 30 juta rupiah lebih. Uang itu untuk dibagi-bagi ke waranggana, penabuh gamelan dan Ki Dalang sendiri. Nah, jaman sekarang mana cukup ? Biaya hidup sangat mahal. Ki Dalang mulai jual mahal nampaknya. Ya, sudah lah. Pertunjukkan wayang selesai. Walau Tejo sangat kecewa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI