Ini gambar diafragma yang saya maksud.
MEMINDAHKAN TANGKI KE DEK
- Istri saya kepingin pompa sumur selalu dioperasikan, menjadi sumber air utama, sehingga PAM menjadi cadangan. (Katanya: air PAM makin mahal. Saya pikir: listrik juga makin mahal. Tapi saya bukan suami yang suka mendebat istrinya).
- Tangki yang berada pada menara setinggi 7 meter membuat operasi pemeriksaan atau perbaikan keran-otomatis menjadi sulit.
- Air sumur kami mengandung pasir dan butiran tanah liat, sehingga pasti akan sering terjadi gangguan terhadap katup otomatis.
- Maka tangki air harus dipindahkan ke bawah, ke dek tempat jemuran, supaya pemeliharaan katup-otomatis bisa dilakukan dengan nyaman.
Karena menurunkan tangki juga bukan pekerjaan mudah, maka diputuskan untuk memasang tangki baru di dek jemuran. Kapasitas tangki turun jadi 500 liter, karena tangki 1000 liter tidak bisa naik tangga putar. Terlalu lebar.
Tangki baru yang Cuma 3,5 meter di atas permukaan tanah hanya memberikan tekanan 0,35 kg/cm2. Wastafel dan shower kan tidak dipermukaan tanah. Jadi tekanan tersisa tinggal kira-kira  0,2  kg/cm2. Air Cuma menetes.
"Pake pompa pendorong, dong", ujar istri saya.
Sebagai suami yang baik saya segera memesan pompa pendorong dari toko daring, sehari sampe.
Melihat spesifikasi pompa pendorong di internet, saya tidak yakin ada pompa pendorong yang sanggup memenuhi tuntutan kami. Tapi pompa dari toko daring sudah sampai, dan segera saya pasang. Ini pompa pendorong saya.
Pompa ini dinyalakan oleh aliran awal air. Pompa berfungsi untuk keran di wilayah sekitar tangki. Kalau keran di kamar mandi yang jauh dari tangki, air cuma menetes. Flow switch tidak terpicu, pompa diam saja.