Mohon tunggu...
Taufik Mahlan
Taufik Mahlan Mohon Tunggu... profesional -

64 th.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menghemat Devisa dengan LNG

13 September 2018   14:44 Diperbarui: 13 September 2018   15:26 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa hubungannya devisa dengan LNG? Sampai saat ini LNG adalah penghasil devisa. LNG hampir seluruhnya diekspor. Jika sebagian  LNG digunakan sebagai bahan bakar di dalam negeri, tentu akan mengurangi konsumsi BBM. Bila harga LNG lebih  rendah dari harga BBM impor, maka ada penghematan devisa.

Apa sih LNG itu?

LNG kepanjangannya Liquified Natural Gas. Bahasa Inggris, yang maknanya gas alam yang dicairkan. Biasanya kita sebut gas alam cair saja. Gas alam adalah gas yang berasal dari perut bumi. Sering juga kita menyebutnya gas bumi.

Komponen utama LNG adalah metana, rumus molekulnya CH4 (setiap molekul metana terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen). Persentase berat metana dalam LNG biasanya sekitar 90%. Yang 10% lagi terdiri dari Nitrogen, LPG, dan sedikit komponen BBM. Itulah sebabnya disebut  LNG, bukan LM (Liquified Methane, metana cair).

Komposisi LNG berbeda dari satu sumber ke sumber lainnya. Misalnya, kandungan metana LNG Bontang (Kaltim) lebih rendah dari kandungan metana LNG Tangguh (Papua). Karena kandungan energi per kilogram metana paling tinggi dibandingkan dengan komponen lainnya, maka kandungan energi per kilogram LNG Bontang lebih kecil daripada  LNG Tangguh.

Gas alam mencair pada suhu -160oC  pada tekanan 1 atmosfir. Makin tinggi suhunya, makin tiunggi pula tekanannya.  Pada suhu -130oC, tekanannya sekitar 8 atmosfir, kira-kira sama dengan tekanan LPG (merek Pertamina: Elpiji) yang kita kenal. Di atas -85oC (suhu kritis) gas alam tidak dapat dicairkan berapapun tekanannya. LNG hanya ada pada suhu di bawah -85oC.

Untuk apa gas alam dicairkan? Untuk pengangkutan. Jika gas alam dicairkan pada suhu -160oC, tekanannya tinggal 1 atm, sama dengan tekanan udara luar, dan volumenya menyusut enam ratus kali. Jadi wadah LNG pada suhu ini tidak perlu dalam bentuk bejana tekan, tetapi harus dapat menahan suhu yang sangat dingin (cryogenic). 

Baja karbon (carbon steel) menjadi getas pada suhu cryogenic, sehingga tidak dapat digunakan.  Tetapi alumunium, tembaga, kuningan dan baja anti karat (stainless steel) dapat bertahan sampai suhu yang lebih rendah lagi. Maka lembaran setipis kertas dari bahan-bahan ini dapat digunakan sebagai dinding bagian  dalam pada wadah (tangki) LNG. 

Tangki bagian luar dapat dibuat dari berbagai bahan (baja karbon, beton). Tangki dalam dan tangki luar dipisahkan oleh isolator panas (perlite, atau gelas, atau vakum, atau kombinasinya). Bila tangki semacam ini dipasang pada kapal laut, maka gas alam dapat diangkut dengan efisien. Gas alam dapat diangkut tanpa membangun jalur pipa.

Penggunaan LNG

Sebagai zat cair, LNG tidak dapat terbakar (semua zat cair tidak dapat terbakar). Semua bahan bakar harus dijadikan gas terlebih dahulu, bercampur dengan udara (atau oksigen) pada proporsi yang tepat, baru dapat menyala.

LNG harus dikembalikan menjadi gas alam terlebih dahulu agar dapat digunakan. Oleh karena itu semua peralatan atau mesin yang dapat beroperasi  dengan gas (gas bumi, LPG, bensin) dapat menggunakan LNG yang telah di-regas-kan.

Dengan bantuan peralatan tertentu, mesin diesel juga dapat menggunakan gas bumi bersamaan dengan bahan bakar solar. Solar tetap diperlukan sebagai pemicu pembakaran, karena suhu swasulut  gas bumi jauh lebih tinggi dari  suhu swasulut solar. 

Gas bumi (LNG) dapat menggantikan solar sebanyak 40 sampai 80 persen, tergantung tugas yang diemban mesin. Mesin diesel dengan dua bahan bakar (Diesel Dual Fuel, DDF) ini akan terus jalan bila LNG-nya habis, selama solarnya masih ada. Pertamina telah membuktikan kelayakan teknis LNG untuk Genset Kereta api dengan ujicoba pada rute Bandung-Jakarta (Parahiangan), Bandung-Surabaya (Harina), dan rute lokal Bandung.

Karena tangki LNG untuk kendaraan cukup kompleks, maka volume tangki LNG yang ekonomis adalah untuk volume setidaknya 200 liter. Maka LNG dapat digunakan untuk kendaraan-kendaraan darat yang  besar seperti  bus, truk, dan kereta api.

Untuk kendaraan kecil, terutama yang bermesin bensin seperti angkot, taksi, dan mobil pribadi, tangki LNG kecil masih tidak ekonomis. Kendaraan-kendaraan kecil ini dapat menggunakan CNG Kit, dan menggunakan gas bumi bertekanan setara CNG yang berasal dari LNG. 

SPBG me-regas-kan LNG pada tekanan setara CNG. SPBG yang dipasok LNG ini lebih efisien karena tidak menggunakan kompresor untuk menghasilkan gas tekanan tinggi. 

Kompresor adalah alat yang sangat tidak efisien dibandingkan dengan pompa zat cair. LNG di-regas-kan menggunakan evaporator yang memanfaatkan suhu udara ambien yang gratis. Dengan LNG, SPBG dapat dibangun di tempat-tempat yang tidak dilalui gas pipa.

Industri (makanan dan minuman, perhotelan, tekstil, dsb.) pemakai gas juga dapat dibangun dilokasi yang tidak memiliki jaringan pipa gas. LNG diangkut dengan kereta api dan atau truk.

Kelebihan LNG

Ketika gas alam akan diubah menjadi LNG, gas alam dibersihkan terlebih dahulu dari zat-zat pencemar yang dapat menganggu proses pencairan gas. Dengan demikian LNG adalah bahan bakar yang bersih.

Untuk menghasilkan energi yang sama, emisi karbon LNG lebih sedikit dari bahan bakar lain. Untuk LNG dengan komposisi 100% metana, sisa pembakarannya hanya CO2 dan air (pembakaran sempurna). Selain itu jumlah CO2-nya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sisa pembakaran gas pipa, apalagi dibandingkan dengan sisa pembakaran BBM. LNG adalah bahan bakar ramah lingkungan.

LNG adalah 100% produk domestik.

Kekurangan LNG

  1. Karena LNG berasal dari gas alam yang mengalami pembersihan dan pencairan, maka harganya lebih mahal dari gas pipa.
  2. Memerlukan system regasifikasi sebelum digunakan.
  3. Suhunya yang cryogenic memerlukan peralatan ( infrastruktur)  khusus. Dan  karena termos yang sempurna tidak ada, maka LNG yang dibiarkan di dalam tangki  suhunya akan  naik, sehingga tekanannya makin lama makin tinggi. Safety valve tangki LNG pada kendaraan akan mulai membuang tekanan lebih pada hari ke tiga atau empat. Bila dibiarkan terus, lama kelamaan LNG akan habis. Bila LNG dipakai secukupnya, tekanannya tidak akan  mencapai tekanan buang Safety valve.  Jadi mobil yang menggunakan LNG harus beroperasi tiap hari. Bila tidak, LNG  terbuang percuma.

Kesetaraan energi LNG dan BBM

Untuk mudahnya kita anggap saja nilai energi  setiap kilogram bahan bakar minyak (bensin, solar, minyak tanah) maupun gas (LPG, LNG) itu sama. Tetapi karena berat jenis mereka  berbeda, maka nilai energi setiap liter jadi berbeda. Pada fasa cair, berat jenis LPG dan LNG kira kira separuh dari BBM. Maka setiap liter BBM setara dengan dua liter LNG atau LPG.

Artinya, bila setiap hari  anda mengkonsumsi BBM sebanyak 10 liter, maka bila digantikan oleh LNG atau LPG akan menghabiskan 20 liter. Bila ini diterapkan pada kendaraan, kita memerlukan volume  tangki bahan bakar dua kali lebih besar untuk jarak tempuh yang sama.

Penerapan LNG pada mesin diesel

Kendaraan besar, truk, bus, dan kereta api, pada umumnya bermesin diesel,  bahan bakarnya solar. Bila digabungkan, mereka merupakan konsumen solar terbesar.

Menerapkan LNG pada mesin diesel tidak memerlukan modifikasi besar-besaran. Bahkan mesin tidak dimodifikasi samasekali, hanya ditambahi perangkat LNG. Yaitu tangki LNG, vaporizer, dan system injeksi gas  ke saluran udara masuk. Kit ini biasanya disebut Diesel Dual Fuel  LNG (DDF-LNG kit). 

Bila ada LNG, system akan memasok gas  untuk menggantikan solar sampai 60%. Bila LNG habis maka mesin akan menggunakan solar sepenuhnya. Ini berlangsung secara otomatis. Bahkan dapat dikatakan mesin tidak tahu dia sedang menggunakan bahan bakar campuran solar dan gas atau solar saja. Mesin hanya melakukan tugasnya mengangkut beban.

Bila FAME (Fatty Acid Methyl Ester, biodiesel) yang berasal dari kelapa sawit sebagai aditif solar dapat menghemat devisa dengan mencampurkannya sebanyak 20% kedalam solar, maka LNG yang dapat menggantikan solar sebanyak 60% akan memberikan penghematan yang lebih besar. Masalahnya, infrastruktur LNG memerlukan biaya.

Infrastruktur LNG

Pertamina telah memiliki ratusan Terminal BBM di seluruh Indonesia, kecil maupun besar. Terminal LNG baru ada satu, di Arun, Aceh. Pulau Jawa, yang merupakan konsumen BBM terbesar di Indonesia, belum memiliki Terminal LNG.

Setelah ada terminal LNG, maka perlu disiapkan juga sarana distribusi LNG. Mirip dengan BBM, distribusi dapat dilakukan dengan menggunakan truk dan kereta api. Hanya saja tangki truk LNG lebih mahal dibandingkan dengan tangki BBM.

Truk tangki LNG mendistribusikan LNG ke konsumen industry dan SPBG-LNG  (Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas dan LNG). SPBG-LNG dapat dibangun dimana saja, tidak tergantung kepada ketersediaan pipa gas, asal bias didatangi truk tangki LNG. Persis seperti SPBU.

SPBG-LNG dibangun di setiap kota besar di jalur pantura untuk melayani angkutan barang dan orang. Di setiap kota besar SPBG-LNG dibangun di ujung-ujung trayek angkot.

Konsumen industri harus mempunyai tangki penyimpanan  LNG dan system regasifikasi LNG.

Kendaraan juga harus memiliki tangki LNG, regasifikasi, dan sitem injeksi gas.

Pembiayaan infrastruktur LNG

Katakanlah kita sekarang mengkonsumsi BBM setara 1,3 juta barel minyak mentah perhari, 30 persennya impor. Kalau LNG menggantikan 1% saja konsumsi BBM, maka impor minyak mentah dapat dikurangi sebanyak 3%, atau sebanyak 12.000 barrel perhari, atau 4,2 juta barel per tahun. Devisa yang dihemat pada harga minyak mentah USD 65 per barrel adalah sekitar  USD 280 juta (Rp. 4 triliun) per tahun. Nilai ini diperkirakan cukup untuk membangun infrastruktur LNG yang diperlukan.

Pembangunan infrastruktur mungkin memerlukan waktu sekitar 3 tahun, dan substitusi 1% BBM dengan LNG tercapai 3 tahun kemudian.

Pembangunan infrastruktur LNG oleh swasta terkendala oleh perhitungan keekonomian. Bila infrastruktur disiapkan oleh pemerintah, pihak swasta pasti akan sangat berminat menjalankan perniagaannya, dan harga LNG secara signifikan akan lebih rendah dari harga rata-rata BBM dalam kesetaraan energi. Selisih harga ini  menjadi insentif bagi pengguna untuk mengonversi penggunaan BBM menjadi LNG, karena investasi peralatan LNG akan terbayar dalam waktu singkat. Bonus yang akan kita terima bersama adalah lingkungan yang lebih bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun