Mohon tunggu...
Triza Mayasari
Triza Mayasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! Selamat datang, terimakasih telah berkunjung ke profil kami

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Food Safety in Loading and Distributing

13 Desember 2021   19:07 Diperbarui: 14 Desember 2021   09:01 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Food Safety In Loading and Distributing

Triza Mayasari, Dedin Finatsiyatull Rosida, Cyndy Venna Ardiana, Sonia Dwi Chofifa Fauzyah, Muhammad Noval Rafi Ahnaf, Lisa Yulistriana, Irsyadhea Roofiqa Sari

Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Corresponding author: dedinbahrudin@gmail.com

Distribusi makanan berbeda dengan distribusi produk lainnya. Produk makanan menunjukkan perubahan kualitas yang berkelanjutan diseluruh rantai pasokan, hingga konsumsi akhir. Oleh karena itu, dalam pendistribusian pangan harus mempertimbangkan kualitas, kesehatan, dan keamanan pangan. Karakteristik penting dari banyak sistem distribusi makanan adalah kontrol suhu dan tranportasi saat distribusi. Selain itu, proses pemuatan (loading) produk ke dalam kendaraan juga penting dan perlu diperhatikan. Pemuatan produk juga penting untuk diperhatikan karena memuat produk dengan aman dan benar di dalam kendaraan untuk distribusi berpengaruh terhadap kualitas produk. 

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar pemuatan dan distribusi aman yaitu pemilihan kendaraan yang tepat; wadah penyimpanan harus memiliki desain yang tepat, mudah dibersihkan dan dipelihara dalam kondisi baik. Saat melakukan pemuatan dilakukan pemisahan untuk produk pangan jadi dan bahan mentah, karena untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang; tidak menyimpan alergen makanan umum diatas produk makanan lain.

Pemilihan kendaraan yang digunakan untuk proses distribusi makanan harus diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan, pemilihan ini didasarkan pada rute perjalanan, waktu yang ditempuh, kapasitas kendaraan dan spesifikasi peralatan yang dibutuhkan seperti adanya refrigerator pada kendaraan karena dalam distribusi produk makanan, kontrol suhu merupakan faktor penting. 

Hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk terhadap penurunan kualitas, dan keamanan produk terhadap kontaminasi pertumbuhan bakteri yang berpotensi berbahaya (seperti Salmonella dan E. coli). Selain itu, kontrol suhu yang tidak memadai dapat menyebabkan reaksi kimia yang dapat mengubah penampilan produk dan tekstur. 

Sehubungan dengan kontrol suhu, pada dasarnya kita dapat mengidentifikasi tiga jenis rantai pasokan makanan: beku, dingin, dan bersuhu lingkungan. Untuk rantai beku dan dingin, beberapa suhu yang berbeda digunakan karena menyesuaikan bahan pangannya. Rantai beku terutama beroperasi pada suhu (-18°C), seperti produk es krim memerlukan rantai beku dengan suhu (-25°C) atau suhu yang lebih rendah lagi. Untuk rantai dingin, suhu berkisar dari 0°C untuk ikan segar hingga (-15°C) untuk produk misalnya kentang dan pisang (Smith dan Sparks, 2004). Dan untuk rantai suhu ruang menyangkut produk yang tidak memerlukan kontrol suhu, seperti barang kalengan (sarden).

Permintaan buah segar sangat meningkat di masa pandemi Covid-19 saat ini, proses pengiriman sangat membutuhkan kualitas yang baik. Selain pemantauan langsung kondisi suhu selama pengiriman buah. Semua pengiriman barang harus dikemas sesuai standar. Produk yang akan dikirim pastikan terdapat bahan kemasan (plastik gelembung atau bubble wrap, bantalan atau gabus) untuk melindungi produk dari benturan dan memar saat pengiriman. 

Penambahan bahan kemasan seperti plastik gelembung, bantalan atau gabus dianjurkan pada saat pengiriman untuk mengantisipasi bantalan yang menipis dan getas, sehingga akan memberikan perlindungan terhadap paket buah yang dikirim dari beban tumpukan kemasan lainnya. Untuk menjaga suhu produk yang dikirim, sebaiknya gunakan bahan pendingin seperti kemasan gel atau es kering. Suhu di area penyimpanan harus disesuaikan dengan produk yang mudah rusak pada saat pengiriman dengan transportasi truk kargo, dan ada persyaratan tambahan yang harus dilengkapi.

Contoh pada suatu kasus yang dialami warga Desa Gempol Sari yang menerima buah busuk dari Program Keluarga Harapan (PKH) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tidak ada kejelasan kapan buah mulai membusuk, namun salah satu dugaannya adalah buah bisa membusuk saat dalam perjalanan. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan diperlukan teknologi agar dapat meminimalkan risiko kerugian dan meningkatkan kepuasan baik bagi konsumen maupun penjual bagi konsumen dan penjual.

 Salah satu teknologi yang dapat diterapkan adalah teknologi Motion and Temperature Sensory (MATS) yang merupakan system yang dapat mendeteksi getaran dan memberikan informasi mengenai suhu ruangan atau kendaraan tempat penyimpanan buah yang akan dikirim. Getaran dan suhu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan dekomposisi buah. Dengan adanya sensor getaran, kerusakan mekanis atau benturan yang akan terjadi pada buah yang diangkut dapat diminimalisir.

Pengiriman makanan, khususnya komoditas buah-buahan, memiliki tantangan tersendiri. Pada saat pengiriman perlu memperhatikan jenis dan karakteristik buah itu sendiri. Selain itu, jenis kemasan dan alat serta tahapan yang dilakukan harus benar, agar pengiriman dapat dilakukan dengan baik. Suhu merupakan indikator yang sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena itu pemantauan suhu melalui sensor pemantau langsung menjadi sangat penting.

Reference:

Akkerman, R., Farahani, P., & Grunow, M. (2010). Quality, safety and sustainability in food distribution: a review of quantitative operations management approaches and challenges. OR spectrum, 32(4), 863-904.

Chen, Z. L., & Lee, C. Y. (2003). Scheduling of depalletizing and truck loading operations in a food distribution system. Naval Research Logistics (NRL), 50(3), 239-256.

Renko, S., Petljak, K., & Naletina, D. (2019). Food integrity throughout the chain: the case of good distribution practice. LogForum, 15(1).

Food Safety and Standards Authority of India. Handbook. Safe Storage, Distribution & Transportation of Food Products.

V.Dwiyanti.et.al. 2021. Food Logistics Quality: Minimize Damage to Fresh Fruit Shipping in Covid-19 Era. Journal of Logistics and Supply Chain. volume (issue), 1-11.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun