Yogyakarta yang menyandang predikat sebagai kota pelajar dan budaya memang pantas untuk kita kaji lebih dalam karena menyediakan berbagai ruang belajar dalam kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah angkringan. Angkringan adalah sebuah tempat usaha warung makan yang bisanya berada dibawah pohon, emperan rumah atau pojok jalan, yang diterangi  lampu teplok dengan suasana remang-remang untuk menerangi berbagai menu makanan.
Dari sudut menejemen usaha angkringan berdiri dan bertahan  tidak melalui studi kelayakan modal perbankan, konsultan analisa BEP, hanyalah bermodalkan keyakinan dan kejujuran serta kesederhanaan hidup.
Angkringan  seagai bentuk usaha tradidional turun temurun perekonomian yang  sampai saat ini masih memiliki pesan  penting  yang tidak boleh dilupakan bagi generasi milenial sebagai ruang belajar.
- Angkringan memiliki kearifan wisata edukasi tentang  kesederhanaan makanan rakyat  yang tidak mahal namun terjangkau bagi semu kalangan.
- Angkringan sebagai sarana tempat mangkalnya masyarakat dari berbagai kalangan yang dengan nyaman duduk bersama berdekatan untuk saling menyapa, bercerita tanpa jarak dan curiga. Mengisyaratkan sebagai tempat dimana "aku, kamu dan kita" sedang menikmati kebersamaan.
- Angkringan tidak ada kasir dan mesin pencatat serta kwitansi, namun di angkringan telah menjadi sebuah model  model kesahajaan penjual dan pembeli menghayati makna sebuah kejujuran  tentang apa dan berapa yang dimakan.
- Angkringan telah memberikan sebuah cermin kehidupan tentang ketekunan. Mengapa ?. Angkringan dibuka pada malam hari kadang sampai subuh yang terus aktif mengipasi tungku, mencuci gelas bahkan harus melayani pembeli dengan ikut terlibat dalam percakapan yang hangat.
Kini angkingan tidak hanya dijumpai di Yogyakarta saja tetapi sudah menjamur sebagai usaha dikota-kota besar seperti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi seiring dengan penyebaran penduduk, perantauan  berkembang menjadi  lapangan usaha baru .Hadirnya angkringan di kota besar bisa memiliki nilai positif dalam rangka usaha penopang ekonomi rakyat yang tidak membutuhkan modal besar.
Namun demikian hal yang perlu diingat adalah makna dan filosofi angkringan sebagai media menumbuhkan kesahajaan, kesederhanaan, ketekunan dan kejujuran. Jadilah orang bijak yang akan selalu berusaha serta  belajar menemukan makna, hikmat dan kearifan hidup disegala tempat waktu yang disediakan oleh Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H