Kesuksesan ganda putri Indonesia tersebut membuat sektor ganda putri Indonesia semakin eksis dan disegani di dunia yang membuat lawan tidak bisa memandang sebelah mata sektor ganda putri Indonesia.
Kesuksesan mereka tak lepas dari sikap pantang menyerah, kerja keras, dan saling percaya antara satu sama lain, serta konsistennya penampilan mereka di arena.
Mereka sangat kuat dalam bertahan dan sangat cepat saat menyerang serta kesabaran saat bermain menjadi kunci suksesnya mereka dalam mengalahkan lawan-lawannya.
Hal itu juga diakui oleh salah satu lawannya yaitu wakil dari jepang Mayu Matsutomo dan Wakana Nagahara, mereka dikalahkan oleh PRIFAD pada babak 32 besar Indonesia Open 2022.
Matsutomo yakin kedepannya pasangan PRIFAD ini menjadi pasangan yang ciamik. Dia melihat, wakil Indonesian itu punya potensi untuk berkembang dan memberi gebrakan di nomor ganda putri badminton dunia.
“Mereka masih muda, jadi mereka pasti bakal semakin berkembang lagi dan pasti mereka akan jauh lebih bagus lagi, kami akan berusaha melakukan yang terbaik agar bisa menang”, ujar Matsutomo selepas berlaga.
Adapun tanggapan dari Siti Fadia Silva Ramadhanti “Ada perasaan tidak menyangka bisa masuk final tiga kali dalam empat turnamen pertama kita. Saya kira bakal pelan-pelan, perlu proses tapi saya juga percaya ini berkat Latihan yang sungguh-sungguh karena saya tahu tidak ada usaha yang menghianati hasil”.
Kemudian pelatih ganda putri Indonesia pun ikut berkomentar mengenai penampilan anak asuhnya, Eng Hian merasa bersyukur karena anak didiknya bisa bermain dengan baik dan meraih gelar juara.
"Bersyukur, Apri/Fadia bisa main baik dan juara," ujarnya seperti dikutip dari rilis PBSI.
"Dari awal, memang Apri/Fadia mengambil inisiatif menyerang dulu. Mereka memegang kendali permainan terus."
"Dampaknya, lawan selalu tertekan dan hanya mengikuti pola permainan yang dikembangkan Apri/Fadia. Lawan tak berkembang permainannya."