Perkembangan teknologi yang bergerak secara masif tak dapat dipungkiri telah mempengaruhi sektor kehidupan. Teknologi itu dapat dibuktikan dengan penggunaan gadget di era Modern. Kalau dapat dibilang Gadget bagai "Pedang bermata dua", kok bisa?.Â
Sadar gak sih? Saat ini tuh ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan Gadget itu besar banget, ya meskipun dapat menopang aktivitas sehari-hari seperti akses informasi yang begitu cepat, kirim pesan ke kekasih gak usah ribet pakai burung dara, dsb. Tapi yang perlu kalian pahami, semakin terbukanya akses komunikasi hingga ke ujung dunia dapat memperluas kesempatan untuk melakukan tindakan buruk bukan?. Seperti halnya dalam kisah dua insan yang 'katanya' saling mencintai dan menyayangi eh kandas termakan teknologi.
Belakangan ini publik mungkin tidak asing mengenai isu perselingkuhan 'artis papan atas' yang entah sampai kapan selesainya. Kisah perselingkuhan yang membuat heboh jagad sosial media terakhir adalah Virgoun. Siapa yang tak kenal Virgoun? Penyanyi kondang dengan karya lagunya yang begitu memukau serta menjadi vokalis di salah satu Band ternama yakni Last Child tertimpa isu miring perselingkuhan.Â
Kasus musikus ini dibongkar pertama kalinya oleh istrinya, Inara Rusli, dengan me-nspill isi chat  Virgoun saat dirinya melakukan negosiasi dengan Mucikari. Padahal, dalam postingan di media sosial Virgoun dinilai netizen telah hijrah ke jalan yang benar. "Hijrah dari hongkong", tulis Virgoun. Jawaban ini merepresentasikan bahwa 'Hijrah' dirinya hanyalah formalitas publik belaka.
"Kalo ga ganteng minimal setia", Sahut warganet
"Ku kira Starla beruntung banget, eh ternyata lagu ciptaan bapaknya, kisah dari anaknya". tegasnya
"Ku kira lagu ternyata kisahku *ujar Starla di masa depan". Sebutnya
Kasus Perselingkuhan tak berhenti sampai disitu, Publik kini digemparkan lagi dengan perselingkuhan Syahnaz Sadiqah, adik dari artis ternama, yaitu Raffi Ahmad. Yang bikin "Epic Moment" dan menjadi objek hujatan warganet adalah aplikasi untuk chattingan dengan Rendy Kjaernett yang dinilai tak masuk akal. Pasalnya, mereka saling menanyakan kabar di aplikasi 'Gojek' yang sejatinya sebagai layanan ojek online.
Apakah kasus perselingkuhan berhenti sampai itu? Tentu tidak, masih banyak lagi kasus perselingkuhan yang terjadi. Peristiwa itu dapat memberikan konsekuensi, bahwa semua kasus perselingkuhan berawal dari penggunaan teknologi yakni Gadget.
Siapakah Yang Salah? Teknologi atau Cinta?
Kita dapat menjawab persoalan itu dengan memberikan dua sudut pandang peran cinta dan Teknologi.
- Pentingnya Teknologi
Sejatinya teknologi telah merevolusi cara kita hidup dan berinteraksi. Seperti dalam hal komunikasi, teknologi membantu kita sebagai masyarakat untuk terhubung dengan warga dunia dalam hitungan detik.Â
Media Sosial, Aplikasi pesan instan, telekonferensi dapat mempermudah akses komunikasi agar dapat terhubung dengan seseorang yang kita cintai. Apalagi dengan "Kisah Cinta Dengan Jarak" atau dapat dikenal dengan Long Distance Relationship (LDR) atau Long Distance Marriage (LDM) yang membutuhkan kabar untuk menjadi obat penenang. Terdapat dua kemungkinan akan kehadiran teknologi, dapat menjadi solusi atau menjadi luka hati.
- Esensi Cinta
Cinta menjadi elemen fundamental dalam kehidupan manusia yang dipandang sebagai anugerah dari Tuhan. Sebuah cinta sejati, dapat memberikan rasa kehangatan, emosi, dan penghubung emosional yang esensial antara individu. Kalau kata Ari Lasso "Apa arti hidupmu tanpa cinta dalam hati, pasti hidupmu tak bermakna". Â Tidak dapat dipungkiri, semua orang membutuhkan cinta dalam kesempatan hidup di Dunia. Â
Bagi sobat LDR/LDM yang selalu ingin mendapatkan kabar itulah bentuk komunikasi yang wajar. Sejatinya, komunikasi yang hakiki membutuhkan waktu, perhatian, dan effort yang kuat. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk menghargai dan memprioritaskan cinta dalam kehidupan. Yang harus diwaspadai Sobat LDR/LDM mungkin "Yang deket aja bisa selingkuh, apalagi yang jauh?". Eitss tapi jangan overthinking dulu...
Daripada mempertentangkan teknologi atau cinta akan siapakah yang  salah, lebih baik memulai dengan kesadaran diri sebagai langkah untuk menghindari perselingkuhan. Saling menjaga kepercayaan, memikirkan lebih dalam dampak perselingkuhan, saling memahami satu sama lain, adalah langkah besar melawan perselingkuhan.Â
Tak jarang banyak orang berselingkuh berlandaskan rasa bosan, sejatinya rasa bosan adalah rasa yang wajar. Yang menjadi tugas kita adalah bagaimana melawan rasa bosan itu. Mencari pelarian dengan dalih perselingkuhan adalah langkah yang salah untuk mencari sebuah penyelesaian. Meskipun Cinta terlampau jarak, hakikatnya teknologi hadir menjadi solusi menjalin komunikasi yang lebih dalam.
"Sejatinya teknologi hadir bukan menciptakan permasalahan, melainkan menguji kesetiaan dan ketulusan"
~triyofanard
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H