Karena sayang pada anaknya sang ibupun pergi keistana dan kedatangannya disambut baik oleh sang raja.
Hai... perempuan tua, kamu siapa dan apa maksud kedatanganmu?
Namun karena tidak berterus terang perempun tua itu menjawab dengan pantun.
Te... sekate menjadi gelang pe...setempe nek made pesan urang
Sang raja mengetahui pantun itu.
Apakah engkau ingin meminang salah seorang putriku?
"Be...be benar baginda, hamba mohon maaf atas kelancangan hamba. Hamba kemari ingin menyampaikan pinangan putra hamba yang bernama bujang katak kepada salah seorang putri raja.
Sang rajapun memanggil ketujuh putrinya untuk menghadap. Setelah mengetahui maksud kedatangan perempuan itu. Putri raja bukan memberikan jawaban yang sopan. Namun hanya putri bungsu yang tidak melakukan itu. Ia juga tidak berani mengatakan bahwa ia bersedia menerima pinangan tersebut. Karena takut kapada raja.
Ibu bujang katakpun pulang dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya diistana. Bujang katak merasa yakin putri bungsu pasti kan menerima lamarannya.
"besok ibu harus temani aku keistana, aku yakin si bungsu pasti menerima lamaranku.
Keesokan harinya bujang katak dan ibunya kembali keistana. Alangkah terkejutnya raja melihat melihat bujang katak.
"hai.. perempuan tua apakah itu anakmu yang bernama bujang katak?
"benar baginda.
"ha...ha.. pantas saja dinamakan bujang katak.bentuknya mirip katak
Rajapun memanggil ketujuh putrinya dan menanyakan apakah mereka bersedia menikah dengan bujang katak, dengan sombong mereka menolaknya, kecuali si bungsu. Melihat sikap bungsu raja bertanya:
"Hai..putriku apakah kamu bersedia menikah dengan anakku.
"ampun ayahhanda . jika ayahanda merestui, ananda bersedia
Mendengar jawaban putrinya rajapun menerima pinangan bujang katak. Dengan satu syarat bujang katak harus membangun jembatan emas dari gubuknya menuju istana dalam waktu tujuh hari. Bujang katakpun menyanggupinya dan ia tidak gentar terhadap ancaman sang raja.
"bagaimana kita bisa memenuhi permintaan raja sedangkan kita orang miskin.
"tenang bu aku akan pergi  bertapa.
Selama enam hari enam malam bujang katak bertapa, pada malam ketujuh keajaiban terjadi kulit bujang katak mengelupas dan mengeluarkan sinar kekuning-kuningan. Kulit bujang katak yang mengelupas dibakar dan berubah menjadi batangan emas.Â
Bujang katakpun berubah menjadi pemuda yang sangat tampan. Setelah itu tumpukan emas batangan itu mereka susun membangun sebuah jembatan dari gubuk menuju istana.
Keesokan harinya seluruh isi istana gempar melihat keindahan jembatan emas itu dan dari kejahuan tampak seorang pemuda tampan dan seorang perempuan tua.
"hai perempuan tua siapa yang pemuda itu?
"ampun baginda hamba ini bujang katak.
Raja dan seluruh keluarga istana benar-benar tidak percaya kalau bujang katak berubah menjadi pemuda yang tampan.
"Baiklah bujang katak, aku akan memenuhi janjiku kau kan kunikahkan dengan anakku.
Pesta pun dilangsungkan, setelah acara itu keenam putri raja memerintahkan pengawal untuk menangkap katak. Satu putri mempunyai satu katak dan katak --katak itu ia masukan kedalam lemari.Â