Mohon tunggu...
TRIYAKFI HS
TRIYAKFI HS Mohon Tunggu... Guru - Teacher

a long life learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melahirkan Generasi Anti-Hoaks dengan Gesek Lidi

10 November 2017   09:09 Diperbarui: 10 November 2017   17:04 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang harus menjadi perhatian adalah kini hoaks seakan menjadi sebuah komoditas. Hoaks bisa dijadikan sebagai alat satu golongan untuk menghancurkan golongan lain. Membunuh karakter seseorang, bahkan sebagai alat memecah belah bangsa. Contoh terdekat bisa kita ambil dari apa yang sekarang terjadi di republik ini.

Tentu kita dapat merasakan eskalasi banyaknya penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian di dunia maya sekarang ini. Setidaknya jika dibandingkan dengan satu dekade yang lalu. Yang cukup terasa tentu saat perhelatan Pilpres 2014 dan Pilkada 2017 lalu. Tiap waktu kita seakan disuguhi dengan berita hoaks dan ujaran kebencian di dunia maya. Bahkan bisa dikatakan dalam beberapa tahun terakhir hoaks seakan "sukses" membuat bangsa ini menjadi terpecah belah.

Dampak dari berita hoaks memang sangat mengkhawatirkan. Bahkan negara adidaya sekelas Amerika Serikat pun tak luput menjadi korban hoaks. Misalnya pada saat pemilihan presiden terakhir. Banyak pihak yang mengatakan kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton tak lepas dari andil berita hoaks. Bahkan yang lebih parah lagi berita hoaks hampir membuat Pakistan dan Israel perang nuklir (infokomputer.grid.id, 27/6/2017).

Melihat begitu masifnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh hoaks, tentu kita patut khawatir. Gerakan perang melawan hoaks harus menjadi concern kita semua. Pembiaran terhadap hoaks bisa jadi merupakan awal dari hancurnya bangsa ini di masa mendatang. Kita tak boleh lagi acuh terhadap persoalan hoaks, apalagi justru menjadi bagian dari proses penyebaran hoaks.

Kenali dan Lawan Hoaks DenganGesekLidi

Makin parahnya penyebaran hoaks dewasa ini bukan mustahil untuk dihentikan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk setidaknya ikut andil mengerem laju penyebaran hoaks. Ibarat pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang", cara sederhana untuk ikut memerangi hoaks adalah dengan mengenali hoaks itu sendiri. Kita dapat belajar mengidentifikasi mana berita hoaks dan mana yang bukan dengan berbagai cara. 

Pertama, biasakanlah untuk bertabayyun. Ajaran Islam mengajarkan kita untuk senantiasa melakukan tabayyun,yang secara sederhana dapat dimaknai sebagai pencarian fakta/kebenaran suatu berita. Tabayyun dapat dilakukan dengan mengecek sumber berita yang kita dapat. Jangan terbiasa untuk hanya mempercayai satu sumber saja. Jadikan sumber lain sebagai pembanding. Berita yang bersumber dari internet dapat kita kroscek dengan cara melihat alamat URLnya. 

Cermati apakah situs yang memuat berita tersebut merupakan situs yang kredibel, seperti situs resmi instansi pemerintah, situs yang sudah terverivikasi sebagai situs pers resmi atau belum. Jika alamat URL situs yang kita baca bisa dikatakan kurang kredibel, kita patut curiga dengan kevalidan isi beritanya.

Kedua,biasakan membaca keseluruhan isi berita. Kebiasaan untuk membagikan (share) berita tanpa membaca isinya adalah salah satu faktor pemicu cepat menyebarnya berita hoaks. Oleh sebab itu, biasakanlah untuk membaca isi berita sebelum membagikannya. Jangan terlena oleh judul, karena seringkali berita hoaks sengaja menggunakan judul yang provokatif dan sensasional.

Ketiga,jangan mudah percaya dengan foto/video. Pesatnya kemajuan teknologi memungkinkan orang untuk dapat mengubah foto/video menjadi seakan-akan asli. Maka dari itu bersikaplah kritis dan jangan mudah percaya dengan foto/video yang kita lihat. Berita hoaks juga seringkali menggunakan foto/video palsu yang sebenarnya bukan merupakan gambaran isi berita. Kita bisa mengecek keaslian foto dengan cara drag and drop ke kolom Google images.

Keempat,manfaatkan diskusi. Perang melawan hoaks kini menjadi concern dari banyak pihak. Sebagai contoh sekarang banyak grup atau fanspage antihoaks di facebook. Sebut saja misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoaks (FAFHH), Fanpage & GroupIndonesian Hoaks Buster, Fanpage Indonesian Hoakses, dan Grup Sekoci (kompas.com, 9/1/2017). Kita bisa ikut bergabung dan belajar mencari kebenaran dari sebuah berita dari diskusi anggota grup. Hal ini penting karena akan memudahkan kita memastikan kebenaran sebuah berita dengan memanfaatkan tenaga banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun