'pasal 2 dan 3 dalam UU No.41 tahun 2014 ditiadakan.'
Perubahan tersebut menyebabkan impor ternak bisa terjadi kapan saja tanpa memperhatikan kurang atau lebih, gagal panen atau tidaknya hewan ternak dalam negeri. Ketidak hati-hatian pemerintah dalam memutuskan hal ini menjadi kerugian tersendiri bagi peternak Indonesia. Terus ini juga ditakutkan dapat menyerang hewan-hewan liar seperti banteng liar, kijang, rusa, dan kambing gunung yang mana akan sulit dalam penanganannya, untuk memberikan vaksin bagi hewan liar yang tertular.
Dikatakan bahwa tingkat mortalitas pada hewan ternak yang terkontaminasi virus PMK sebetulnya cukup rendah. Banyak hewan ternak yang justru mati setelah kembali sehat sudah mulai makan minum dan memproduksi susu kembali. Setelah diteliti ternyata terdapat gangguan pada paru seperti pneumonia, penebalan septa interlobular, juga ditemukan nekrosa pada jantung.
Sehingga hingga kini untuk alasan kematian hewan ternak tersebut masih dalam proses penelitian lebih lanjut.
PMK (penyakit mulut dan kuku) atau disebut juga Foot and Mouth Disease (FMD) merupakan penyakit yang menular akut yang disebabkan oleh virus  tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.. Virus ini sangat mudah menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, babi dan kerbau.Â
Rentan juga ditemukan pada Armadillo, gajah , landak, capybara dan tikus. PMK tidak menyerang kuda. Penularannya dapat melalui kontak secara langsung seperti hewan yang sehat menjilati bagian tubuh hewan yang terkontaminasi PMK. Virus ini juga dapat menular melalui udara tergantung pada kondisi lingkungan di mana hewan itu tinggal. Penularannya sangat cepat bahkan bisa menular 100% hewan yang berada di kandang.
Hewan yang terserang PMK akan mengalami ruam pada kulit, hidung, kulit dekat kuku, puting, dan lecet pada mulut. Gejalanya berupa demam, mulut berbuih, hidung berlendir, ruam kulit hingga celah kuku, juga terdapat luka lepuh di lidah dan mukosa rongga mulut, kehilangan berat badan permanen, menurunnya produksi susu 20-80%, tidak nafsu makan, Menggeretakan gigi, menggosokkan mulut, leleran mulut, suka menendangkan kaki, Pembengkakan kelenjar submandibular dan Mengalami miokarditis dan abotus kematian pada hewan muda.
Untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut.
1. Tidak membeli atau memasukkan hewan baru dari daerah yang belum jelas keterangan bebas PMK ke kandang hewan-hewan yang masih sehat.
2. Mengunjungi peternakan lain yang belum jelas sanitasi dan higienitasnya.
3. Batasi orang yang terlalu lalang masuk ke dalam kandang.