Mohon tunggu...
Tri Wahyu Nofita
Tri Wahyu Nofita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak suka brisik, menulis jika mood bagus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sel Darah Putih (Leukosit): Jenis-Jenis Leukosit

19 November 2022   13:36 Diperbarui: 19 November 2022   13:45 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Leukosit dibedakan menjadi dua kelompok, yaotu granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan laukosit yang memiliki butirandisitoplasma. (Judith Goodenough, 2014) menyatakan bahwa Granul adalah kantung yang berisi bahan kimia yang digunakan sebgaai senjatanuntuk mengancurkan patogen yang menyerang, terutama bakteri. Granulosit inidibedakan menjadi neutrofil, eosinofil, basofil. Agranulosit tidak memiliki butinran sitoplasma atau memiliki butira yag sangat kecil. Agranulosit berupa lomfosit dan monosit.

Jenis-jenis leukosit

 jenis leukosit dijabarkan sebagai berikut:

a. Neutrofil, yang paling melimpah dari semua sel darah putih, adalah tentara sel darah di garis depan. Neutrofil merupakan leukosit pertama yang merespon terhadap kerusakan jaringan. Di antara granulosit, neutrofil merupakan spesialis fagosit. Sel ini merupakan pertahan pertama pada invasi bakteri. sehingga penting dalam proses peradangan. Selain itu, neutrofil juga berperan membersihkan debris. Peningkatan jumlah neutrofil dalam darah menunjukkan infeksi bakteri akut.. Tetapi bahkan dalam kematian itu membantu pertahanan tubuh dengan melepaskan bahan kimia yang menarik lebih banyak neutrofil ke tempat kejadian.

Neutrofil mati, bersama dengan bakteri dan puing-puing seluler, membentuk nanah cairan kekuningan yang biasanya kita kaitkan dengan infeksi. Neutrofil berjumlah sekitar 60-70% dar jumlah total leukosit.

b. Eosinofil, Jumlah eosinofil berkisar antara 2 -- 4% dari seluruh leukosit. Sel ini ditandai dengan inti yang memiliki dua lobus. Dalam sitoplasmanya terlihat butiran-butiran merah jika diwarnai dengan pewarnaan eosin (pewarnaan asam), dari sifat inilah nama eosinofil muncul. Eosinofil mengandung zat yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap cacing parasit, seperti cacing pita dan cacing tambang. Mereka juga mengurangi keparahan alergi dengan menelan kompleks antibodiantigen dan menonaktifkan bahan kimia inflamasi. Eosinofil dapat mengurangi peradangandengan memproduksi enzim yang merusak bahan kimia inflamasil.

c. Basofil, berupa butiran-butran sitoplasma. Jumlahnya paling sedikit dibandingkan leukosit yang lain, yaitu hanya 0,5 -- 1% dari seluruh leukosit. Sel ini lebih kecil dari neutrofil dan eosinofil dengan diameter 8 -10 m, dengan inti berbentuk U. Butiran-butiran tersebut mengandung/melepaskan histamin, zat kimia yang menarik sel darah putih lain ke tempat infeksi dan menyebabkan pembuluh darah melebar (melebar), sehingga meningkatkan aliran darah ke daerah yang terkena. Mereka juga berperan dalam beberapa reaksi alergi.

d. Monosit, memiliki ukuran yang terbesar dari semua elemen yang terbentuk, monosit berjumlah sekitar 460 sel / L atau sekitar 3 -- 8% dari jumlah seluruh leukosit. Inti besar dan terlihat jelas, sering berwarna violet, dan biasanya berbentuk bulat telur, ginjal, atau tapal kuda. Sitoplasma monosit berlimpah dan jarang mengandungbutiran halus. Monosit meninggalkan aliran darah dan memasuki berbagai jaringan, dimana mereka berkembang menjadi makrofag. Makrofag adalah sel fagosit yang menelan mikroba yang menyerang, sel-sel mati, dan puing-puing seluler

e. Limfosit merupakan leukosit terkecil. Ukuran limfosit sedikit lebih besar dari eritrosit, dengan inti besar dan sitoplasma yang sangat tipis. Jumlah limfosit adalah 20 -- 25% dari seluruh leukosit. Limfosit diklasifikasikan menjadi dua jenis: limfosit B dan limfosit T. Limfosit B menghasilkan sel plasma, yang selanjutnya menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang mengenali molekul spesifik yang disebut antigen pada permukaan mikroba penyerang atau sel asing lainnya. Setelah mengenali sel asing dengan antigen, antibodi membantu mencegahnya merugikan tubuh. Sedangkan limfosit T secara yang langsung menyerang dan menghancurkan patogen (bakteri dan virus), terlibat dalam perusakan sel-sel tumor dan penolakan jaringan cangkoksel darah putih khusus yang berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh.

jadi itulah jenis-jenis leukosit dalam sel darah putih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun