Budaya sekolah secara etimologi budaya atau budaya, dalam kamus besar bahasa indonesia (1988: 130-131), adalah "pikiran, akal, hasil". Sedangkan peradaban adalah "belajar mengolah, belajar mengolah, membiasakan diri" sesuatu yang baik sehingga dibudidayakan. Budaya didefinisikan sebagai sebuah ide. Pekerjaan manusia dilakukan dengan kebiasaan. Pembiasaan ini dilakukan agar melaksanakan kewajiban dan tugas tampaknya tidak sulit karena sudah terbiasa.
Dewey (1961: 46) menyatakan dalam bukunya democracy and education bahwa "pendidikan tidak sering didefinisikan sebagai mempelajari kebiasaan yang baik adaptasi yang efektif dari individu dan lingkungannya ”yang berarti bahwa pendidikan tidak” selalu didefinisikan sebagai menguasai kemenangan dari kebiasaan yang berdampak penyesuaian diri dengan individu dan lingkungan. Kemampuan seseorang dapat diperoleh karena kebiasaan yang dia buat, yang menimbulkan aturan untuk diri sendiri dan lingkungan anda.
Menurut deal dan peterson yang dikutip oleh rahmat dan suharto dalam bukunya “konsep manajemen berbasis sekolah” Memperkenalkan budaya tersebut sekolah adalah seperangkat nilai yang menopang perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, dan lambang yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, pegawai negeri, tata usaha, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah adalah campuran nilai, keyakinan, asumsi, konsep, dan harapan yang diyakini komunitas sekolah dan menjadi pedoman perilaku dan solusi memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Adanya budaya sekolah, mampu mengizinkan dan mengizinkan warga sekolah untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya memecahkan masalah secara konsisten. Adanya nilai, sikap, keyakinan dan lain-lain dll, yang terangkum dalam budaya sekolah, pasti akan meningkatkan kualitas pendidikan yang diharapkan di lingkungan sekolah.
Menurut deal dkk peterson dan maryamah, dkk. (2016; 89) mengatakan bahwa budaya sekolah adalah seperangkat nilai yang mendukung perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari dan simbol yang diadopsi oleh pemimpin sekolah, guru, staf administrasi, murid dan siswa masyarakat sekitar sekolah.
Budaya sekolah adalah sifat, watak atau watak, dan citra sekolah di mata masyarakat. Berdasarkan konsep di atas, budaya sekolah adalah kebiasaan yang dipraktikkan oleh sekolah dan dipraktikkan oleh anggota sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan diyakini bahwa memecahkan masalah yang mereka hadapi. Umum dalam budaya sekolah bahwa diterapkan di setiap sekolah berbeda-beda tergantung pada karakteristik dan karakteristiknya kebutuhan pemecahan masalah.
Budaya sekolah persis seperti yang dimiliki sekolah sebagai sebuah organisasi. Budaya yang sebenarnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh mereka yang diharapkan bekerja dalam organisasi sekolah dan diterima sebagai nilai
Dipertahankan dan diteruskan ke setiap anggota baru. Nilai digunakan sebagai panduan untuk setiap anggota saat berada di dalamnya lingkungan organisasi dan dapat dilihat sebagai pembeda suatu organisasi sekolah dengan sekolah lain. Budaya sekolah dilihat sebagai adanya sekolah terbentuk dari hasil saling pengaruh tiga faktor yaitu sikap dan perilaku generasi masyarakat di sekolah dan lingkungan di luar sekolah, norma
Budaya sekolah dan hubungan antar individu di dalam sekolah yang membentuk karakter sekolah. Suparlan (2009) dalam artikel film berjudul membangun budaya sekolah. Budaya sekolah adalah Konteks di balik layar sekolah, menampilkan nilai, norma, tradisi, ritual yang telah lama dibangun oleh seluruh warga dalam kerjasama di sekolah.
Macam-macam di Budaya Sekolah.
a)Keagaman
Memberikan fitur utama dari perlakuan sekolah terhadap siswa, sehingga siswa dapat menyukai pelajaran sehingga memiliki dorongan intrinsik untuk terus belajar. Sekolah harus memiliki "suasana di mana siswa belajar" suka belajar demi belajar, terutama karena kemajuan akademis prestasi adalah ciri utama sekolah yang efisien”.
Prinsip penting dari pemeliharaan artefak budaya sekolah adalah pemeliharaan tradisi, upacara dan simbol keagamaan menjelaskan dan memperkuat budaya sekolah positif tetapi yang lebih penting dari sekedar artefak adalah budaya untuk peningkatan mutu sekolah secara berkesinambungan. Jenis budaya sekolah sebuah agama. Kegiatan keagamaan di sekolah harus didukung oleh role model dan menggunakan pengaturan yang baik untuk membentuk karakter murid. Contoh ini dapat ditunjukkan oleh seorang guru di sekolah. Selain itu, guru juga harus menegakkan praktik keagamaan.
Kegiatan keagamaan yang bisa dilakukan di tingkat sekolah tahun-tahun sekolah efektif dimulai. Kegiatan diawali dengan pembacaan doa bersama di kelas. Bacaan doa untuk pembelajaran di kelas bisa dilanjutkan pembacaan surat pendek al qur'an disesuaikan dengan tingkatannya kelas.
Semakin tinggi tingkat kelas, semakin banyak ayat yang ada dinyanyikan kegiatan dilanjutkan dengan sholat dhuha dan sholat ashar bersama. Tentu saja, ini tidak dapat diterapkan secara massal, tetapi dapat dilakukan secara bergantian dan terjadwal untuk setiap kelas.
Hal ini karena setiap sekolah memiliki kapasitas yang berbeda fasilitas mushola. Budaya sekolah ini dalam kaitannya dengan agama meliputi: semua terlatih. Pengangkatan wali kelas dan wali kelas islam dalam menjalankan aktivitas ketika penanggung jawab sangatlah penting diperlukan. Dengan cara ini, guru dapat membimbing siswa dan memberikan motivasi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari setelah sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa dapat meningkatkan akhlak agama, agar selalu mengingat nama allah allah swt, sabar, saling memahami dan saling toleran sahabat, saling membantu dan menjenguk teman yang sakit.
b)Kesehatan
Kegiatan budaya sekolah pada mata pelajaran kesehatan misalnya: setiap jumat pagi latihan bersama, kebiasaan cuci tangan dan pengabdian kepada masyarakat yang membersihkan halaman sekolah. Kegiatan ini dapat membantu mahasiswa dalam menciptakan kebugaran jasmani dan menciptakan gaya hidup sehat. Kegiatan dalam budaya sekolah ini mendukung terciptanya sekolah, keindahan dan kemudahan sekolah. Setelah mengikuti kegiatan dalam hal ini siswa diharapkan memiliki rasa memiliki yang kuat. Tanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tanpa diminta oleh guru.
c)Kesenian
Kegiatan seni yang dapat dilakukan di tingkat sekolah dasar adalah: menari dan paduan suara. Seni tari merupakan unsur keindahan yang diciptakan oleh manusia melalui gerakan seluruh tubuh, diiringi musik. Musik yang umum di sekolah dasar adalah bernyanyi dalam bentuk menahan diri.
Saya sering pergi ke sekolah menyanyi yang membentuk paduan suara. Umumnya hal ini dilakukan karena kebutuhan akan kegiatan seremonial rutin. Dengan kegiatan di budaya sekolah ini, siswa diajak untuk berpartisipasi kelompok. Menekan rasa individualisme yang mungkin merugikan anda. Di sebelah selain itu, kegiatan ini juga mendukung siswa dalam membangun relasi secara privat antar siswa, karena dalam setiap kegiatan seni tersebut mengharuskan siswa untuk berkolaborasi dan berkomunikasi agar ini menjadi mungkin menciptakan kebersamaan.
Daftar Pustaka :
Isjoni. (2004). Kinerja Guru. Artikel online. Tersedia: http//reseachengines.com/15Juni12.htm
Nurdin Muhamad. (2010). Kiat Menjadi Guru Professional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.16 tahun 2007
Sobirin, A. (2009). Budaya Organisasi: Pengertian, Makna, dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi edisi kedua. Yogyaakarta: UPP STIM
YKPN
Ndraha, T. (2005). Teori Budaya Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Suhayati, Iis Yeti. (2013). Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Bandung: UPI
Labudasari, Erna dan Rochmah, Eliya. (2018). Peran Budaya Sekolah dalam Meningkatkan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional PGSD, 2018.
Penulis : Tri Wahyuni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H