Mohon tunggu...
Tri Wahyuni
Tri Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berikan yang terbaik untuk diri dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Bersama Alam

22 Desember 2024   15:07 Diperbarui: 22 Desember 2024   15:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama dengan tim dari Perhutani 

SD Negeri Teja Barat 3 Pamekasan, turut serta dalam kegiatan Belajar Bersama Alam dengan tema “Membuat Bibit Mangrove”. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 15 Desember 2024  di ikuti oleh 250  peserta melibatkan berbagai komunitas, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum berlokasi di Ekowisata Mangrove  Lembung, Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. Kegiatan yang diinisiasi  oleh Komunitas Relawan Untuk Oksigen (NITROGEN) bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama dunia pendidikan peduli terhadap kelestarian ekosistem mangrove. 

SD Negeri Teja Barat 3 yang sudah berkomitmen untuk terus berkontribusi untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem, menyambut baik kegiatan ini. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan sejumlah siswa turut serta dalam aksi pembibitan tersebut sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan hidup. 

Para peserta mendapatkan pembelajaran melalui praktik langsung dalam membuat bibit mangrove jenis Rhizophora stylosa menggunakan propagul dan media  tanam yang telah disediakan panitia.  Setiap komunitas dan lembaga menempati spot yang telah ditentukan. Gundukan lumpur telah tersedia disana. Para peserta memasukkan lumpur kedalam polybag kemudian menancapkan propagul dalam polybag tersebut. Bibit mangrove atau propagul bisa siap tanam setelah berusia sekitar 4 bulan. Penanaman pohon mangrove dapat menjaga ekosistem perairan, mencegah bencana alam, dan meningkatkan kualitas lingkungan. 

Proses pengisian polybag
Proses pengisian polybag

Bersama dengan tim dari Perhutani 
Bersama dengan tim dari Perhutani 
Pembibitan dengan propagul 
Pembibitan dengan propagul 
Setelah kegiatan pembibitan, SD Negeri Teja Barat 3 melanjutkan aksi bersih sampah di sekitar pantai. Aksi ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, melindungi habitat dan satwa laut. Sampah yang menumpuk di pantai dapat mencemari air laut, dan mengancam kehidupan biota laut serta merusak ekosistem pesisir. Dalam aksi yang kedua ini ditemukan banyak sampah plastik yang merupakan bahan sulit terurai. Sampah ini berasal dari plastik sekali pakai seperti botol, sedotan, tisu basah, kantong, bungkus snack, keripik, kopi, kemasan detergen, dan berbagai produk lainnya. Tak hanya mengotori pantai sampah plastik yang terbawa arus air laut dapat menjerat atau termakan oleh ikan dan hewan laut lainnya yang dapat menyebabkan keracunan dan bahkan kematian. 

Sampah plastik juga dapat merusak terumbu karang. Plastik membawa bakteri serta menghalangi cahaya dan oksigen masuk ke dalam karang. Plastik tidak mengalami degradasi. Plastik bertahan meskipun ukurannya semakin kecil dan berpotensi membahayakan. Kerusakan ekosistem laut akan berdampak terhadap aktivitas manusia dan lingkungan. Sekecil apapun tindakan kita semoga mampu mengurangi dampak kerusakan tersebut. 

Pengumpulan sampah plastik di area pembibitan
Pengumpulan sampah plastik di area pembibitan
Penelusuran pesisir untuk memungut sampah plastik 
Penelusuran pesisir untuk memungut sampah plastik 
Pengumpulan sampah plastik
Pengumpulan sampah plastik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun