SD Negeri Teja Barat 3 Pamekasan, turut serta dalam kegiatan Belajar Bersama Alam dengan tema “Membuat Bibit Mangrove”. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 15 Desember 2024 di ikuti oleh 250 peserta melibatkan berbagai komunitas, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum berlokasi di Ekowisata Mangrove Lembung, Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Komunitas Relawan Untuk Oksigen (NITROGEN) bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama dunia pendidikan peduli terhadap kelestarian ekosistem mangrove.
SD Negeri Teja Barat 3 yang sudah berkomitmen untuk terus berkontribusi untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem, menyambut baik kegiatan ini. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan sejumlah siswa turut serta dalam aksi pembibitan tersebut sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Para peserta mendapatkan pembelajaran melalui praktik langsung dalam membuat bibit mangrove jenis Rhizophora stylosa menggunakan propagul dan media tanam yang telah disediakan panitia. Setiap komunitas dan lembaga menempati spot yang telah ditentukan. Gundukan lumpur telah tersedia disana. Para peserta memasukkan lumpur kedalam polybag kemudian menancapkan propagul dalam polybag tersebut. Bibit mangrove atau propagul bisa siap tanam setelah berusia sekitar 4 bulan. Penanaman pohon mangrove dapat menjaga ekosistem perairan, mencegah bencana alam, dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Setelah kegiatan pembibitan, SD Negeri Teja Barat 3 melanjutkan aksi bersih sampah di sekitar pantai. Aksi ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, melindungi habitat dan satwa laut. Sampah yang menumpuk di pantai dapat mencemari air laut, dan mengancam kehidupan biota laut serta merusak ekosistem pesisir. Dalam aksi yang kedua ini ditemukan banyak sampah plastik yang merupakan bahan sulit terurai. Sampah ini berasal dari plastik sekali pakai seperti botol, sedotan, tisu basah, kantong, bungkus snack, keripik, kopi, kemasan detergen, dan berbagai produk lainnya. Tak hanya mengotori pantai sampah plastik yang terbawa arus air laut dapat menjerat atau termakan oleh ikan dan hewan laut lainnya yang dapat menyebabkan keracunan dan bahkan kematian.
Sampah plastik juga dapat merusak terumbu karang. Plastik membawa bakteri serta menghalangi cahaya dan oksigen masuk ke dalam karang. Plastik tidak mengalami degradasi. Plastik bertahan meskipun ukurannya semakin kecil dan berpotensi membahayakan. Kerusakan ekosistem laut akan berdampak terhadap aktivitas manusia dan lingkungan. Sekecil apapun tindakan kita semoga mampu mengurangi dampak kerusakan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H