Mohon tunggu...
Tri Sukmawati
Tri Sukmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Work Hard, Being Humble.

Selanjutnya

Tutup

Love

Orang Tua Waspadai Pergaulan "Pacaran" Anaknya

30 November 2017   14:45 Diperbarui: 5 November 2022   10:50 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pacaran. (Pexels via kompas.com) 

Ketika buah hati memasuki usia remaja, banyak orang tua merasa khawatir dengan pergaulan yang salah. Apalagi Masa remaja penuh dengan pengalaman pertama, termasuk kencan pertama.

Kecemasan para orang tua menghadapi buah hatinya saat memasuki masa kencan pertama sangatlah beralasan. Apalagi melihat pergaulan para remaja yang terkadang diluar batas etika. 

Karena itu, banyak orang tua yang sudah memasang rambu-rambu agar anak-anak mereka tidak jatuh ke dalam pergaulan yang tidak diinginkan.

Pak Budi, misalnya, salah satu orang tua yang merasa khawatir menghadapi putranya yang sudah masuk puberitas. "Saya selalu menegaskan pada anak saya untuk tidak mengenai perempuan dulu selama masih sekolah. Agar sekolahnya tidak terganggu," ujarnya.

Sama halnya dengan Irma, putrinya dilarang keras untuk pergi berdua-duaan dengan teman la wan jenis. "Anak saya perempuan, kalau tidak diawa- si terlalu ketat, takut kebablasan. Biarkan dia sekolah dulu. Memiliki usia yang cukup matang dan fikiran dewasa barulah boleh mengenai cinta dan kencan," ungkapnya.

Berbeda dengan orang tua Merawati Amanda, siswi salah satu SMK swasta di Jakarta ini awalnya mengaku mendapatkan tantangan keras dari orangtuanya. "Awalnya saya tidak boleh berpacaran. Alasanya takut mengganggu belajar dan males sekolah. Tapi saya  berusaha  untuk  meyakinkan  kepada  orang tua kalau saya baik-baik saja walaupun punya pacar. Akhirnya sekarang saya sudah boleh pacaran," terangnya.

Hal yang sama juga dialami Indah. Dirinya sempat dilarang untuk memiliki kekasih. Dengan alasan takut mengganggu waktu belajar. Orang tua dari siswi SMU di Jakarta ini memberikan batasan pada puterinya untuk mencintai lawan jenisnya.

"Saya memang melarang Indah untuk berpacaran, soalnya dia masih SMU, masih labil dan saya khawatir akan mengganggu kegiatan belajar dia. Kalau nanti sudah dewasa pasti saya ijinkan," terang Budi orang tua Indah sambil tersenyum.

Apapun alasan para orang tua memang lah masuk akal. Tapi masa puberitas dan jatuh cinta tidak bisa dilalui begitu saja. Karenanya, perhatian ekstra pun perlu Anda berikan. Untuk itu, penting bagi orangtua meletakkan aturan-aturan dasar berkencan pada buah hatinya.

Sebagai catatan bahwa jika cinta itu datang dan pergi tanpa bisa dilarang dan disuruh. Termasuk di lingkungan sekolah anak kita.

Anak SMU mengenal cinta sebenarnya sangat banyak bahkan di zaman sekarang ini dari sebelum SMU juga tidak sedikit anak yang telah mengenal cinta dengan lawan jenis dengan gaya pembicaraan layaknya orang dewasa.

Ini pengaruh dari modernisasi juga seperti media yang menyuguhkan tayangan romantisme cinta. Tentunya dalam situasi seperti ini peran dari orangtua dan guru dituntut lebih memberi pengertian tentang cinta yang sehat, karena cinta tidak bisa dilarang.

Jaman Sekarng Tidak aneh lagi jika anak sekolah punya pacar.

Pengalaman Baru di Kencan Pertama

Sumber Gambar: www.parenting.co.uk
Sumber Gambar: www.parenting.co.uk
Masa remaja yang penuh  dengan pengalaman pertama, termasuk  kencan pertama. Ini adalah  saat yang menyenangkan untuk anak remaja. Tapi di sisi lain dapat menakutkan bagi Anda sebagai orang tua.

Sangat penting  bahwa Anda meletakkan aturan-aturan dasar sehingga semua  harapan terbaik bagi anak remaja Anda dapat dipahami mereka.

Beberapa hal penting untuk diingat, di sekolah menengah, anak-anak cenderung pergi pada tanggal  kelompok dimana ada beberapa berpegangan tangan dan mungkin beberapa ciuman ringan. Ini lebih dari sebuah pernyataan untuk memiliki pacar atau pacar dari apa pun.

Di univesitas, ketika anak Anda tidak lagi bisa disebut  remaja melainkan  dewasa, hal-hal yang bisa menjadi sangat rumit. Beberapa remaja masuk ke dalam hubungan nyata pertama mereka, yang berkembang ke cinta pertama.

Pastikan untuk berbicara dengan anak remaja Anda tentang apa yang bisa dan tidak tepat di mata Anda, tentunya dengan cara yang tidak mengancam. 

Pastikan dia tahu bahwa kencan  tidak berhubungan s*ks. karena pada usia seperti mereka ini adalah masa pencarian jati diri. Dimana si anak punya keinginan untuk menunjukan dirinya sudah dewasa. 

Salah satunya dengan memiliki teman dekat atau kekasih.  Di sini orang tua sebagai "parenting" dan guru diluar sekolah sebaiknya tidak melarang secara keras kepada mereka, lakukanlah pendekatan personal kepada mereka.

Berikan penjelasan seperti apa pacaran atau punya teman dekat, tidak masalah bagi si anak jika tidak membuat prestasi menurun. Saya juga berko- munikasi dengan orangtuanya. Anak seusia itu jangan dilarang, malah nanti sembunyi-sembunyi dan ini yang berbahaya. Guru dan orangtua tetap berikan arahan kepada mereka.

Dalam menghadapi anak, terkadang orang tua lupa jika anaknya sudah mau dianggap dewasa. Kasih sayang secara psikologis serta pendekatan dari orang tua terkadang tidak tepat. Sehingga timbul ketidakpuasan dalam diri si anak.

Contoh, ada orangtua yang masih memanggil ade kepada anaknya padahal anak tersebut sudah SMU. Itu tidak benar. Karena panggilan demikian hanya untuk anak balita. Akibatnya, dia akan tidak puas, karenanya dengan dia punya teman dekat, bisa dianggap dewasa.

Cinta Salah Satu Bentuk Emosi dan Perasaan

"Tanpa Cinta Hidup Kita Bagaikan Kapal Tanpa Kemudi Seperti Raga Tanpa Jiwa" - Sholem Aleichem

Ungkapan itu menandakan begitu besar pengaruh cinta dalam kehidupan.   Tak seorang pun bisa menghindari dari cinta. Dan yang pasti cinta yang memilih kita, bukan kita memilih cinta.

Berbicara mengenai cinta pasti tidak asing lagi. Pengertian cinta itu sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnya pun subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda ter- gantung pada penghayatan serta pengalamannya.

Jenis-Jenis Cinta menurut Penulis, Kelly dalam bukunya "Kesehatan Reproduksi Remaja", membagi cinta itu menjadi tiga jenis yaitu;

  1. Cinta karena nafsu, yaitu cinta yang mengakibatkan hubungan antar dua orang tidak terkontrol lagi, emosi sangat menguasai akal sehat seseorang sehingga perilaku seolah terjadi secara spontan untuk menjawab rangsangan emosi yang berlebihan.
  2. Cinta Pragmatis, yaitu cinta terjadi keseimbangan antara dua orang, ada rasa suka dan duka, serta  adanya timbal balik.  
  3. Cinta Altruistic, biasanya terjadi pada seorang ibu kepada anaknya,  cinta  ini  disertai  kasih sayang yang tidak ada batasnya.

Cinta itu berada pada ranah emosional dan rasional. Cinta emosional ini datang dan pergi tanpa  diprediksi,misalkan,  aku  mencintaimu pada pandangan pertama, meski aku tak bahagia  bersamanya  aku  tetap  mencintainya, dan lain-lain.

Di dalam cinta ini tentu ada perasaan yang  sangat  kuat,  normalnya  diarahkan pada lawan jenis, dimana yang ada pada pikiran serta hati adalah bayangan kekasihnya. 

Juga adanya egoisme, biasanya ada harapan-harapan bahwa kekasihnya adalah ideal yang ada dipikirannya dan merasa kecewa kalau kekasihnya berbeda dengan apa yang ia harapkan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi

https://en.wikipedia.org/wiki/Sholem_Aleichem

http://ibu-hamil.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun