Mohon tunggu...
Tristan Faiq Bariklana
Tristan Faiq Bariklana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif UIN Jakarta

Suka Ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak AI Terhadap Komunikasi Manusia

8 Januari 2025   17:13 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HUMAN vs AISource : https://images.app.goo.gl/tY3NLp58gCXcM6Ny8

Kedua, Hilangnya Empati. AI tidak memiliki kemampuan untuk memahami emosi manusia secara mendalam, yang dapat menyebabkan kurangnya empati dalam responsnya.

2. Risiko Terhadap Privasi dan Keamanan. AI mengandalkan data pengguna untuk beroperasi, tetapi hal ini dapat menimbulkan risiko terkait pelanggaran privasi dan keamanan data.

Pertama, Pengumpulan Data yang Masif. AI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk belajar, yang sering kali mencakup informasi pribadi pengguna. Hal ini menimbulkan risiko data tersebut disalahgunakan.

Kedua, Ancaman Keamanan Siber. Sistem AI juga rentan terhadap serangan siber, di mana data sensitif dapat dicuri atau dirusak oleh pihak tidak bertanggung jawab.

3. Ketergantungan Berlebihan pada AI. Penggunaan AI yang berlebihan dapat menyebabkan manusia menjadi terlalu bergantung pada teknologi, yang berisiko menurunkan keterampilan komunikasi dan kemampuan berpikir kritis.

 Dengan AI yang menangani banyak tugas, manusia mungkin kehilangan keterampilan tertentu, seperti komunikasi interpersonal atau analisis data manual. Contohnya generasi muda yang terbiasa menggunakan AI untuk menjawab pertanyaan mungkin mengalami kesulitan berpikir kritis saat menghadapi situasi kompleks tanpa bantuan teknologi.

HUMAN vs AISource : https://images.app.goo.gl/tY3NLp58gCXcM6Ny8
HUMAN vs AISource : https://images.app.goo.gl/tY3NLp58gCXcM6Ny8

AI telah mengubah cara manusia berkomunikasi secara mendasar. Dari meningkatkan efisiensi hingga memberikan pengalaman yang sangat personal, teknologi ini telah membuka pintu ke berbagai kemungkinan baru yang sebelumnya sulit dibayangkan. Kita kini hidup di era di mana pesan dapat sampai lebih cepat, konten dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan pekerjaan yang dulunya memakan waktu kini dapat diselesaikan dalam hitungan detik. AI benar-benar menjadi penggerak produktivitas dan aksesibilitas yang luar biasa.

Namun, seperti dua sisi mata uang, perkembangan ini juga membawa tantangan yang perlu kita hadapi dengan bijaksana. Dehumanisasi dalam komunikasi, risiko pelanggaran privasi, bias dalam algoritma, hingga ketergantungan berlebih pada teknologi adalah pengingat bahwa inovasi harus selalu diiringi dengan tanggung jawab. AI tidak akan pernah bisa menggantikan sentuhan manusia sepenuhnya---emosi, empati, dan nilai-nilai yang hanya bisa kita ciptakan sebagai manusia tetap menjadi pilar penting dalam berkomunikasi.

Di sinilah letak tugas kita sebagai pengguna dan pengembang teknologi. Kita perlu memastikan bahwa AI menjadi alat yang mendukung, bukan menggantikan, hubungan antarmanusia. Kita harus memanfaatkan kekuatan AI untuk menciptakan komunikasi yang lebih inklusif, efisien, dan bermakna, sambil menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang tak tergantikan.

Dengan pendekatan yang seimbang, AI dapat menjadi mitra yang memperkaya kehidupan kita, bukan hanya dalam cara kita berbicara, tetapi juga dalam cara kita memahami dan terhubung satu sama lain. Masa depan komunikasi ada di tangan kita, dan bagaimana kita memilih untuk menggunakannya akan menentukan apakah AI menjadi berkat atau beban bagi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun