Pengantar Tulisan
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang saat ini sudah menginjak usia ke 59 sudah seyogyanya mampu menjadi role model gerakan kemajuan. Maka hal ini adalah suatu tantangan untuk mengawal gerakan-gerakan yang mampu menyelesaikan problem kemasyarakatan.
Gerakan IMM yang kita kenal dengan tri kompetensi dasar, yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas saya rasa perlu kita refleksikan bersama. Saya rasa hal tersebut menjadi tanggung jawab untuk setiap kader sebagaimana tersemat julukan dalam setiap diri mahasiswa yakni "agent of change" atau agen perubahan. Bisa dikatakan mahasiswa sebagai seseorang yang memiliki fungsi dan tugas merencanakan, perumusan, dan perencanaan pembangunan atau merumuskan kembali tujuan dan juga memusatkan perhatiannya pada situasi yang bermasalah serta berupaya mencari solusiyang inovatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Dalam tulisan ini akan membahas bagaimana sikap kader IMM dalam mengamalkan tri kompetensi dasar. Sehingga apakah sejauh ini para kader IMM sudah bisa dikatakan menjawab isu-isu problematika yang sedang terjadi di masyarakat? Â
Isi Tulisan
Siapa sih Kader IMM itu?
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berdiri Pada Tanggal 14 Maret 1964 Pada 14 Maret 2023 usianya tepat menginjaki 59 tahun. Babak panjang perjalanan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tak lekang oleh waktu dan zaman.
Sejarah tinta emas sudah mencatat dalam romantisme sejarah bangsa kita bahwa IMM tercatat selalu hadir dalam membangun peradaban bangsa dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian hiruk pikuk problematika kebangsaan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak pada jenjang perguruan tinggi. IMM lahir sebagai organisasi pergerakan mahasiswa Muhammadiyah yang bergerak dalam konteks tiga nilai ideologis, Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Hal itu merupakan basic identitas kader IMM yang menunjukan bahwa IMM adalah organisasi kader, pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah dalam membangun generasi pemimpin masa depan kaum muda Muhammadiyah.
59 tahun organisasi kemahasiswaan ini, mengawal dan meneruskan kemerdekaan yang hakiki, senantiasa mewujudkan masyarakat melalui keintelektualannya dengan diksi akademisi yang berakhlak mulia, pemikiran yang kritis dan kreatif perlu dipupuk agar setiap kader yang lahir dari rahim IMM menjadi kader yang anggun dalam moral nya juga unggul intelektualnya. Serta sejalan dengan salah satu penegasannya yakni ilmu adalah amaliyah dan amal adalah ilmiah harus menjadi value semua insan cendekia yang bangga akan merah maroonnya yang gagah.
Usianya sudah tidak lagi belia, sudah waktu melewati setengah abad lebih dalam perjalanan mengisi dan memberi kontribusi untuk bangsa ini. Sudah seharusnya nilai-nilai ideologis tercermin pada setiap diri kader IMM. Terutama nilai humanitas yang merupakan manifestasi dari nilai intelektualitas dan religiusitas seorang kader IMM. Nilai ini menjadi landasan gerakan sosial IMM yang bernafaskan nilai intelektual yang membebaskan dari belenggu kebebalan dan nilai keislaman sebagai nilai transendental kader yang membentuk kepribadian yang islami. Pergerakan kader IMM diwarnai dengan aksi nyata sebagai bentuk rasa tanggung jawab, kepekaan, dan pengabdian sebagai mahasiswa istimewa kepada masyarakat sehingga label "agent of change" terasa nyata dan tidak hanya sebagai bualan semata.
Kader IMM adalah kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa. Jadi sudah sepantasnya para kadernya menorehkan jejak kebaikan sehingga menimbulkan rasa bangga dan memberi afirmasi positif kepada diri sendiri, menjadi pionir pergerakan perubahan dalam nafas perjuangan sejarah IMM.
Manifesto dan Filantropi Kader IMM
Menurut KBBI, manifesto adalah pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok. Manifesto adalah bahasa yang sering digunakan oleh seseorang yang hidup dalam pergerakan yang condong pada paham kiri. Sejauh mana manifesto dalam naungan pancasila serta menjadi dan mengapa pada akhirnya kader IMM akan terus bergerak menjadi agen perubahan besar yang senantiasa memperjuangkan nilai-nilai kesejahteraan, keadilan, dan kebebasan masyarakat.
Sedangkan Filantropi adalah cinta kasih (kedermawanan dan sebagainya) kepada sesama. Filantropi sendiri menurut saya adalah sebuah gerakan yang muncul dari dalam diri atau bersifat inisiatif dengan harapan adanya keuntungan atau hasil yang tercipta.
Kader IMM Mendengar Suara RakyatÂ
Tri Kompetensi Dasar IMM yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Dimana setiap kader IMM diharapkan menjadi mahasiswa yang memiliki nilai religiusitas sehingga di era zaman yang semakin tidak karuan, kader IMM masih dan akan selalu menjaga amal perbuatan sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah serta dapat selalu mengamalkan ke profetikan dalam kehidupan sehari-hari.
IMM sendiri merupakan organisasi yang diisi oleh kader tingkat mahasiswa. Sejalan dengan Tri Kompetensi Dasar IMM yaitu intelektualitas, maka kader IMM diharapkan dapat menjadi mahasiswa yang berintelektualitas tinggi dan dapat mengamalkan melalui kegiatan pengabdian, pengajaran dan sejenisnya pada dunia nyata. Dengan begitu, kader IMM dapat bermanfaat bagi umat.
Terakhir yaitu humanitas, setiap kader IMM wajib memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Karena pada mahasiswa memiliki julukan yang tersemat di dirinya yakni "agent of change" yang dapat membawa perubahan, merencanakan, membangun dan menjadi solusi yang inovatif untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga secara tidak langsung, kader IMM harus peka dengan kondisi yang sedang terjadi pada umat.
Spirit utama teologi Al-Ma'un, ibadah pada tuhan harus dibarengi dengan kesediaan berbagi dengan orang lain. Tanpa sikap itu, ibadah akan sia-sia. Melalui teologi Al-Ma'un sebagai model pemberdayaan ekonomi umat yang menyasar kelompok miskin (Dhuafa) dengan cara observasi dan wawancara langsung, penggalangan dana dan penyaluran dalam bentuk barang, bukan uang, yang dalam kasus ini dipraktekkan langsung oleh mahasiswa/i sebagai salah satu kepekaan terkait isu-isu sekitar yang wajib dilakukan.
Kegiatan analisis sosial (ansos) senantiasa membersamai aksi kader IMM dalam bidang apapun terutama ekonomi. Dengan keintelektualan yang dimiliki kader IMM diharapkan dapat menjadi solusi terkait isu ekonomi di tengah masyarakat. Terlebih di tahun 2023 dilansir dari Media Indonesia pada Sabtu, 4 Februari 2023 bahwa ekonomi Indonesia akan menghadapi tantangan yang lebih berat ditahun sebelumnya. Resesi ekonomi dunia yang ditandai dengan resesi keuangan diberbagai negara, krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan tidak terhindar lagi. Namun, ditengah tantangan yang berat, pemerintah menyatakan Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis globa itu. Dengan demikian secerca harapan terang dapat digenggam oleh negara Indonesia. Kestabilan ekonomi memang menjadi kunci utama dalam kesejahteraan hidup masyarakat. Mengingat, banyaknya sumber daya alam yang kurang diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkompeten, kestabilan ekonomi Indonesia juga dapat terancam.
Menanggapi hal tersebut, kader IMM mulai turun aksi ke jalan dan mendengar keluh kesah rakyat. Tidak hanya itu, para kader IMM juga hadir dengan solusi inovatif yang mereka hadirkan. Salah satu contohnya yakni kader IMM sigap menggalang dana untuk korban bencana alam yang terjadi di Indonesia. Lalu dana tersebut diberikan kepada Lazizmu untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat yang terdampak bencana, penggalangan pakaian bekas layak pakai, buku bacaan, buku mata pelajaran yang akan sangat bermanfaat bagi para korban. Contoh lainnya yakni kader IMM mengadakan bantuan sosial (bansos) dengan target masyarakat kaum kurang mampu dan kaum marjinal di berbagai daerah.Â
Bantuan yang diberikan dapat berbagai macam, mulai dari kebutuhan makan dan minum hingga perlengkapan ibadah. Terlebih di era digital saat ini, media sosial juga digunakan sebagai aksi galang dana online dengan harapan seluruh masyarakat dapat membantu saudara lainnya yang sedang mengalami kesusahan tanpa keterbatasan ruang dan waktu sehingga masyarakat yang kurang mampu dan kaum marjinal tersebut dapat merasakan apa yang dirasakan saudara lainnya. Selain itu, bagi kader IMM juga bisa belajar untuk senantiasa rendah hati dan bersyukur atas nikmat telah Allah berikan kepadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H