Oleh  Tri Samini,S.Kom.,M.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Kabupaten Klaten
Jurnal Refleksi dwimingguan ini merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh calon guru penggerak. Sebagai calon guru penggerak disini saya akan merefleksi seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan.Â
Dalam pembuatan jurnal ini saya menggunakan model 1 yaitu 4F. 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P.
Facts (Peristiwa)
Alhamdulillah Puji syukur saya panjatkan ke Khadirat Allah S.W.T. karena atas ijin-Nya saya telah dinyatakan lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7. Pada hari Senin tanggal 17 Oktober 2022 Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten mengadakan  kegiatan pembekalan bagi Calon Guru Penggerak, Pengajar Praktik dan Fasilitator seluruh Kabupaten Klaten yang terbagi menjadi dua sesi selanjutnya.
Pada hari Kamis pukul 10.30 WIB tepatnya tanggal 20 Oktober  2022 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se Indonesia. Pada hari yang sama pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 16.30 WIB Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah mengadakan Orientasi Program PGP Angkatan 7.
Pada tanggal 21 Oktober 2022 seluruh CGP diwajibkan mengerjakan pretest di LMS masing-masing. Pada Tanggal 22 Oktober 2022 diadakan lokakarya orientasi di SMKN 3 Klaten. Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman tentang pendidikan guru penggerak.Â
Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya Kepala sekolah dalam lokakarya tersebut saya merasa senang karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan , dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik.Â
Dalam lokakarya orientasi ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam.
Dengan bimbingan Bapak Budi Utama  selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.
Kemudian setelah itu mengikuti kegiatan secara online di LMS. Mulai dari diri sendiri saya merefleksi pemikiran KHD. Kemudian eksplorasi konsep berdiskusi bersama bapak Muhammad Isa sebagai fasilitator dan CGP lainnya mengenai filosofi KHD.Â
Setelah itu, ruang kolaborasi saya bersama teman-teman saling sharing dan berdiskusi mengenai filosofi KHD dan penerapannya di sekolah. Terakhir mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman bersama instruktur ibu Anastasia Moertodjo. Di sana banyak ilmu dan pengalaman yang disampaikan  instruktur dan teman-teman CGP lainnya.
Feelings
Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini. Berbagai rasa bercampur menjadi satu, ada rasa khawatir , takut tidak bisa mengikuti kegiatan ini secara maksimal, mengingat beberapa kendala yang siap menghadang saya. Diantaranya yaitu tugas tambahan yang diberikan sekolah kepada saya.Â
Rasa khawatir tidak bisa mengunggah tugas tepat waktupun sering menghantui pikiran saya . Rasa khawatir banyak meninggalkan pelajaran karena harus fokus dengan tugas-tugas CGP pun sering membuat saya merasa gelisah. Namun disamping kekhawatiran tersebut rasa gembira bisa mengikuti pendidikan ini mengalahkan semua rasa khawatir tersebut.Â
Saat menerapkan filosofi KHD di dalam pembelajaran saya merasa senang karena ada hal yang berubah menjadi lebih baik pada diri murid-murid saya. Misalnya dahulu saya banyak melakukan pembelajaran konvensional, masih banyak ceramahnya.Â
Sekarang lebih berpusat pada siswa, siswa melakukan presentasi, mengerjakan tugas secara berkelompok tanpa membedakan suku, ras dan agama. Â Siswa merasa senang karena kebutuhan belajarnya terpenuhi.Â
Semangat siswa untuk bersekolah semakin meningkat. Saya juga merasa bangga karena saya bisa menjadi bagian dari guru-guru hebat di seluruh Indonesia. Sehingga banyak hal yang didapat dari kegiatan ini.
Findings
Pengalaman berharga yang didapat yaitu ketika mendapatkan ilmu tentang filosofi pendidikan KHD dan saat berdiskusi dengan rekan CGP serta fasilitator dan instruktur. Melalaui pemikiran ki hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.Â
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun bukan menuntut anak, Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo (didepan memberikan contoh), ing madya mangun karso (ditengah memberikan motivasi dan memberi bimbingan) dan tut wuri handayani (dibelakang memberikan dorongan). Â
Saya sadar bahwa setiap anak memiliki kodrat merdeka, oleh karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya masing -- masing.Â
Sebagai pendidik sejatinya adalah menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka. Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya , karena mereka lahir dengan kodrat yang samar.Â
Tugas kita adalah menebalkan garis yang samar- samar tersebut agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. Guru menerapkan pembiasaan budi pekerti yang luhur  dan memberikan keteladanan kepada siswa maka siswa akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.Â
Penerapan  budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.
Â
Future (Penerapan)
Saya akan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang interaktif, pembelajaran yang melibatkan siswanya sehingga siswa memperoleh pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran saya akan mengutamakan aspek budi pekerti, dengan menerapkan pembiasaan yang baik contohnya penerapan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun).Â
Memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya. Saya akan merancang pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Guru mendidik anak sesuai kodrat alam yang dimiliki anak didiknya agar guru dapat menuntun anak sesuai dengan karakter yang dimiliki sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangan, Kemudian guru harus selalu mengikuti perkembangan zaman dengan selalu mengupgrade kemampuan teknologi untuk menghadapi tantangan zaman ini namun tetap harus memperhatikan nilai -- nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada.
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam pemaparan refleksi dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H