Yemi, yang merasa bersalah, mencoba menghubungi Adnan, tetapi pria itu tak lagi membalas pesannya. Ia merasa kehilangan.
Hari demi hari berlalu, dan Yemi mulai menyadari bahwa cintanya pada Adnan adalah sebuah pelarian dari rasa kesepiannya. Ia mencintai Adnan, tapi cinta saja tidak cukup untuk menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Di sisi lain, ia tahu Chandra adalah pilihan yang lebih masuk akal, meski hatinya tidak sepenuhnya untuk pria itu.
Akhirnya, Yemi memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Adnan secara baik-baik. Ia menemui Adnan untuk terakhir kalinya.
"Dan, aku minta maaf. Aku rasa kita harus berhenti di sini," kata Yemi dengan mata berkaca-kaca.
Adnan mengangguk pelan. "Aku ngerti, Yem. Aku juga minta maaf karena nggak bisa jadi orang yang kamu butuhkan."
Mereka berpelukan untuk terakhir kalinya. Air mata membasahi wajah keduanya. Meski berat, mereka tahu ini adalah keputusan yang terbaik.
Waktu berlalu. Yemi menikah dengan Chandra dan menjalani kehidupan yang nyaman. Namun, di dalam hatinya, ia selalu mengenang Adnan sebagai cinta pertamanya. Sementara itu, Adnan mulai berjuang memperbaiki hidupnya. Ia belajar dari kesalahan dan mencoba menjadi pribadi yang lebih baik.
Kisah mereka berakhir dengan perpisahan, tetapi cinta yang pernah ada di antara mereka tetap hidup sebagai pelajaran berharga. Hidup memang penuh lika-liku, dan setiap keputusan membawa konsekuensinya masing-masing. Namun, mereka percaya bahwa di balik semua itu, ada hikmah yang dapat diambil untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H