Setelah semua yang terjadi, Fandi menyadari betapa ia hampir kehilangan segalanya. Ia berlutut di depan Sarah, menangis dengan penuh penyesalan.Â
"Sarah, aku tahu aku tidak pantas dimaafkan. Tapi aku berjanji, ini terakhir kalinya aku menyakitimu. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya," ucapnya tulus.
---
Di ruang tamu yang tenang, Sarah dan Fandi duduk berhadapan. Fandi memandang Sarah dengan penuh penyesalan. "Aku tahu aku tidak pantas dimaafkan, tapi aku berjanji aku akan berubah. Aku hanya ingin kamu tahu, aku mencintaimu lebih dari apapun."
Sarah menatapnya dengan serius, hatinya masih terluka. "Fandi, ini bukan tentang kata-kata. Ini tentang tindakan. Kamu harus membuktikannya. Kalau kau melukai aku lagi, aku tidak akan pernah kembali."
Fandi menunduk, merasa perasaan bersalah itu menyesakkan dada. "Aku akan melakukan apapun, Sarah. Aku akan membuktikan bahwa aku bisa menjadi pria yang pantas untukmu."
Sarah, meskipun hatinya masih terluka, memutuskan untuk memberi Fandi kesempatan kedua. Ia menetapkan syarat:Â
"Kalau kamu ulangi ini lagi, aku tidak akan berpikir dua kali untuk pergi selamanya."Â
Fandi menyetujui syarat itu tanpa ragu. Ia mulai menunjukkan perubahan nyata—lebih perhatian, lebih jujur, dan lebih menghargai Sarah.Â
Beberapa bulan kemudian, mereka merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah restoran sederhana yang nyaman. Fandi duduk menunggu Sarah dengan cemas. Beberapa bulan telah berlalu sejak kejadian itu, dan hubungan mereka sedikit demi sedikit mulai kembali pulih.
Saat Sarah tiba, ia duduk di hadapan Fandi, yang tampak khawatir namun penuh harapan.
"Sarah, aku tahu aku tidak layak mendapat kesempatan kedua. Tapi aku benar-benar mencintaimu. Aku akan berusaha menjadi suami yang lebih baik."
Sarah menatap Fandi, ada ketegasan dalam matanya. "Kamu sudah membuatku terluka, Fandi. Tapi aku juga melihat usahamu. Jika kamu bisa membuktikan bahwa kamu berubah, aku siap memberimu kesempatan kedua."
Fandi tersenyum, harapan kembali muncul. "Aku berjanji, Sarah. Aku tidak akan mengulanginya lagi."
Fandi memberikan cincin baru sebagai simbol cinta yang diperbarui. "Ini adalah permulaan baru untuk kita, Sarah. Aku janji aku tidak akan pernah mengulang kesalahan yang sama," ucap Fandi dengan penuh keyakinan.
"Kita mulai dari awal lagi, ya?" katanya.Â
Sarah tersenyum. matanya berkaca-kaca. "Aku percaya padamu, Fandi. Ini adalah kesempatan kedua. Jangan sia-siakan. Asal kamu ingat, kesempatan kedua tidak datang untuk ketiga kalinya."Â
Dengan senyum hangat, mereka duduk bersama, menikmati makan malam mereka, meninggalkan semua luka dan memulai babak baru dalam hidup mereka, lebih kuat dan lebih dewasa. Mereka menatap masa depan bersama, meninggalkan luka lama untuk membuka lembaran baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H