Saat Sarah tiba, ia duduk di hadapan Fandi, yang tampak khawatir namun penuh harapan.
"Sarah, aku tahu aku tidak layak mendapat kesempatan kedua. Tapi aku benar-benar mencintaimu. Aku akan berusaha menjadi suami yang lebih baik."
Sarah menatap Fandi, ada ketegasan dalam matanya. "Kamu sudah membuatku terluka, Fandi. Tapi aku juga melihat usahamu. Jika kamu bisa membuktikan bahwa kamu berubah, aku siap memberimu kesempatan kedua."
Fandi tersenyum, harapan kembali muncul. "Aku berjanji, Sarah. Aku tidak akan mengulanginya lagi."
Fandi memberikan cincin baru sebagai simbol cinta yang diperbarui. "Ini adalah permulaan baru untuk kita, Sarah. Aku janji aku tidak akan pernah mengulang kesalahan yang sama," ucap Fandi dengan penuh keyakinan.
"Kita mulai dari awal lagi, ya?" katanya.Â
Sarah tersenyum. matanya berkaca-kaca. "Aku percaya padamu, Fandi. Ini adalah kesempatan kedua. Jangan sia-siakan. Asal kamu ingat, kesempatan kedua tidak datang untuk ketiga kalinya."Â
Dengan senyum hangat, mereka duduk bersama, menikmati makan malam mereka, meninggalkan semua luka dan memulai babak baru dalam hidup mereka, lebih kuat dan lebih dewasa. Mereka menatap masa depan bersama, meninggalkan luka lama untuk membuka lembaran baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H