Setelah semua yang terjadi, Fandi menyadari betapa ia hampir kehilangan segalanya. Ia berlutut di depan Sarah, menangis dengan penuh penyesalan.Â
"Sarah, aku tahu aku tidak pantas dimaafkan. Tapi aku berjanji, ini terakhir kalinya aku menyakitimu. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya," ucapnya tulus.
---
Di ruang tamu yang tenang, Sarah dan Fandi duduk berhadapan. Fandi memandang Sarah dengan penuh penyesalan. "Aku tahu aku tidak pantas dimaafkan, tapi aku berjanji aku akan berubah. Aku hanya ingin kamu tahu, aku mencintaimu lebih dari apapun."
Sarah menatapnya dengan serius, hatinya masih terluka. "Fandi, ini bukan tentang kata-kata. Ini tentang tindakan. Kamu harus membuktikannya. Kalau kau melukai aku lagi, aku tidak akan pernah kembali."
Fandi menunduk, merasa perasaan bersalah itu menyesakkan dada. "Aku akan melakukan apapun, Sarah. Aku akan membuktikan bahwa aku bisa menjadi pria yang pantas untukmu."
Sarah, meskipun hatinya masih terluka, memutuskan untuk memberi Fandi kesempatan kedua. Ia menetapkan syarat:Â
"Kalau kamu ulangi ini lagi, aku tidak akan berpikir dua kali untuk pergi selamanya."Â
Fandi menyetujui syarat itu tanpa ragu. Ia mulai menunjukkan perubahan nyata—lebih perhatian, lebih jujur, dan lebih menghargai Sarah.Â
Beberapa bulan kemudian, mereka merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah restoran sederhana yang nyaman. Fandi duduk menunggu Sarah dengan cemas. Beberapa bulan telah berlalu sejak kejadian itu, dan hubungan mereka sedikit demi sedikit mulai kembali pulih.