Mengenai hal ini, bisa dilihat dari banyaknya orang Indonesia sekarang sudah bisa baca, tapi malas membaca. Akibatnya, yang sering kita jumpai adalah orang terburu membagikan informasi padahal ia sendiri cuma baca judulnya tanpa tahu isinya, hanya untuk sekadar agar dianggap lebih dulu tahu.
Jadi tidak sepenuhnya penulis bisa menerima bila ada orang dengan ringan mempertanyakan, Indonesia sudah merdeka 76 tahun, tapi mengapa, masih ada saja daerah yang belum terjangkau listrik, mengapa masih ada orang miskin, dsb.
Ini karena walaupun kemerdekaan sudah diproklamasikan tetapi perjuangan itu sejatinya tidak boleh berhenti. Perjuangan memerangi kemiskinan, kebodohan, kurangnya rasa bangga menjadi bangsa Indonesia, dst. adalah tugas dan tanggung jawab kita sebagai generasi penerus semangat juang pahlawan dalam mewujudkan cita-cita membangun Indonesia yang maju dan sejahtera. Dan hal ini, sekali lagi, tidak ada istilah berhenti sampai akhir zaman.
Sebagai umat beriman kepada Tuhan YME, kita juga wajib untuk terus berusaha dan berupaya meningkatkan kesejahteraan kita. Bukan karena kemerdekaan sudah diproklamasikan, lantas kita tidak harus lagi berjuang.
Mengenai realitas masih adanya beberapa di antara saudara kita yang masih miskin atau kekurangan, dan membutuhkan bantuan, seyogianya itu adalah menjadi perhatian yang menumbuhkan rasa solidaritas, gotong royong, rasa senasib dan sepenanggungan sebagai sesama warga negara.
Hal-hal demikian ini yang menjadi catatan bagi penulis, setelah terinspirasi menyaksikan betapa bersemangat para seniman dan budayawan Banyumas yang berkolaborasi dalam  sebuah perhelatan seni budaya memperingati hari pahlawan nasional di Kafe Pandawa Jl Sunan Ampel Purwokerto, Rabu 10 November 2021.
Seperti tampak pada video rekaman di atas mereka tampak begitu bersemangat mengobarkan semangat juang kepahlawanan melalui jalur seni yang mereka miliki masing-masing, sangat inspiratif.
Mengusung tema "Dengan berbudaya kita kuat, dengan berbudaya kita erat, dengan berbudaya kita maju"Â para seniman menampilkan aneka rupa bentuk seni budaya khususnya yang ada di Kabupaten Banyumas. Dalam kegiatan yang berlangsung sejak sekitar pukul 20.00 hingga 24.00 WIB ini ditampilkan seni tari tradisional lengger oleh Riyanto dkk, ebeg (kuda lumping), puisi, lukis, macapat, dan juga musik lagu keroncong.
Acara yang diinisiasi  oleh Paguyuban Goramas (Gotong Royong Banyumas) ini juga diisi dengan sekilas renungan dan pesan untuk generasi muda yang disampaikan oleh Mbah Hadiwijaya seorang pelukis senior yang juga dianggap sebagai sesepuh di antara para seniman dan budayawan di Banyumas.
Pada kegiatan ini pelukis ternama dari Purbalingga yaitu Kang Cune hadir menyemarakkan suasana dengan langsung menggoreskan kuas di atas kanvasnya. Ada pula Kang Umar pelukis kreatif dari Depok Jawa Barat yang sangat antusias bergabung bersama para seniman lainnya dengan langsung membuat sebuah lukisan menggunakan media kanvas dan ampas kopi.