Potensi yang dimiliki oleh setiap anak itu berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh uniknya kemampuan daya pikir pada setiap individu, yang meliputi tingkat kecerdasan emosional (emotional quotient), tingkat kecerdasan spiritual (spiritual quotient), kemampuan berkomunikasi untuk mengungkapkan perasaan atau pendapatnya, dll.
Untuk mendukung proses belajar siswa, guru dan orang tua harus dapat menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa mengembangkan seluruh daya kemampuannya berkreasi dalam berpikir, bersikap, dan mengungkapkan harapan atau pendapatnya.
Dianjurkan menggunakan pendekatan yang komunikatif bagi anak, yaitu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk beraktivitas secara aman dan bebas tekanan secara psikologis, dengan penerapan disiplin yang tidak kaku, memberikan keleluasaan kepada anak untuk mempunyai gagasan, dan pendapatnya sendiri agar dapat berpartisipasi di lingkungannya.
Dengan memberikan kebebasan berpikir secara kreatif, menemukan solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi maka anak dapat belajar dari kesalahannya sendiri.
Dengan memahami segala bentuk perbedaan kemampuan serta kondisi (fisik) siswa, maka dari seorang guru olahraga atau pelatih olahraga di sekolah dasar misalnya, memang tidak selalu berhasil mencetak siswa menjadi atlet berprestasi. Hal ini bisa terkait dengan kondisi dan kemampuan fisik yang berbeda-beda secara genetik.
Tujuan pendidikan olahraga di sekolah dasar dan menengah pun semestinya lebih ditekankan pada aspek pembinaan mental yang sportif, menjaga kebugaran siswa, dsb.
Oleh karena itu, orang tua / guru dapat menggali potensi dari seorang siswa dengan mengenali hal-hal yang menjadi minat anak, mata pelajaran yang paling dikuasai, atau bidang ketrampilan di mana seorang siswa dapat tampil secara prima sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
5. Kerja sama orang tua atau wali dengan guru
Untuk mencapai keberhasilan meraih tujuan pendidikan, guru dan orang tua / wali siswa harus bisa bekerja sama membantu dan mendukung siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri anak.
Melalui proses pendidikan yang tidak kaku, nyaman bagi anak, maka guru dan orang tua / wali juga dapat memberikan sejumlah alternatif kegiatan yang dapat dipilih anak dalam rangka menemukan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat kemudian ditumbuhkan dan dikembangkan.