Ruangan di dalam gua cukup luas dan rata serta masih alami. Ada tetesan air jernih di dekat pintu gua yang oleh beberapa di antara peziarah dapat dimanfaatkan untuk berwudhu. Tapi untuk kenyamanan beribadah, peziarah dapat menggunakan masjid yang terletak sekitar 70 meter dari gua yang lengkap dengan fasilitas air bersih dan kamar kecil.
Sosok kebesaran PB X di mata rakyat
Dalam pandangan penulis prasasti yang terpasang pada dinding gua tersebut berikut simbol PB X menjadi bukti besarnya perhatian Paku Buwana X terhadap eksistensi Goa Masigit Sela dan warga masyarakat Cilacap pada umumnya.
Hal ini juga merupakan alasan penting Gua Masigit Sela menjadi tempat yang dianggap istimewa bagi sejumlah kalangan, sehingga pada saat tertentu sering dikunjungi peziarah dari berbagai kota. Mereka bahkan ada yang rela menginap di dalam gua untuk berdoa dan beristikharah, sambil berharap memperoleh petunjuk dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pengaruh dan kharisma dari Paku Buwana X di mata rakyat sangat kuat berkat hubungannya yang dekat dengan para tokoh agama, kalangan ulama dan para pejabat daerah lainnya. Bahkan juga pergaulannya luas dengan tokoh-tokoh negara di dunia internasional.
Seperti disebutkan oleh harian Merapi Paku Buwana X pernah memberikan keris bernama Kanjeng Kyai Nagasapta kepada Bupati Cilacap untuk mengemban amanat juru kunci atau penjaga bunga Wijayakusuma sebagai aset kekayaan flora yang hanya tumbuh di Pulau Nusakambangan.
Paku Buwana X disebut sebagai Sinuhun Wicaksana yang artinya Paduka Bijaksana. Ia dikabarkan sering berkunjung ke beberapa daerah menemui rakyat. Ia juga banyak mendirikan bangunan untuk kesejahteraan umum yang kemudian ditandai dengan simbol PB X seperti tampak pada prasasti yang terpasang di dinding Gua Masigit Sela.Â
Lebih dari itu, ia dianggap berjasa melakukan modernisasi atau pembaruan yang menjadi tonggak kemajuan berpikir di kalangan umat Islam.
Pemerhati sejarah asal Solo, Dr. Kasori Mujahid dalam salah satu artikelnya di Republika menyebutkan bahwa Paku Buwana X mendirikan Mambaul 'Ulum sebagai lembaga pendidikan Islam dengan menggunakan sistem pengajaran modern yaitu memakai sistem kelas, memakai papan tulis, dan berijazah.
Lulusan Mambaul 'Ulum banyak memiliki posisi penting di lembaga pemerintahan dan di tengah masyarakat. Selain didirikan di kompleks Masjid Besar Keraton Kasunanan, lembaga pendidikan tersebut juga didirikan di kota-kota kabupaten dan kemudian semakin berkembang. PB X berharap para lulusan Mambaul Ulum menjadi ulama-ulama yang menyebarkan Islam secara damai di tengah masyarakat, menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).
Paku Buwana X dikenal berpikiran maju dan memiliki wawasan terbuka. Harian Merapi dalam salah satu artikelnya bahkan menyebut Paku Buwono X punya ambisi untuk mengembalikan kejayaan Keraton Mataram dengan berbagai diplomasi yang dilakukan pada masa kekuasaannya di dalam negeri maupun luar negeri Hindia Belanda. Paku Buwono X tercatat membangun hubungan baik dengan Keraton Ngayogyakarta dan mempersunting Ratu Emas puteri Sultan Hamengku Buwono VII. Sementara di kawasan pesisir utara, ia membangun pengaruh melalui pernikahan puteri-puteri raja dengan para bupati.