Pemanfaatan teknologi berbasis internet makin meluas. Kegiatan belajar dan seminar yang terselenggara secara daring marak diadakan oleh masyarakat untuk dapat tetap terkoneksi. Di samping itu kian banyak warga masyarakat awam sudah akrab menggunakan aplikasi online untuk pemesanan barang, transaksi bisnis, ojek, dll.
Sementara produsen perangkat lunak pun terus mendesain dan membuat aplikasi yang simpel dan mudah digunakan oleh para pengguna teknologi termasuk bagi anak-anak. Dan kita bisa dengan mudah mengunduhnya, antara lain melalui Playstore.
Untuk kepentingan memudahkan konsumen melakukan transaksi, banyak perusahaan telah memanfaatkan teknologi yang canggih dan responsif. Hal ini adalah tuntutan kemajuan zaman agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang menghendaki pelayanan cepat dan prima.Â
Covid-19 benar-benar memacu dunia untuk mempercepat penggunaan teknologi. Untuk itu maka aparat hukum dan kepolisian harus juga lebih cepat mengantisipasi berbagai implikasinya. Berbagai jenis kejahatan siber, termasuk hoax dan penipuan adalah tantangan bagi aparat untuk mengantisipasinya dengan memanfaatkan teknologi yang mutakhir.Â
Penerapan Artificial Intelligence (AI) menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi, di samping otomatisasi dan konsep big data.
Dalam hal ini, dikutip dari Sciencedirect.com, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2019) mendefinisikan AI sebagai kecerdasan buatan yang mampu menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran data sebagai cara mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.
AI dapat dikatakan sebagai program komputer yang dirancang mengikuti tindakan dan pola pikir manusia. AI memungkinkan perangkat teknologi untuk belajar dari pengalaman, dengan cara menyesuaikan masukan-masukan data yang baru, serta melaksanakan tugas yang biasa dikerjakan oleh penggunanya.
Dengan kecerdasan artifisial semacam itulah maka video-video yang tampil di beranda akun YouTube kita masing-masing bisa berbeda antara satu dengan lainnya. Ini saya kira juga oleh karena pemanfaatan sistem operasi yang berbasis pada AI atau kecerdasan artifisial tersebut.
Teknologi ini secara tidak langsung dinilai berpengaruh pada kegiatan pemasaran di dunia bisnis. Hal itu dikarenakan seluruh informasi terkait riwayat aktivitas penggunaan secara otomatis terekam oleh sistem operasi yang menyertakan alamat E-Mail, nomor telepon, usia, dan gender. Kumpulan data tersebut secara otomatis diolah oleh sistem operasi untuk dijadikan sebagai bahan kajian manajemen bisnis dalam menyusun strategi pemasaran usaha. Beberapa langkah yang dapat dihasilkan adalah berupa rekomendasi produk, penawaran diskon, newsletter, dst.
Dalam sebuah manajemen bisnis yang mengutamakan pelayanan konsumen secara cepat terlebih pada era digital, AI memiliki andil yang tidak dapat diragukan.
Berikut ini adalah beberapa contoh nyata penerapan AI di kehidupan sehari-hari.
1. Chatbox