Mohon tunggu...
Try Raharjo
Try Raharjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Republik

Subscribe ya dan like channel YouTube punyaku youtube.com/c/indonesiabagus

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah dan Upaya Penanggulangannya

11 November 2020   11:02 Diperbarui: 11 November 2020   11:06 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah dihasilkan manusia dari setiap melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dari kegiatan rumah tangga, dan dari sisa hasil produksi pada industri. Sampah tersebut ada yang berbentuk zat cair, zat padat, dan ada pula yang berupa gas.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka jumlah sampah yang dihasilkan terus bertambah jumlahnya dari hari ke hari sehingga dapat mencemari lingkungan hidup kita.

Adapun jenis-jenis sampah itu adalah sebagai berikut:

1. Sampah Organik (Degradable)
Yaitu sampah yang dapat membusuk dan hancur terurai relatif cepat. Misalnya, sisa makanan, sayuran, kulit buah, daun, dan lain-lain. Sampah jenis ini hancur oleh proses alamiah dan terurai oleh mikroorganisme dalam hitungan beberapa hari / minggu.

2. Sampah Anorganik (Undegradable)

Yaitu sampah yang tidak membusuk dan sulit hancur terurai. Contohnya adalah sampah kantong plastik yang biasanya perlu waktu 10 - 12 tahun untuk hancur, botol plastik yang perlu waktu hingga 20 tahun untuk hancur, dan sterofoam yang butuh lebih lama lagi untuk bisa hancur secara sempurna.

Adapun dampak sampah terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya adalah sbb.

1. Dampak Kesehatan

Penanganan sampah yang tidak baik menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan lingkungan. Sampah menjadi sarang bibit penyakit seperti: diare, tifus, kolera, jamur, cacingan, dll.

2. Dampak Lingkungan

Sampah yang menumpuk di saluran air mengganggu aliran air got dan sungai sehingga menimbulkan potensi banjir. Sampah dan limbah cair di saluran air juga menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu pernapasan.

3. Dampak Sosial dan Ekonomi
Kondisi lingkungan tidak bersih dan rawan penyakit berdampak pada meningkatnya biaya kesehatan dan biaya sosial masyarakat. Bila tidak segera ditangani, maka nilai ekonomis dan daya tarik investasi lingkungan setempat juga menurun.

Dengan demikian persoalan sampah dan pencemaran lingkungan menjadi masalah yang tidak dapat dianggap ringan. Persoalan tersebut harus mendapatkan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat.

Dewasa ini yang menjadi perhatian secara khusus adalah persoalan sampah plastik yang nyata-nyata mengancam ekosistem manusia, satwa, dan makhluk hidup beserta lingkungan hidup pada umumnya.

Ditemukannya seekor ikan paus yang mati terdampar di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Baca: Kompas) karena menelan hampir 6 kg plastik dan sandal jepit pada 20 November 2018 yang lalu menjadi peringatan yang telah banyak membuat banyak pihak mengakui besarnya ancaman bahaya sampah plastik bagi ekosistem dan rantai makanan makhluk hidup.

Namun demikian tidak mudah mengurangi sampah plastik karena hingga saat ini kita belum benar-benar bisa melepaskan diri dari ketergantungan kita terhadap plastik.

Seperti dilaporkan oleh Kompas edisi 10 September 2020,  berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut .

Sementara itu, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, komposisi sampah plastik di Indonesia terus meningkat sekitar 5-6 persen per tahun sejak 2000. Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia.

Dengan menyadari akibatnya bagi kelangsungan hidup manusia dan khusisnya bagi generasi masa depan, maka upaya mengurangi sampah plastik harus diperkuat.

Dalam hal ini seperti dilansir Kompas, Indonesia melalui Badan Tenaga Atom Internasional (International.Atomic Energy Agency, IAEA) telah melakukan upaya penanggulangan sampah plastik. Bahkan disebutkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara percontohan untuk program Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic) yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi nuklir untuk pengelolaan dan daur ulang limbah plastik.

Program yang ditargetkan akan dimulai pada 2021 ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam penerapan teknologi inovatif pengolahan plastik. Selain itu, program yang terintegrasi dengan program nasional penanggulangan limbah plastik juga diharapkan dapat membantu pencapaian target pengurangan limbah plastik, baik secara nasional maupun regional.

Sementara itu para peneliti juga terus melakukan riset dan pengembangan untuk melakukan pengolahan limbah plastik. Salah satunya adalah dengan upaya melakukan konversi sampah plastik atau biomassa menjadi bahan bakar cair melalui proses pyrolysis, yaitu sebuah reaksi perengkahan termal tanpa menggunakan oksigen. 

Saat ini, pyrolysis menjadi perhatian karena dapat memberikan manfaat secara ekonomi yang sekaligus mengurangi sampah plastik.

Peran Serta Warga Masyarakat Menanggulangi Sampah

Warga masyarakat harus terlibat dalam upaya mengurangi limbah plastik di lingkungan masing-masing. Kesadaran bahwa kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama harus dimiliki setiap warga masyarakat.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh warga masyarakat untuk berperan serta menanggulangi sampah dapat dilakukan dengan antara lain melalui gerakan 3 R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.

1. Reduce (Mengurangi)
Menghindari penggunaan tas plastik pada setiap kali kita berbelanja adalah salah satu contoh mudah yang bisa dilakukan oleh warga masyarakat dalam upaya mengurangi limbah plastik di lingkungan kita.

2. Reuse (Menggunakan Kembali)
Ada beberapa jenis barang yang tidak digunakan karena pemilik membeli barang baru, walaupun sebenarnya barang tersebut masih dapat berfungsi. Reuse adalah  menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

3. Recycle (Mendaur ulang)

Sampah anorganik didaur ulang secara kreatif menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, diubah menjadi cendera mata, pot bunga, dll.


Ibu Erni Indriastuti dari Dinperindag Kab. Banyumas (ke-4 dari kanan), saat mengunjungi BSSM. | Dokpri
Ibu Erni Indriastuti dari Dinperindag Kab. Banyumas (ke-4 dari kanan), saat mengunjungi BSSM. | Dokpri


Pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar berjalan efektif dan memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, dan dengan melibatkan seluruh warga masyarakat.

Kesadaran mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat harus terus giat disosialisasikan. Gerakan mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat itu dimulai dari kebersihan diri sendiri, dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing

Sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya sampah khususnya sampah plastik bagi kesehatan dan kelangsungan hidup tidak saja menjadi tanggung jawab dinas / lembaga terkait tapi juga dengan mengajak warga masyarakat berperan serta melakukan kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga baik secara perorangan, melalui komunitas pecinta lingkungan, melalui lembaga swadaya masyarakat, maupun melalui bank sampah.

Sebagai contoh, adalah kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Srayan Makarya yang beralamat di Jl. G. Wilis No. 25 RT 01 RW 02 Bobosan Purwokerto, Kabupaten Jawa Tengah.   

Bank sampah ini mendorong dan melibatkan warga masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah. Metodenya adalah dengan cara mencatat para penyetor sampah sebagai nasabah, untuk kemudian setiap sampah yang disetorkan langsung dicatat nilai nominal rupiahnya di buku tabungan nasabah. Nasabah dapat memilih jenis bank dikehendaki. 

Adapun lembaga keuangan yang sudah bekerjasama dengan bank sampah yang dipimpin oleh Bp. Supriyanto ini yaitu PT Pegadaian, Bank BNI, Bank BPR BKK Purwokerto, dan Forum Komunikasi Industri  Jasa Keuangan (FKlJK).

"Selain melakukan kegiatan pemilahan / daur ulang sampah, bank sampah ini juga aktif bergerak melakukan edukasi pengelolaan sampah di lingkungan setempat, melakukan edukasi daur ulang sampah, dan memanfaatkan barang bekas menjadi cenderamata yang sekaligus memberi nilai ekonomis pada benda-benda yang sudah tidak terpakai," kata Ibu Suciatin salah seorang pengurus bank sampah tersebut.

Seperti yang dilakukan pada hari Minggu tanggal 8 November lalu, Bank Sampah Srayan Makarya mengadakan pelatihan membuat corak / motif pada kain menggunakan bahan dari daun dan bunga di sekitar rumah, melalui metode yang disebut dengan ecoprint.  

Ecoprint terbentuk dari kata eco (asal kata: ekosistem) dan print yang artinya mencetak. Hadir sebagai narasumber yaitu Ibu Suni dari lembaga penyelenggara eduwisata "Bruwun Alas".

Kegiatan pelatihan ini mendapat dukungan dan perhatian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas, karena dinilai dapat memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kegiatan membuat motif di atas kain ini bila ditekuni tentu dapat menjadi peluang bisnis yang cukup menarik, dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan mengurangi pengangguran," ujar Ibu Erni Indriastuti selaku Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kab. Banyumas, yang berkesempatan mengunjungi Bank Sampah Srayan Makarya bersama dengan rombongan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Dinperindag Kab. Banyumas, perwakilan Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Kab. Banyumas, dan beberapa mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Untuk melengkapi tulisan ini, berikut di bawah ini adalah video rekaman pemaparan materi pelatihan Ecoprint yang disampaikan oleh Ibu Suni dari "Bruwun Alas", dan tanggapan selengkapnya dari Ibu Erni Indriastuti dari Dinperindag Kabupaten Banyumas berkaitan dengan pengelolaan sampah.

Dan berikut di bawah ini adalah dokumen video pelaksanaan pelatihan membuat benang dari tali plastik yang pernah dilakukan oleh Bank Sampah Srayan Makarya, bekerjasama dengan kantor Kelurahan Kemutug Lor Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas.

Demikian semoga tulisan dan video-video ini bermanfaat.

Referensi:

1. R. Miandad, M. Barakat, M. Rehan, A. Aburiazaiza, I. Ismail and A. Nizami, "Plastic waste to liquid oil through catalytic pyrolysis using natural and synthetic zeolite
catalysts," Waste Management
, 2017.

2. Herliati, Septian Bagus Prasetyo dan Yogi Verinaldy, "Review: Potensi Limbah Plastik Dan Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan Dengan Proses Pirolisis", Jurnal Teknologi Fakultas Teknologi Industri Universitas Jayabaya, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun