Sampah dihasilkan manusia dari setiap melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dari kegiatan rumah tangga, dan dari sisa hasil produksi pada industri. Sampah tersebut ada yang berbentuk zat cair, zat padat, dan ada pula yang berupa gas.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka jumlah sampah yang dihasilkan terus bertambah jumlahnya dari hari ke hari sehingga dapat mencemari lingkungan hidup kita.
Adapun jenis-jenis sampah itu adalah sebagai berikut:
1. Sampah Organik (Degradable)
Yaitu sampah yang dapat membusuk dan hancur terurai relatif cepat. Misalnya, sisa makanan, sayuran, kulit buah, daun, dan lain-lain. Sampah jenis ini hancur oleh proses alamiah dan terurai oleh mikroorganisme dalam hitungan beberapa hari / minggu.
2. Sampah Anorganik (Undegradable)
Yaitu sampah yang tidak membusuk dan sulit hancur terurai. Contohnya adalah sampah kantong plastik yang biasanya perlu waktu 10 - 12 tahun untuk hancur, botol plastik yang perlu waktu hingga 20 tahun untuk hancur, dan sterofoam yang butuh lebih lama lagi untuk bisa hancur secara sempurna.
Adapun dampak sampah terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya adalah sbb.
1. Dampak Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan lingkungan. Sampah menjadi sarang bibit penyakit seperti: diare, tifus, kolera, jamur, cacingan, dll.
2. Dampak Lingkungan
Sampah yang menumpuk di saluran air mengganggu aliran air got dan sungai sehingga menimbulkan potensi banjir. Sampah dan limbah cair di saluran air juga menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu pernapasan.
3. Dampak Sosial dan Ekonomi
Kondisi lingkungan tidak bersih dan rawan penyakit berdampak pada meningkatnya biaya kesehatan dan biaya sosial masyarakat. Bila tidak segera ditangani, maka nilai ekonomis dan daya tarik investasi lingkungan setempat juga menurun.
Dengan demikian persoalan sampah dan pencemaran lingkungan menjadi masalah yang tidak dapat dianggap ringan. Persoalan tersebut harus mendapatkan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat.
Dewasa ini yang menjadi perhatian secara khusus adalah persoalan sampah plastik yang nyata-nyata mengancam ekosistem manusia, satwa, dan makhluk hidup beserta lingkungan hidup pada umumnya.
Ditemukannya seekor ikan paus yang mati terdampar di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Baca: Kompas) karena menelan hampir 6 kg plastik dan sandal jepit pada 20 November 2018 yang lalu menjadi peringatan yang telah banyak membuat banyak pihak mengakui besarnya ancaman bahaya sampah plastik bagi ekosistem dan rantai makanan makhluk hidup.
Namun demikian tidak mudah mengurangi sampah plastik karena hingga saat ini kita belum benar-benar bisa melepaskan diri dari ketergantungan kita terhadap plastik.
Seperti dilaporkan oleh Kompas edisi 10 September 2020,  berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut .